tag:blogger.com,1999:blog-63158170990879983032024-03-05T01:43:49.464-08:00BudidayaHendrahttp://www.blogger.com/profile/02930009668972357983noreply@blogger.comBlogger37125tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-38695472068556313252011-08-07T15:18:00.000-07:002011-11-18T13:37:51.159-08:00Budidaya Ikan Lele<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayaikanlele"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<div style="background-color: #999999;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjejZB7cX6aBDpq_8j7ryitB8efpowhdGtYy3U2Q9iYzYQ7tCObAxdE4LcaeX_WrROXGFs0Dy129lWTIem2UGbv1lL8xYwp4u2GOyYERJR6Ru4nK-jbCLGDp3Vf2CG8iidMmRESwo9aRyo3/s1600/ikan+lele.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjejZB7cX6aBDpq_8j7ryitB8efpowhdGtYy3U2Q9iYzYQ7tCObAxdE4LcaeX_WrROXGFs0Dy129lWTIem2UGbv1lL8xYwp4u2GOyYERJR6Ru4nK-jbCLGDp3Vf2CG8iidMmRESwo9aRyo3/s1600/ikan+lele.jpg" /></a><b>SEJARAH SINGKAT</b></div>Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain:<br />
<a name='more'></a><br />
<ul><li>ikan kalang (Padang),</li>
<li>ikan maut (Gayo, Aceh),</li>
<li>ikan pintet (Kalimantan Selatan),</li>
<li>ikan keling (Makasar),</li>
<li>ikan cepi (Bugis),</li>
<li>ikan lele atau lindi (Jawa Tengah).</li>
<li>Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika),</li>
<li>plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia),</li>
<li>gura magura (Srilangka),</li>
<li>ca tre trang (Jepang).</li>
<li>Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.</li>
</ul><a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/08/budidaya-ikan-lele.html">Ikan lele</a> tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.<br />
<br />
Di Indonesia ada 6 (enam) <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/08/budidaya-ikan-lele.html">jenis ikan lele</a> yang dapat dikembangkan:<br />
<ol><li>Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera<br />
Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan)</li>
<li> Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih<br />
(Padang)</li>
<li>Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais<br />
(Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat)</li>
<li>Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera<br />
Barat), kaleh (Kalimantan Selatan)</li>
<li>Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan<br />
penang (Kalimantan Timur)</li>
<li>Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat<br />
fish, berasal dari Afrika</li>
</ol><hr /><div style="background-color: #999999;"><b>PERSYARATAN LOKASI</b></div><ol><li>Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,<br />
tidak berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapat digunakan untuk<br />
budidaya lele dapat berupa: sawah, kecomberan, kolam pekarangan,<br />
kolamkebun, dan blumbang</li>
<li>Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya maksimal 700 m dpl (diatas permukaan laut)</li>
<li>Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%</li>
<li>Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya</li>
<li>Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok</li>
<li>Ikan lele dapat hidup pada suhu 20°C, dengan suhu optimal antara 25-28°C. Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-<br />
30°C dan untuk pemijahan 24-28 ° C.</li>
<li>Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2</li>
<li>Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang dapat mematikan<br />
ikan.</li>
<li>Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan alami. Perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir</li>
<li>Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup, seperti enceng gondok</li>
<li>Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar ) maksimal 100 ppm dan optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60 cm; kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter</li>
<li>Persyaratan untuk <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/08/budidaya-ikan-lele.html">pemeliharaan ikan lele</a> di keramba :<br />
<ul><li> Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol</li>
<li>Dekat dengan rumah pemeliharaannya</li>
<li>Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter</li>
<li>Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudah dipasang</li>
<li>Kedalaman air 30-60 cm</li>
</ul></li>
</ol><hr /><div style="background-color: #999999;"><b>PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA</b></div><ol><li><b style="background-color: #cccccc;">Penyiapan Sarana dan Peralatan</b><br />
Dalam pembuatan kolam pemeliharaan ikan lele sebaiknya ukurannya tidak terlalu luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan. Bentuk dan ukuran kolam pemeliharaan bervariasi, tergantung selera pemilik dan lokasinya. Tetapi sebaiknya bagian dasar dan dinding kolam dibuat permanen. Pada minggu ke 1-6 air harus dalam keadaan jernih kolam, bebas dari pencemaran maupun fitoplankton. Ikan pada usia 7-9 minggu kejernihan airnya harus dipertahankan. Pada minggu 10, air dalam batas-batas tertentu masih diperbolehkan. Kekeruhan menunjukkan kadar bahan padat yang melayang dalam air (plankton). Alat untuk mengukur kekeruhan air disebut secchi. Prakiraan kekeruhan air berdasarkan usia lele (minggu) sesuai angka secchi :<br />
<ul><li> Usia 10-15 minggu, angka secchi = 30-50</li>
<li>Usia 16-19 minggu, angka secchi = 30-40</li>
<li>Usia 20-24 minggu, angka secchi = 30 </li>
</ul></li>
<li><b style="background-color: #cccccc;">Penyiapan Bibit</b><br />
<ul><li> <b style="background-color: #ffd966;">Menyiapkan Bibit</b><br />
<ol><li> <b>Pemilihan Induk</b><br />
<ul><li> <b style="background-color: #d9ead3;">Ciri-ciri induk lele jantan:</b><br />
<ol><li> Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina</li>
<li>Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina</li>
<li>Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan</li>
<li>Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress)</li>
<li>Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan lele betina</li>
<li>Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani)</li>
<li>Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina </li>
</ol></li>
<li><b style="background-color: #d9ead3;">Ciri-ciri induk lele betina:</b><br />
<ol><li> Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan</li>
<li>Warna kulit dada agak terang</li>
<li>Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus</li>
<li>Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung</li>
<li>Perutnya lebih gembung dan lunak</li>
<li>Bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur)</li>
</ol></li>
<li><b style="background-color: #d9ead3;">Syarat induk lele yang baik:</b><br />
<ol><li> Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan</li>
<li>Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam</li>
<li>Berat badannya berkisar antara 100-200 gram, tergantung kesuburan badan dengan ukuran panjang 20-5 cm</li>
<li>Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah</li>
<li>Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina berumur satu tahun</li>
<li>Frekuensi pemijahan bisa satu bula sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung cukup protein</li>
</ol></li>
<li><b style="background-color: #d9ead3;">Ciri-ciri induk lele siap memijah adalah calon induk</b><br />
terlihat mulai berpasang- pasangan, kejar-kejaran antara yang jantan dan yang betina. Induk tersebut segera ditangkap dan ditempatkan dalam kolam tersendiri untuk dipijahkan.<br />
</li>
<li><b style="background-color: #d9ead3;">Perawatan induk lele:</b><br />
<ol><li>Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk ikan lele diberi makanan yang berkadar protein tinggi seperti cincangan daging bekicot, larva lalat/belatung, rayap atau makanan buatan (pellet). Ikan lele membutuhkan pellet dengan kadar protein yang relatif tinggi, yaitu ± 60%. Cacing sutra kurang baik untuk makanan induk lele, karena kandungan lemaknya tinggi. Pemberian cacing sutra harus dihentikan seminggu menjelang perkawinan atau pemijahan</li>
<li>Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan jumlah 5-10% dari berat total ikan</li>
<li>Setelah benih berumur seminggu, induk betina dipisahkan, sedangkan induk jantan dibiarkan untuk menjaga anak-anaknya. Induk jantan baru bisa dipindahkan apabila anak-anak lele sudah berumur 2 minggu</li>
<li>Segera pisahkan induk-induk yang mulai lemah atau yang terserang penyakit untuk segera diobati</li>
<li>Mengatur aliran air masuk yang bersih, walaupun kecepatan aliran tidak perlu deras, cukup 5-6 liter/menit.</li>
</ol></li>
</ul></li>
<li><b>Pemijahan Tradisional</b><br />
<ul><li> <b style="background-color: #d0e0e3;">Pemijahan di Kolam Pemijahan</b><br />
<ol><li> <b>Kolam induk:</b><br />
<ul><li> Kolam dapat berupa tanah seluruhnya atau tembok sebagian dengan dasar tanah</li>
<li>Luas bervariasi, minimal 50 m2</li>
<li>Kolam terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian dangkal (70%) dan bagian dalam (kubangan) 30 % dari luas kolam. Kubangan ada di bagian tengah kolam dengan kedalaman 50-60 cm, berfungsi untuk bersembunyi induk, bila kolam disurutkan airnya</li>
<li>Pada sisi-sisi kolam ada sarang peneluran dengan ukuran 30x30x25 cm3, dari tembok yang dasarnya dilengkapi saluran pengeluaran dari pipa paralon diamneter 1 inchi untuk keluarnya banih ke kolam pendederan</li>
<li>Setiap sarang peneluran mempunyai satu lubang yang dibuat dari pipa paralon (PVC) ukuran ± 4 inchi untuk masuknya induk-induk lele</li>
<li>Jarak antar sarang peneluran ± 1 m</li>
<li>Kolam dikapur merata, lalu tebarkan pupuk kandang (kotoran ayam) sebanyak 500-750 gram/m2</li>
<li>Airi kolam sampai batas kubangan, biarkan selama 4 hari. Kolam Rotifera (cacing bersel tunggal)</li>
<li>Letak kolam rotifera di bagian atas dari kolam induk berfungi untuk menumbuhkan makanan alami ikan (rotifera)</li>
<li>Kolam rotifera dihubungkan ke kolam induk dengan pipa paralon untuk mengalirkan rotifera</li>
<li>Kolam rotifera diberi pupuk organik untuk memenuhi persyaratan tumbuhnya rotifera</li>
<li>Luas kolam ± 10 m2</li>
</ul></li>
<li><b>Pemijahan:</b><br />
<ul><li>Siapkan induk lele betina sebanyak 2x jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan sebanyak jumlah sarang; atau satu pasang per sarang; atau satu pasang per 2-4 m2 luas kolam (pilih salah satu)</li>
<li>Masukkan induk yang terpilih ke kubangan, setelah kubangan diairi selama 4 hari</li>
<li>Beri/masukkan makanan yang berprotein tinggi setiap hari seperti cacing, ikan rucah, pellet dan semacamnya, dengan dosis (jumlah berat makanan) 2-3% dari berat total ikan yang ditebarkan</li>
<li>Biarkan sampai 10 hari</li>
<li>Setelah induk dalam kolam selama 10 hari, air dalam kolam dinaikkan sampai 10-15 cm di atas lubang sarang peneluran atau kedalaman air dalam sarang sekitar 20-25 cm. Biarkan sampai 10 hari. Pada saat ini induk tak perlu diberi makan, dan diharapkan selama 10 hari berikutnya induk telah memijah dan bertelur. Setelah 24 jam, telur telah menetas di sarang, terkumpullah benih lele. Induk lele yang baik bertelur 2-3 bulan satu kali bila makanannya baik dan akan bertelur terus sampai umur 5 tahun</li>
<li>Benih lele dikeluarkan dari sarang ke kolam pendederan dengan cara:<br />
air kolam disurutkan sampai batas kubangan, lalu benih dialirkan melalui pipa pengeluaran</li>
<li>Benih-benih lele yang sudah dipindahkan ke kolam pendederan diberi makanan secara intensif, ukuran benih 1-2 cm, dengan kepadatan 60 -100 ekor/m2</li>
<li>Dari seekor induk lele dapat menghasilkan ± 2000 ekor benih lele. Pemijahan induk lele biasanya terjadi pada sore hari atau malam hari</li>
</ul></li>
</ol></li>
<li><b style="background-color: #d0e0e3;">Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Berpasangan</b><br />
<ol><li> <b>Penyiapan bak pemijahan secara berpasangan:</b><br />
<ul><li> Buat bak dari semen atau teraso dengan ukuran 1 x 1 m atau 1 x 2 m dan tinggi 0,6 m</li>
<li>Di dalam bak dilengkapi kotak dari kayu ukuran 25 x 40x30 cm tanpa dasar sebagai sarang pemijahan. Di bagian atas diberi lubang dan diberi tutup untuk melihat adanya telur dalam sarang. Bagian depan kotak/sarang pemijahan diberi enceng gondok supaya kotak menjadi gelap</li>
<li>Sarang pemijahan dapat dibuat pula dari tumpukan batu bata atau ember plastik atau barang bekas lain yang memungkinkan</li>
<li>Sarang bak pembenihan diberi ijuk dan kerikil untuk menempatkan telur hasil pemijahan</li>
<li>Sebelum bak digunakan, bersihkan/cuci dengan air dan bilas dengan formalin 40 % atau KMnO4 (dapat dibeli di apotik);<br />
kemudian bilas lagi dengan air bersih dan keringkan.</li>
</ul></li>
<li><b>Pemijahan:</b><br />
<ul><li>Tebarkan I (satu) pasang induk dalam satu bak setelah bak diisi air setinggi ±25 cm. Sebaiknya airnya mengalir. Penebaran dilakukan pada jam 14.00–16.00</li>
<li>Biarkan induk selama 5-10 hari, beri makanan yang intensif. Setelah ± 10 hari, diharapkan sepasang induk ini telah memijah, bertelur dan dalam waktu 24 jam telur-telur telah menetas. Telur-telur yang baik adalah yang berwarna kuning cerah</li>
<li>Beri makanan anak-anak lele yang masih kecil (stadium larva) tersebut berupa kutu air atau anak nyamuk dan setelah agak besar dapat diberi cacing dan telur rebus</li>
</ul></li>
</ol></li>
<li><b style="background-color: #d0e0e3;">Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Masal</b><br />
<ol><li> <b>Penyiapan bak pemijahan secara masal:</b><br />
<ul><li> Buat bak dari semen seluas 20 m2 atau 50 m2, ukuran 2x10 m2 atau 5x10 m2</li>
<li>Di luar bak, menempel dinding bak dibuat sarang pemijahan ukuran 30x30x30 cm3, yang dilengkapi dengan saluran pengeluaran benih dari paralon (PVC) berdiameter 1 inchi. Setiap sarang dibuatkan satu lubang dari paralon berdiameter 4 inchi</li>
<li>Dasar sarang pemijahan diberi ijuk dan kerikil untuk tempat menempel telur hasil pemijahan</li>
<li>Sebelum digunakan, bak dikeringkan dan dibilas dengan larutan desinfektan atau formalin, lalu dibilas dengan air bersih; kemudian keringkan</li>
</ul></li>
<li><b>Pemijahan:</b><br />
<ul><li>Tebarkan induk lele yang terpilih (matang telur) dalam bak pembenihan sebanyak 2xjumlah sarang , induk jantan sama banyaknya dengan induk betina atau dapat pula ditebarkan 25-50 pasang untuk bak seluas 50 m2 (5x10 m2), setelah bak pembenihan diairi setinggi 1m</li>
<li>Setelah 10 hari induk dalam bak, surutkan air sampai ketinggian 50- 60cm, induk beri makan secara intensif</li>
<li>Sepuluh hari kemudian, air dalam bak dinaikkan sampai di atas lubang sarang sehingga air dalam sarang mencapai ketinggian 20-25 cm</li>
<li>Saat air ditinggikan diharapkan induk-induk berpasangan masuk sarang pemijahan, memijah dan bertelur. Biarkan sampai ± 10 hari</li>
<li>Sepuluh hari kemudian air disurutkan lagi, dan diperkirakan telur-telur dalam sarang pemijahan telah menetas dan menjadi benih lele</li>
<li>Benih lele dikeluarkan melalui saluran pengeluaran benih untuk didederkan di kolam pendederan.</li>
</ul></li>
</ol></li>
</ul></li>
<li><b>Pemijahan Buatan</b><br />
Cara ini disebut Induced Breeding atau hypophysasi yakni merangsang ikan lele untuk kawin dengan cara memberikan suntikan berupa cairan hormon ke dalam tubuh ikan. Hormon hipophysa berasal dari kelenjar hipophysa, yaitu hormon gonadotropin. Fungsi hormon gonadotropin:<br />
<ul><li>Gametogenesis: memacu kematangan telur dan sperma, disebut Follicel Stimulating Hormon. Setelah 12 jam penyuntikan, telur mengalami ovulasi (keluarnya telur dari jaringan ikat indung telur). Selama ovulasi, perut ikan betina akan membengkak sedikit demi sedikit karena ovarium menyerap air. Saat itu merupakan saat yang baik untuk melakukan pengurutan perut (stripping)</li>
<li>Mendorong nafsu sex (libido)</li>
</ul></li>
</ol></li>
<li><b style="background-color: #ffd966;">Perlakuan dan Perawatan Bibit</b><br />
<ol><li> <b>Kolam untuk pendederan:</b><br />
<ul><li>Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar 50 cm, panjang 200 cm, dan tinggi 50 cm. Dinding kolam dibuat tegak lurus, halus, dan licin, sehingga apabila bergesekan dengan tubuh benih lele tidak akan melukai. Permukaan lantai agak miring menuju pembuangan air. Kemiringan dibuat beda 3 cm di antara kedua ujung lantai, di mana yang dekat tempat pemasukan air lebih tinggi. Pada lantai dipasang pralon dengan diameter 3-5 cm dan panjang 10 m</li>
<li>Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air dipasang saringan yang dijepit dengan 2 bingkai kayu tepat dengan permukaan dalam dinding kolam. Di antara 2 bingkai dipasang selembar kasa nyamuk dari bahan plastik berukuran mess 0,5-0,7 mm, kemudian dipaku</li>
<li>Setiap kolam pendederan dipasang pipa pemasukan dan pipa air untuk mengeringkan kolam. Pipa pengeluaran dihubungkan dengan pipa plastik yang dapat berfungsi untuk mengatur ketinggian air kolam. Pipa plastik tersebut dikaitkan dengan suatu pengait sebagai gantungan</li>
<li>Minggu ketiga, benih dipindahkan ke kolam pendederan yang lain. Pengambilannya tidak boleh menggunakan jaring, tetapi dengan mengatur ketinggian pipa plastik</li>
<li>Kolam pendederan yang baru berukuran 100 x 200 x 50 cm, dengan bentuk dan konstruksi sama dengan yang sebelumnya</li>
</ul></li>
<li><b>Penjarangan:</b><br />
<ul><li>Penjarangan adalah mengurangi padat penebaran yang dilakukan karena ikan lele berkembang ke arah lebih besar, sehingga volume ratio antara lele dengan kolam tidak seimbang<br />
Apabila tidak dilakukan penjarangan dapat mengakibatkan:<br />
<ol><li> Ikan berdesakan, sehingga tubuhnya akan luka</li>
<li>Terjadi perebutan ransum makanan dan suatu saat dapat memicu mumculnya kanibalisme (ikan yang lebih kecil dimakan oleh ikan yang lebih besar)</li>
<li>Suasana kolam tidak sehat oleh menumpuknya CO2 dan NH3, dan O2 kurang sekali sehingga pertumbuhan ikan lele terhambat</li>
</ol></li>
<li>Cara penjarangan pada benih ikan lele:<br />
<ol><li> Minggu 1-2, kepadatan tebar 5000 ekor/m2</li>
<li>Minggu 3-4, kepadatan tebar 1125 ekor/m2</li>
<li>Minggu 5-6, kepadatan tebar 525 ekor/m2</li>
</ol></li>
</ul></li>
<li><b>Pemberian pakan:</b><br />
<ul><li>Hari pertama sampai ketiga, benih lele mendapat makanan dari kantong kuning telur (yolk sac) yang dibawa sejak menetas<br />
</li>
<li>Hari keempat sampai minggu kedua diberi makan zooplankton, yaitu Daphnia dan Artemia yang mempunyai protein 60%. Makanan tersebut diberikan dengan dosis 70% x biomassa setiap hari yang dibagi dalam 4 kali pemberian. Makanan ditebar disekitar tempat pemasukan air. Kira-kira 2-3 hari sebelum pemberian pakan zooplankton berakhir, benih lele harus dikenalkan dengan makanan dalam bentuk tepung yang berkadar protein 50%. Sedikit dari tepung tersebut diberikan kepada benih 10-15 menit sebelum pemberian zooplankton. Makanan yang berupa teoung dapat terbuat dari campuran kuning telur, tepung udang dan sedikit bubur nestum</li>
<li>Minggu ketiga diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari</li>
<li>Minggu keempat dan kelima diberi pakan sebanyak 32% x biomassa setiap hari</li>
<li>Minggu kelima diberi pakan sebanyak 21% x biomassa setiap hari</li>
<li>Minggu ketiga diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari</li>
<li>Minggu keenam sudah bisa dicoba dengan pemberian pelet apung.</li>
</ul></li>
<li><b>Pengepakan dan pengangkutan benih</b><br />
<ul><li> Cara tertutup:<br />
<ol><li>Kantong plastik yang kuat diisi air bersih dan benih dimasukkan sedikit demi sedikit. Udara dalam plastik dikeluarkan. O2 dari tabung dimasukkan ke dalam air sampai volume udara dalam plastik 1/3–1/4 bagian. Ujung plastik segera diikat rapat</li>
<li>Plastik berisi benih lele dimasukkan dalam kardus atau peti supaya tidak mudah pecah.</li>
</ol></li>
<li>Cara terbuka dilakukan bila jarak tidak terlalu jauh:<br />
<ol><li>Benih lele dilaparkan terlebih dahulu agar selama pengangkutan, air tidak keruh oleh kotoran lele. (Untuk pengangkutan lebih dari 5jam)</li>
<li>Tempat lele diisi dengan air bersih, kemudian benih dimasukkan sedikit demi sedikit. Jumlahnya tergantung ukurannya. Benih ukuran 10 cm dapat diangkut dengan kepadatan maksimal 10.000/m3 atau 10 ekor/liter. Setiap 4jam, seluruh air diganti di tempat yang teduh</li>
</ol></li>
</ul></li>
</ol></li>
</ul></li>
<li><b style="background-color: #cccccc;">Pemeliharaan Pembesaran</b><br />
<ul><li> <b style="background-color: #ffd966;">Pemupukan</b><br />
<ol><li>Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi benih lele</li>
<li>Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 500-700 gram/m 2 . Dapat pula ditambah urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m 2 , dan amonium nitrat 15 gram/m 2 . Selanjutnya dibiarkan selama 3 hari</li>
<li>Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm dan dibiarkan selama satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi coklat atau kehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele</li>
<li>Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.</li>
</ol></li>
<li><b style="background-color: #ffd966;">Pemberian Pakan</b><br />
<ol><li> <b>Makanan Alami Ikan Lele</b><br />
<ul><li> Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva, cacing-cacing, dan serangga air</li>
<li>Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol. Diatome), Anabaena spp (gol. Cyanophyta), Navicula spp (gol. Diatome), ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta)</li>
<li>Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein</li>
<li>Ikan lele juga menyukai kotoran yang berasal dari kakus</li>
</ul></li>
<li><b>Makanan Tambahan</b><br />
<ul><li>Pemeliharaan di kecomberan dapat diberi makanan tambahan berupa sisa-sisa makanan keluarga, daun kubis, tulang ikan, tulang ayam yang dihancurkan, usus ayam, dan bangkai</li>
<li>Campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau campuran bekatul, jagung, dan bekicot (2:1:1).</li>
</ul></li>
<li><b>Makanan Buatan (Pellet)</b><br />
<ul><li>Komposisi bahan (% berat): tepung ikan=27,00; bungkil kacang kedele=20,00; tepung terigu=10,50; bungkil kacang tanah=18,00; tepung kacang hijau=9,00; tepung darah=5,00; dedak=9,00; vitamin=1,00; mineral=0,500</li>
<li>Proses pembuatan:<br />
Dengan cara menghaluskan bahan-bahan, dijadikan adonan seperti pasta, dicetak dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari 10%. Penambahan lemak dapat diberikan dalam bentuk minyak yang dilumurkan pada pellet sebelum diberikan kepada lele. Lumuran minyak juga dapat memperlambat pellet tenggelam</li>
<li>Cara pemberian pakan:<br />
<ol><li>Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat umur 6 minggu dan diberikan pada ikan lele 10-15 menit sebelum pemberian makanan yang berbentuk tepung</li>
<li>Pada minggu 7 dan seterusnya sudah dapat langsung diberi makanan yang berbentuk pellet</li>
<li>Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari, karena suhu tinggi dapat mengurangi nafsu makan lele</li>
</ol></li>
</ul></li>
</ol></li>
<li><b style="background-color: #ffd966;">Pemberian Vaksinasi</b><br />
Cara-cara vaksinasi sebelum benih ditebarkan:<br />
<ol><li> Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan, lele yang berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengan dosis 200 ppm selama 10-15 menit. Setelah divaksinasi lele tersebut akan kebal selama 6 bulan</li>
<li>Pencegahan penyakit karena bakteri juga dapat dilakukan dengan menyutik dengan terramycin 1 cc untuk 1 kg induk</li>
<li>Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam lele dalam larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.</li>
</ol></li>
<li><b style="background-color: #ffd966;">Pemeliharaan Kolam/Tambak</b><br />
<ol><li>Kolam diberi perlakuan pengapuran dengan dosis 25-200 gram/m2 untuk memberantas hama dan bibit penyakit</li>
<li>Air dalam kolam/bak dibersihkan 1 bulan sekali dengan cara mengganti semua air kotor tersebut dengan air bersih yang telah diendapkan 2 malam</li>
<li>Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 200 gram/m 2 selama satu minggu. Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kemudian dibiarkan kering lebih lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak.</li>
</ol></li>
</ul></li>
</ol><hr /><div style="background-color: #999999;"><b>HAMA DAN PENYAKIT</b></div><ol><li><b style="background-color: #cccccc;">Hama dan Penyakit</b><br />
<ul><li> Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan lele</li>
<li>Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara lain:<br />
berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan belut</li>
<li>Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidak banyak diserang hama. Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.<br />
<ol><li> <i>Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla</i> Bentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak di ujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,7–0,8 x 1–1,5 mikron.<br />
Gejala:<br />
iwarna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas megap-megap di permukaan air.<br />
Pengendalian:<br />
memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk kualitas air.<br />
Pengobatan melalui makanan antara lain:<br />
(1) Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7–10 hari berturut-turut.<br />
(2) Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4 hari.</li>
<li><i>Penyakit Tuberculosis</i><br />
Penyebab:<br />
bakteri Mycobacterium fortoitum).<br />
Gejala:<br />
tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip.<br />
Pengendalian:<br />
memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.<br />
Pengobatan:<br />
dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5–7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5–15 hari.</li>
<li><i>Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia</i>.<br />
Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah.<br />
Gejala:<br />
ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas.<br />
Pengendalian:<br />
benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–10 ppm selama 15 menit.</li>
<li><i>Penyakit Bintik Putih dan Gatal/Trichodiniasis</i><br />
Penyebab:<br />
parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis.<br />
Gejala:<br />
(1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air;<br />
(2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang;<br />
(3) ikan sering menggosok- gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam. Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.<br />
Pengobatan:<br />
dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.</li>
<li><i>Penyakit Cacing Trematoda</i><br />
Penyebab:<br />
cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip.<br />
Gejala:<br />
insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu.<br />
Pengendalian:<br />
(1) direndam Formalin 250 cc/m 3 air selama 15 menit;<br />
(2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam;<br />
(3) mencelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium -Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ± 30 menit;<br />
(4) memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit;<br />
(5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ± 10 menit.</li>
<li><i>Parasit Hirudinae</i><br />
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan.<br />
Gejala:<br />
pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kurang darah.<br />
Pengendalian:<br />
selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan<br />
Diterex 0,5 ppm.</li>
</ol></li>
</ul></li>
<li><b style="background-color: #cccccc;">Hama Kolam/Tambak</b><br />
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya:<br />
<ul><li> Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.</li>
<li>Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.</li>
<li>Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.</li>
<li>Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.</li>
</ul></li>
</ol><hr /><div style="background-color: #999999;"><b>PANEN</b></div><ol><li><b style="background-color: #cccccc;">Penangkapan</b><br />
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:<br />
<ul><li> Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktu-waktu dapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 200 gram/ekor.</li>
<li>Pada lele Dumbo, pemanenan dapat dilakukan pada masa pemeliharaan 3-4 bulan dengan berat 200-300 gram per ekornya. Apabila waktu pemeliharaan ditambah 5-6 bulan akan mencapai berat 1-2 kg dengan panjang 60-70 cm.</li>
<li>Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.</li>
<li>Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.</li>
<li>Bila penangkapan menggunakan pancing, biarkan lele lapar lebih dahulu.</li>
<li>Bila penangkapan menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaan dengan pemberian pakan, sehingga lele mudah ditangkap.</li>
<li>Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama 1-2 hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.</li>
<li>Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.</li>
</ul></li>
<li><b style="background-color: #cccccc;">Pembersihan</b><br />
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:<br />
<ul><li> Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m 2 pada dinding kolam sampai rata.</li>
<li>Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat kalikus (PK) dengan cara yang sama.</li>
<li>Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengan sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yang ada di kolam.</li>
</ul></li>
</ol><hr /><div style="background-color: #999999;"><b>PASCAPANEN</b></div><ol><li>Setelah dipanen, lele dibersihkan dari lumpur dan isi perutnya. Sebelum dibersihkan sebaiknya lele dimatikan terlebih dulu dengan memukul kepalanya memakai muntu atau kayu.</li>
<li>Saat mengeluarkan kotoran, jangan sampai memecahkan empedu, karena dapat menyebabkan daging terasa pahit.</li>
<li>Setelah isi perut dikeluarkan, ikan lele dapat dimanfaatkan untuk berbagai ragam masakan.</li>
</ol>SUMBER:<br />
http://www.scribd.com/doc/3828169/Budidaya-Ikan-Lele<br />
<hr /><hr /><hr /><h3><a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/08/budidaya-ikan-lele.html">Khasiat Manfaat Ikan Lele</a></h3>Ikan air tawar satu ini ternyata memiliki banyak manfaat dalam bidang kesehatan. Sungguh tidak disangka ikan yang suka memakan kotoran ternyata dapat digunakan sebagai obat. Diantara sekian banyak khasiat ikan lele untuk pengobatan ialah : Memperkuat otot-otot perut,mengobati kencing manis,impotensi,hepatitis,ambien dan eksim. Cara pemakaiannya pun sangat mudah, cukup dimasak/direbus lalu dimakan atau di bakar hangus dan di tumbuk halus lalu di buat serbuk,di seduh dengan air panas lalu di minum. Terutama bagi mereka yang menderita impotensi,ambil ikan lele di masak sesuai selera anda lalu di makan.Yang di jual di warung-warung biasanya dalam bentuk goreng lalu di campur dengan sambal lalapan,ini amat baik jika di sertai daun kemangi. Antara daging dan bumbu sambal itulah yang membuat kita jadi perkasa.<br />
<br />
Berdasarkan kajian ilmiah ikan lele memiliki kandungan protein yang cukuptinggi didalamnya yaitu sekitar 17%,tak hanya itu ikan ini juga memiliki berbagai macam asam lemak,esensial yang dapat mencukupi kabutuhan akan asam lemak harian kita sekitar 9%. Namun batasi konsumsi ikan ini,karena kandungan kolesterolnya juga lumayan tinggi.1 hari 2 ekor sudah cukup memberikan banyak manfaat.<br />
<br />
Manfaat lain dari Lele adalah membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Kandungan Asam Amino Esensial sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang pada anak, membantu penyerapan kalsium dan menjaga keseimbangan nitrogen dalam tubuh, dan memelihara masa tubuh anak agar tidak terlalu berlemak. Selain itu juga mampu menghasilkan antibody, hormone, enzim, dan pembentukan kolagen, disamping perbaikan jaringan. Sehingga Lele juga bisa melindungi anak dari cold sore dan virus herpes.<br />
<br />
Untuk mengatasi masalah keperkasaan ahli pengobatan tradisional menyarankan cari patil yang sangat berguna untuk meningkatkan keperkasaan lelaki loyo dan kurang bersemangat.<br />
Caranya dengan dibuat ramuan yang mirip dengan metode pembuatan jamu.<br />
pertama kali carilah patil lele secukupnya. Sebisa mungkin cari ikan lele hitam (tanggapan alam, red). Pasalnya, khasiat patil lele liar lebih manjur dibanding lele ternakan. Setelah itu, patil tersebut digoreng sangan / disangrai (digoreng dengan menggunakan wajan yang terbuat dari tanah tanpa menggunakan minyak) sampai kering. Lalu tumbuk sampai halus.<br />
Ambil satu sendok teh bubuk tersebut, kemudian campur dengan kopi dan gula sesuai selera. Setelah semua tersedia, tuangkan air panas sebanyak 250 cc ke dalam gelas. Aduk hingga rata. Barulah dalam sekejab kopi serbuk patil lele siap untuk diminum. Bila Anda kurang menyukai kopi atau tidak diperbolehkan minum kopi karena alasan kesehatan, kopi bisa diganti dengan wedang jahe.<br />
Setelah minum kopi patil lele, tunggu sesaat sampai ada reaksi. Bila reaksi sudah terlihat segeralah menjalankan ‘tugas’ rutin yang menjadi kewajiban suami istri. Niscaya, istri Anda yang semula meragukan tak lagi menyesalkan kejantanan Anda. Malah, ia akan ketagihan pada keperkasaan Anda. Mungkin ramuan tradisional itu bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi problem seksual. Siapa tahu dengan biaya yang super murah ini, kejantanan Anda kembali pulih.<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Semoga Bermanfaat </b></span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-64101370461792977492011-08-05T00:40:00.000-07:002011-11-18T13:37:04.936-08:00Budidaya Ikan Nila Bag-1<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayaikannilabag1"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiC9PN5mrycaM4zb6QHxWgmcMcT-nSqIfPqlA4a7IqYA7ab6RMTN69ik5_zllx89RFAeLBTmAXCRJxpJFZgbQZ-mOUI495vPRLT5HmpyZ9q57A3IS9oy7pw9yRQm1LS2-8WqDBXHeiD_GpY/s1600/ikan+nila.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="100" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiC9PN5mrycaM4zb6QHxWgmcMcT-nSqIfPqlA4a7IqYA7ab6RMTN69ik5_zllx89RFAeLBTmAXCRJxpJFZgbQZ-mOUI495vPRLT5HmpyZ9q57A3IS9oy7pw9yRQm1LS2-8WqDBXHeiD_GpY/s200/ikan+nila.jpg" width="150" /></a><span style="font-size: large;"><b>Aquaculture Untuk Pembangunan Pedesaan</b></span><br />
<br />
Nila atau tilapia berasal dari negara Afrika, tetapi telah diperkenalkan di beberapa negara, di seluruh dunia termasuk INDONESIA. ikan nila tahan terhadap serangan penyakit, mudah berkembang biak, makan berbagai jenis makanan dan bertoleransi dengan kualitas air yang buruk dengan kadar oksigen yang rendah.<br />
<a name='more'></a>Sebagian besar akan tumbuh di air payau dan beberapa akan beradaptasi dengan baik di air laut. Karakter ini membuat nila cocok untuk dibudidayakan hampir disemua negara.<br />
Mereka paling sering dibudidayakan di kolam, danau dan sawah.<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Masalah Kelebihan Populasi di Kolam</b></span><br />
<br />
Reproduksi alami Sepesies Ikan nila terjadi dalam salah satu dari dua cara, Spesies Oreochromis Aureus, O.Mossambicus, dan O.niloticus disebut mouth-brooder (telur dalam mulut). Betina mengerami dan menetaskan telur dalam mulutnya setelah mereka diletakan dan dibuahi oleh nila jantan.<br />
<br />
Spesies T.Rendalli dan T.Zilli disebut Substrat petelur karena telur diletakan dan menetas dibawah substrat dalam sarang yang digali oleh jantan dan betina. Induk memelihara telur dan larva tetapi tidak melindungi mereka di mulutnya.<br />
Kemudahan menghasilkan telur dan larva membuat mereka menghasilkan keturunan yang banyak dan tentunya menguntungkan untuk di budidayakan. Namun, sifat ini juga menimbulkan masalah, tingkat kelangsungan hidup dan tumbuh ikan kecil sangat tinggi menjadikan kolam ramai dan sesak, ikan menjadi terhambat pertumbuhannya karena pasokan makanan alaminya organisme yang ada dikolam habis, hampir 70% lebih dari populasi berat ikan nila munkin kurang dari 100gram, maka dari itu memerlukan teknik khusus dalam membudidayakannya supaya ikan yang didapat beratnya bisa lebih dari 150 gram<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Metode Untuk Mengendalikan Reproduksi</b></span><br />
<br />
Tujuh metode berikut digunakan untuk mengontrol rproduksi ikan nila.<br />
<ol><li>Pemanenan berkala nila larva dan ikan kecil dengan jaring untuk mengurangi persaingan makan<br />
-Efektif dalam kolam kecil<br />
-Tenaga kerja intensif<br />
-Memerlukan sedikit keterampilan</li>
<li>Pemisahan jenis kelamin setelah masa pertumbuhan awal (budidaya monosex)<br />
-Jantan tumbuh lebih cepat daripada betina<br />
-Sulit untuk kolam besar karena sejumlah ikan yang dibutuhkan dan prosesnya lambat<br />
-Kesalahan yang dibuat pada pemisahan sexing adalah sekitar 90%<br />
-Memerlukan tenagakerja terlatih</li>
<li>Stocking hibrida (Kawin silang) anak ikan "semua jantan".<br />
-Jantan tumbuh lebih cepat daripada betina<br />
-Membutuhkan persediaan bibit induk murni<br />
-Memerlukan fasilitas penetasan khusus dan tenaga terampil<br />
-Fingerlings hibrida mahal untuk di produksi</li>
<li>Budidaya terapung yang digantung diatas kolam<br />
-Jatuhnya telur ikan melalui jaring mencegah populasi anak ikan yang terlalu banyak dan berdesak-desakan dalam jaring<br />
-Budidaya kolam sistem apung biayanya mahal<br />
-Memerlukan makanan kualitas tinggi dan perawatannya intensif</li>
<li>Budidaya nila dengan kepadatan yang sangat tinggi di kolam<br />
-Berkerumun dalam jumlah banyak mengurangi dorongan untuk bereproduksi<br />
-Diperlukan pemberian pakan dengan ransum tinggi secara intensif<br />
-Pasokan air yang baik harus tersedia<br />
-Memerlukan listrik, gas atau diesel perangkat aerasi<br />
-Memerlukan keterampilan manajemen</li>
<li>Menyediakan dalam kolam, ikan liar sebagai anak ikan atau ikan dewasa dikolam ikan nila<br />
-Mengendalikan reproduksi berlebihan<br />
-Menghasilkan dua macam ikan<br />
-Nila besar harus ditebar awalnya, atau mereka akan dimakan<br />
-Seringkali sulit untuk mendapatkan jumlah memadai pemangsa fingerlings</li>
<li>Berikan pakan berhormon pada nila larva mulai dari umur dibawah 10hari sampai umur 21hari. dengan pemberian hormon jantan dapat menghasilkan "semua laki-laki" fingerlings.<br />
-Hormon sulit untuk didapatkan<br />
-Fasilitas penetasan dan membutuhkan tenaga terampil</li>
</ol><br />
<span style="font-size: large;"><b>Rangkuman Dari Pertimbangan Untuk Budidaya</b></span><br />
<br />
Tabel berikut meringkas pertimbangan pertimbangan utama untuk budidaya nila di kolam, apung dan sawah.Hal ini dimaksudkan sebagai daftar periksa untuk/ bagi yang tertarik akan budidaya nila<br />
<table border="0" cellpadding="2" cellspacing="1" style="background-color: black; height: 264px; text-align: left; width: 512px;"><tbody>
<tr> <td style="background-color: #999999; height: 41px; text-align: center; vertical-align: middle; width: 205px;"><big><span style="font-weight: bold;">Consideration</span></big></td> <td style="background-color: #999999; height: 41px; text-align: center; vertical-align: middle; width: 99px;"><span style="font-weight: bold;">Pond</span></td> <td style="background-color: #999999; height: 41px; text-align: center; vertical-align: middle; width: 142px;"><span style="font-weight: bold;">Culture Area Cage</span></td> <td style="background-color: #999999; height: 41px; text-align: center; vertical-align: middle; width: 120px;"><span style="font-weight: bold;">Rice Field</span></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: #cccccc; height: 232px; text-align: left; vertical-align: top; width: 205px;">1,Culture methods<br />
-mixed sex<br />
-monosex<br />
-polyculture<br />
-integrated with crops<br />
-livestock integration<br />
<br />
2.Minimum Size Of Culture Unit<br />
<br />
3.Stocking rates for culture methods*<br />
-no fertilization or feeding<br />
-fertilization only<br />
-feeding only<br />
-fertilization and feeding<br />
<br />
<br />
4.Size of stocked tilapia**<br />
-mixed-sex culture<br />
-monosex culture<br />
<br />
5.Grow-out period in months<br />
<br />
<br />
6.Average yield perharvest***<br />
<br />
7.Average harvest size<br />
-mixed-swex culture<br />
-monosex culture<br />
<br />
</td> <td style="background-color: white; height: 232px; text-align: center; vertical-align: top; width: 99px;"><br />
Yes<br />
Yes<br />
Yes<br />
Yes<br />
Yes<br />
<br />
100m2<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
......<br />
1-2<br />
1-2<br />
2<br />
<br />
<br />
<br />
5-15g<br />
20-40g<br />
<br />
4-6<br />
<br />
<br />
1-4 mt tons<br />
<br />
<br />
50-100g<br />
150-300g</td> <td style="background-color: white; height: 232px; text-align: center; vertical-align: top; width: 142px;"><br />
Yes<br />
Yes<br />
Yes<br />
Yes<br />
Yes/No<br />
<br />
1 m3<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
......<br />
50-100<br />
250-500<br />
250-500<br />
<br />
<br />
<br />
10-15g<br />
20-40g<br />
<br />
4-6<br />
<br />
<br />
5-50kg<br />
<br />
<br />
80-150g<br />
150-300g</td> <td style="background-color: white; height: 232px; text-align: center; vertical-align: top; width: 120px;"><br />
Yes<br />
Yes<br />
Yes<br />
Yes<br />
Yes<br />
<br />
1<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
0.3<br />
0.3-0.5<br />
0.3-0.5<br />
1-2<br />
<br />
<br />
<br />
5-15g<br />
20-40g<br />
<br />
Variable<br />
<br />
<br />
300-500kg<br />
<br />
<br />
50-100g<br />
100-200g</td> </tr>
</tbody> </table>*Ponds and rice fields are stocked on the basis of fish persquare meter of water surface area and cages on a per cubic meter basis<br />
**Tilapia at least20g are needed for monosex culture<br />
***Ponds and rice fields are computed on a hiectare basis and cages on a per cubic meter basis.<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Budidaya Jenis-jenis ikan nila</b></span><br />
<br />
Sebetulnya ada banyak ikan nila, tapi hanya sedikit yang dibudidayakan secara luas diseluruh dunia saat ini. Daftar berikut klompok luas spesies nila yang mengeram telur dalam mulut induk betina dan petelur.<br />
<br />
<b>Induk mengeram telur dalam mulutnya (mouth brooders)</b><br />
1.Oreochromis aureus biologi dan budidaya<br />
a.Reproduksi<br />
<ul><li>Betina mengerami telurnya dimulutnya</li>
<li>Suhu optimum 23-28*C</li>
<li>Bertelur 3x atau lebih pertahun dengan jumlah 1.500 - 4.300 telur yang dihasilkan pertahun</li>
<li>Telur menetas dalam 3 - 5 hari dan betina menjaga anak-anaknya 8 - 10 hari setelah telur menetas.</li>
</ul> b.Makanan<br />
<ul><li>Anak ikan memakan zooplankton</li>
<li>Ikan dewasa memakan zooplankton dan fitoplankton, memakan rumput, organisme juga makan makanan yang di produksi (pellet)</li>
</ul> c.Budidaya<br />
<ul><li>Lebih menyukai suhu 25 - 30*C</li>
<li>Suhu rendah toleransi 8 - 9*C</li>
<li>Tumbuh baik sampai salinites dari 16 - 20 bagian per seribu.</li>
</ul>2.Mujair biologi dan budidaya<br />
a.Reproduksi<br />
<ul><li>Betina mengeram telur dimulutnya</li>
<li>Suhu optimum 23 - 28*C</li>
<li>Dapat berkembang biak 6 -12x pertahun dengan 2.000 - 10.000 telur yang dihasilkan pertahun</li>
<li>Telur menetas dalam 2 - 5 hari dan larva dijaga induknya selama 8 - 10hari.</li>
</ul> b.Makanan<br />
<ul><li>Anak ikan makan zooplankton</li>
<li>Ikan dewasa makan zooplankton, fitoplankton dan makanan yang di produksi (pellet)</li>
</ul> c.Budidaya<br />
<ul><li>Suhu optimum 25 - 30*C</li>
<li>Temperatur rendah toleransi adalah 10 - 12*C</li>
<li>Berkembangbiak dan tumbuh lebih baik di air payau.</li>
</ul>3.O.Niloticus biologi dan budidaya<br />
a.Reproduksi<br />
<ul><li>Betina mengerami telur dimulutnya</li>
<li>Suhu optimum 25 - 29*C</li>
<li>Rata-rata 3 kali berkembang biak per tahun dengan sekitar 750 - 6.000 telur yang dihasilkan per tahun</li>
<li>Telur menetas dalam 3 - 5 hari dan betina menjaga larva selama 8 - 10 hari setelah menetas.</li>
</ul> b.Makanan<br />
<ul><li>Anak ikan makan zooplankton</li>
<li>Ikan dewasa makan zooplankton, fitoplankton, serangga dan organisme didalam kolam, juga makan makanan yang di produksi (pellet).</li>
</ul> c.Budidaya<br />
<ul><li>Suhu optimum 25 - 30*C</li>
<li>Toleransi suhu yang lebih rendah adalah 11*C</li>
<li>Tumbuh dengan baik di air hingga 20bagian per seribu salinitas.</li>
</ul><br />
<span style="font-size: large;"><b>Substrat Petelur</b></span><br />
<br />
1.Tilapia Rendalli biologi dan budidaya<br />
a.Reproduksi<br />
<ul><li>Jantan dan betina menggali sarang, menetaskan telur dan menjaga larva dalam mulutnya</li>
<li>Suhu optimum 25 - 30*C</li>
<li>Pemijahan bisa terjadi pada interval 7minggu 12.000 - 20.000 telur yang dihasilkan per tahun</li>
<li>Telur menetas dalam 5hari</li>
</ul> b.Makanan<br />
<ul><li>Anak ikan makan zooplankton</li>
<li>Ikan dewasa makan rumput laut, serangga, alga dan makanan yang diproduksi (pellet).</li>
</ul> c.Budidaya<br />
<ul><li>Suhu optimum 28*C</li>
<li>Temperatur rendah toleransi 12 - 13*C</li>
<li>Dapat mentolelir air payau.</li>
</ul><br />
2.Tilapia zilli<br />
a.Reproduksi<br />
<ul><li>Induk jantan dan betina menggali sarang, menjaga telur dan anak ikan</li>
<li>Suhu optimum 22 - 26*C</li>
<li>Enam kali berkembang biak pertahun mungkin dengan sekitar 6.000 - 42.000 telur yang dihasilkan pertahun</li>
<li>Telur menetas dalam 3 - 5hari</li>
</ul> b.Makanan<br />
<ul><li>Anak ikan makan zooplankton</li>
<li>Ikan dewasa makan fitoplankton, daun, batang, tumbuh-tumbuhan air yang berakar dan pakan yang diproduksi (pellet).</li>
</ul> c.Budidaya<br />
<ul><li>Suhu optimum 28*C</li>
<li>Toleransi suhu yang lebih rendah adalah 8 - 9*C</li>
<li>Tumbuh baik di airlaut kekuatan penuh.</li>
</ul><br />
<span style="font-size: large;"><b>Glosari</b></span><br />
<ul><li><b>Air payau</b> : Campuran airtawar dan airlaut</li>
<li><b>Pupuk</b> : Suatu zat yang ditambahkan ke air untuk meningkatkan produksi makanan ikan alami organisme.</li>
<li><b>Anak Ikan</b> : Ikan baru menetas yang beratnya kurang dari 1g atau ukuran kurang dari 2.5cm</li>
<li><b>Grouw-out pond / fasilitas</b> : Sebuah kolam atau sarana lain yang digunakan untuk pembesaran ikan sampai ukuran yang dipasarkan</li>
<li><b>Terintegrasi aquakultur</b> : Sistem aquakultur yang terintegrasi dengan ternak atau produksi tanaman. Misalnya, Dengan menggunakan pupuk kandang hewan untuk memupuk kolam ikan untuk meningkatkan produksi dan air dari kolam untuk mengairi taman</li>
<li><b>Hormon Jantanisasi</b> : Suatu zat yang ketika diberi makan untuk nila larva mendorong jaringan terdiferensiasi untuk berkembang menjadi organ reproduksi jantan (testis)</li>
<li><b>Manual Sexing</b> : Memeriksa ikan untuk menentukan sex</li>
<li><b>Diproduksi Makanan</b> : Secara komersial untuk makanan olahan ikan atau ternak</li>
<li><b>Campuran Budidaya Sexs</b> : Budidaya jantan dan betina tumbuh dalam kolam yang sama</li>
<li><b>Monosex Culture</b> : Budidaya dari semua jantan untuk di pasarkan</li>
<li><b>Mouth-Brooder</b> : Ikan yang menetaskan telur dalam mulutnya</li>
<li><b>Partial Harveting</b> : Periodik pemanenan sebagian ikan dari fasilitas budidaya selama siklus budidaya</li>
<li><b>Fitoplankton</b> : Tumbuhan dalam air plankton</li>
<li><b>Plankton</b> : Berbagai mikroskopik, perairan organisme (tumbuhan dan hewan) yang berfungsi sebagai makanan bagi hewan air yang lebih besar / ikan.</li>
<li><b>Polikultur</b> : Budidaya simultan dua atau lebih spesies air dengan kebiasaan makanan yang berbeda.</li>
<li><b>Predacious Fish (Ikan buas)</b> : Sebuah spesies ikan yang memakan ikan sebagai makanan lain</li>
<li><b>Spawning (Pemijahan)</b> : Proses perkawinan untuk menghasilkan telur dan larva</li>
<li><b>Substrat Spawner</b> : Ikan yang bertelur pada beberapa bentuk substrat atau permukaan dimana mereka akan menetaskan</li>
<li><b>Zooplankton</b> : Renik binatang kecil dalam air-plankton</li>
</ul><br />
Sumber:<br />
http://ikannila.com/Aquaculture-ikan-nila.htmUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-58290627456470447182011-08-04T00:35:00.000-07:002011-11-18T13:35:50.883-08:00Budidaya Ikan Nila Bag-2<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayaikannilabag-2"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<span style="font-size: large;"><b>Sebelum menjalankan usaha nila</b></span><br />
Pertama-tama anda harus lihat situasi dan kondisi ditempat usaha yang akan anda jalankan: Lokasi Transportasi, kolam, Sumber Air, Suhu air- Panas atau Dingin, Pakan harus tersedia cukup.<br />
<a name='more'></a><br />
Misalnya, usaha nila anda kurang cukup berhasil jika suhu air di kolam anda dibawah 20*C ikan anda akan tumbuh namun sangat lambat dan tentu ini akan merugikan dari segi produksi, karena suhu yang dingin tentu tidak cocok untuk nila<br />
<br />
Tapi bagaimana dengan kolam yang airnya dari sumber mata air? ini juga bisa namun kendalanya air tidak cepat berganti, akan selalu keruh jika sumber airnya kecil. Danau merupakan alternatif yang baik atau waduk, Resikonya ikan akan mati jika suhu air Dan kandungan belerangnya tinggi sewaktu-waktu dan ini terjadi hanya semalam dan tiba2 semua ikan mati, namun ini jarang terjadi di danau buatan atau waduk.<br />
<br />
Budidaya didanau atau waduk tentunya menggunakan sistem jaring apung, Produksi lebih produktif, lebih mudah penanganan, pemberian pakan dan panen. Keuntungan dari sistem ini adalah hasil panen lebih merata, karena pembesaran biasanya dari bibit yang sama besar dan pertumbuhan ikan cenderung sama antara nila jantan dan betina.<br />
Jika Anda memelihara 100 ekor dalam jaring apung mungkin Anda akan panen kembali 100 ekor dalam 90 hari kemudian. itu dikarenakan sitem jaring apung tidak memungkinkan nila betina untuk bereproduksi karena tidak ada tempat atau sarang untuk membuahi telur ikan sehingga telur akan hanyut keluar jaring atau menjadi makanan ikan lain.<br />
<br />
Pemeliharaan sistem kolam tanah biasa, biasanya akan menghasilkan ikan nila yang ukurannya berbeda-beda, ada yang besar, sedang dan kecil, Cara ini kurang menguntungkan.<br />
Jika 100 ekor Anda lepas 90 hari kemudian jumlahnya akan ribuan termasuk nila sedang dan kecil, namun ukuran besar yang harus masuk pasar hanya ikan jantan, dan ikan betina belum cukup dijual karena masih terlalu kecil.<br />
Perkiraan kasar, jika benih yang di tebar bukan dari jenis <b>Monoculture</b> maka selisih jantan dan betina 50:50, sehingga yang dapat anda jual hanya 50 ekor. Sudah pasti disinilah kerugian kebanyakan para petani, biaya pakan yang mahal tidak menutup produksi penjualan, mereka berpikir mereka untung karena ikan bertambah, Ya, memang benar ikan bertambah tapi tidak menambah penjualan segera untuk menutupi biaya produksi.<br />
<br />
Ikan jantan tumbuh 40% lebih cepat dari ikan betina, Jika betina sampai bereproduksi (beranak). saat betina menghasilkan telur dan larva saat itu ikan nila tidak tumbuh dikarenakan dia tidak makan pada saat bereproduksi. Nila betina menjaga larva dalam mulutnya sampai larva sudah cukup besar untuk dibiarkan oleh induknya.<br />
<br />
Untuk membesarkan ikan dikolam supaya mendapatkan untung, Besarkan nila dikolam air deras sehingga ikan nila betina terganggu untuk bereproduksi, Atau, panen nila sebelum usia dewasa sebelum nila menghasilkan telur, resikonya ukuran nila belum bisa di pasarkan karena ukurannya terlalu kecil 100 - 125g per ekor. Atau panen nila setelah bertelur dengan ukuran yang cukup besar dan anak ikan masih berukuran 3cm.<br />
Jenis nila GIFT mulai pada bobot 100 - 125g/ekor. Setelah bertelur sebulan kemudian bisa mencapai 200g/ekor dan sudah layak dikonsumsi.<br />
<br />
Tips:<br />
Pembesaran dapat dilakukan pada air yang deras, Pembesaran <b>Monoculture</b> (Satu jenis kelamin saja biasanya ikan jantan), Pembesaran sistem jaring, Panen sebelum nila betina bereproduksi, atau setelah bereproduksi.<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Kolam ikan nila</b></span><br />
1.<b>Rencana pembuatan kolam pembesaran</b><br />
Pembuatan kolam nila dapat dibuat dengan ber macam-macam ukuran tergantung dari minat dan lokasi tempat pembuatan. Model dan lokasi dimana saja tidak masalah yang penting ketersediaan air memadai.<br />
<br />
Pembuatan kolam berukuran 10m x 10m dengan kedalaman air 70cm jadi luas isi 100m2 dan ikan yang ditebar sebanyak 50.000 ekor dengan panjang ikan 4-5cm, kolam yang digunakan adalah kolam beton, pemberian pakan 3x sehari pakan ikan timbul atau apung, ketika ikan semakin besar dan mencapai berat 90g/ekor atau panjang 12-15cm jumlah ikan dikurangi setengah dan dibesarkan dalam kolam terpisah dengan ukuran kolam yang sama Cuman air dinaikan 1 - 1.5m sumber air yang digunakan adalah air pompa dan disetiap kolam terdapat 2 pancuran. air pancuran menghadap menyamping sehingga air dalam kolam berputar dan pintu keluar air tepat dibuat di tengah kolam.<br />
<br />
Jumlah ikan dalam kolam beton dan kolam tanah tidaklah sama, jika ukuran kolam tanah 10 x 10 ditebar ikan sebanyak 50.000 ekor munkin akan beresiko tinggi karena jumlah itu terlalu padat. Umumnya kolam tanah akan selalu keruh jika ikan berdesak-desakan dalam kolam, air keruh menghambat pertumbuhan ikan bah lebih cenderung menjadi sumber penyakit bagi ikan.<br />
<br />
<br />
Untuk kolam tanah 1x1m dapat menampung ikan 150-250ekor ikan berukuran 3-5cm atau ikan sebesar dua jari,jika ikan mencapai berat 90-100g/ekor maka jumlah ikan dalam kolam harus dikurangi sampai kira-kira 50%, jika anda ingin membesarkanya hingga berat ikan mencapai 250g/ekor maka anda harus membaginya lagi sekitar 50%<br />
<br />
2.<b>Cara membuat kolam apung dalam kolam besar</b><br />
Ikan nila hidup baik di kolam dangkal antara 30 - 50cm, namun akan lebih baik jika nila dipelihara pada kolam yang lebih dalam antara 75 - 150cm hal ini akan membuat ikan hidup lebih leluasa dan ikan dapat tumbuh menjadi besar. Untuk kolam dangkal sebaiknya digunakan untuk pendederan, pendederan tidak memerlukan kolam yang dalam agar pemberian pakan tidak mubazir. Kolam dangkal memudahkan pemberian pakan dan pemantauan pertumbuhan larva menjadi anak ikan, dan memudahkan untuk memindahkan anak ikan.<br />
<br />
Pendederan apung adalah cara yang lebih mudah untuk mengontrol pertumbuhan larva, alat-alat yang diperlukan dalam pendederan apung antara lain:<br />
-Jaring 3x3x3 m persegi (kelambu)<br />
-Mata jaring 1 - 1.5cm<br />
-Tali<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnd4hOLGoN3gH-I1VA1piOWXrOcWb8voDJXTMtfVx7BvI4fueuofBUTJ8u-drhsM7buqaOlK98m37g2Buf91AoOSP1I-kqvl5HF_Foy9DHcNqaL1NxPusSr3MbEeUX2nR3sMQ8Dr_pDmPF/s1600/kolam+nila1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="215" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnd4hOLGoN3gH-I1VA1piOWXrOcWb8voDJXTMtfVx7BvI4fueuofBUTJ8u-drhsM7buqaOlK98m37g2Buf91AoOSP1I-kqvl5HF_Foy9DHcNqaL1NxPusSr3MbEeUX2nR3sMQ8Dr_pDmPF/s320/kolam+nila1.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;">pembuatan kolam ikan sistem jaring di kolam besar</div><br />
Cara membuatnya:<br />
Tancapkan tiang besi atau kayu ditempat sudut sama panjang dan lebar sampai tiang itu cukup kuat menahan beban goyangan, ikat setiap ujung jaring yang kuat pada tiang-tiang itu.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjikb24MrPfpfhppcguzLzFp_ZN4mXZpNzvntrrPkITKs3c0wP1ae77Fytd0JYqboZp8EKfgLUxm1aqBNgPG1bAy8R8EprtxB6oN51kVuTy40TEiPPOpGWFZa1lh0WTl2nVNiYGk4FmzeJY/s1600/kolam+nila2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjikb24MrPfpfhppcguzLzFp_ZN4mXZpNzvntrrPkITKs3c0wP1ae77Fytd0JYqboZp8EKfgLUxm1aqBNgPG1bAy8R8EprtxB6oN51kVuTy40TEiPPOpGWFZa1lh0WTl2nVNiYGk4FmzeJY/s1600/kolam+nila2.jpg" /></a></div><div style="text-align: center;">Benih ikan yang siap dibesarkan dalam kolam apung</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVBG9fvTfWR4G3NMEE2QcqpXwUCCUNZhLLd3lFjdGOwqcnYJHQcnXzWsZ47w03MdnWWNoeBqlUMj40iCrdQApvEEQJWzl0RDUpYjWbxxL57QyJEo9CRgh-THbS1lPC_4WN_nztUMprAo3l/s1600/kolam+nila3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVBG9fvTfWR4G3NMEE2QcqpXwUCCUNZhLLd3lFjdGOwqcnYJHQcnXzWsZ47w03MdnWWNoeBqlUMj40iCrdQApvEEQJWzl0RDUpYjWbxxL57QyJEo9CRgh-THbS1lPC_4WN_nztUMprAo3l/s320/kolam+nila3.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;">Pembesaran ikan nila dengan kolam apung</div>Jika pembuatan kolam pendederan ini pada kolam biasa sebaiknya kolam ini dalam keadaan kering agar proses dalam pembuatan kolam jaring untuk pendederan ini mudah di rancang.<br />
<br />
Berilah lima pemberat pada empat sudut dasar jaring dan satu dibagian tengah, dengan pemberian berat jaring tidak akan mengembang kepermukaan air.bagian jaring yang tidak tenggelam antara 30 - 50 cm berada di permukaan air, menjaga agar tidak keluarnya larva dan masuknya ikan besar kedalam jaring.<br />
<br />
Sumber:<br />
<span style="color: #cccccc;">http://www.ikannila.com/Kolam%20Ikan%20Nila.htm</span><br />
<br />
:<br />
::Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-66772010417576804772011-08-03T00:00:00.000-07:002011-11-28T10:47:23.865-08:00Budidaya Ikan Nila Bag-3<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayaikannilabag-3"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><span style="font-size: large;"><b>Budaya Nila Dalam Kolam Semen dan Tangki</b></span><br />
Awalnya ikan hanya dapat dipelihara dalam kolam tanah namun sekarang ada dua alternatif baru untuk kolam: budidaya di kolam semen yang dibuat seperti kandang dan kolam tanki. Akhir-akhir ini banyak peternak ikan mengunakan kolam semen atau tangki karena lahan dan air terbatas. Namun beternak nila dengan sistem ini dapat memungkinkan ikan nila berkembang dengan cepat dan kepadatan ikan lebih tinggi dibanding dengan kolam tanah jika peternak menjaga kualitas air dan pemberian pakan yang baik.<br />
<a name='more'></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnNZwYJ03HWrLHD4_0_5CE1oaHGYHU9O2BqEnP0W3vDtxW22V89L4LhVzfmLoLN7MUutn99jVvzvRE_prK2yTbt175v3qxWvz9mD7q05Pg_6x5Rde9-Z354nCVOloJ8DSctPHO-KK_TOs/s1600/kolam-semen.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="205" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnNZwYJ03HWrLHD4_0_5CE1oaHGYHU9O2BqEnP0W3vDtxW22V89L4LhVzfmLoLN7MUutn99jVvzvRE_prK2yTbt175v3qxWvz9mD7q05Pg_6x5Rde9-Z354nCVOloJ8DSctPHO-KK_TOs/s320/kolam-semen.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;">kolam semen</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifWbRLDeF2k7iWXB6UHyTIp2s6nQ6uAqnUAzCO5BkKF9pA9a_0A8oAP9colj87-z7-sWPGczrwF71K1mkdmVVMnxagr8VAO5tc6Bwpp7jBYiqD9lzgiXHOTf2-Rga15L-EHmeeBUNtAgc/s1600/kolam+tank+3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifWbRLDeF2k7iWXB6UHyTIp2s6nQ6uAqnUAzCO5BkKF9pA9a_0A8oAP9colj87-z7-sWPGczrwF71K1mkdmVVMnxagr8VAO5tc6Bwpp7jBYiqD9lzgiXHOTf2-Rga15L-EHmeeBUNtAgc/s320/kolam+tank+3.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;">memanjang</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS3KuDWozqXCkCiTR9IU3zGdKcpnnBr3QJYS5GmX9PheOubKbs3WEBFVjIl2mOs5Pi7tKX4ba-Y5l0iWSUE_s-m5qK-9h5oofZ8losxVBxmBayS1NRAcWqXQL6CDwarVtrY_GlwcZXBTU/s1600/kolam+semen+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS3KuDWozqXCkCiTR9IU3zGdKcpnnBr3QJYS5GmX9PheOubKbs3WEBFVjIl2mOs5Pi7tKX4ba-Y5l0iWSUE_s-m5qK-9h5oofZ8losxVBxmBayS1NRAcWqXQL6CDwarVtrY_GlwcZXBTU/s320/kolam+semen+2.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;">sistem tangki</div><br />
<b>Keuntungan dan kerugian dari beternak di kolam tambak/kolam semen dibandingkan dengan kolam tanah</b><br />
<br />
<b>Keuntungan</b><br />
Dalam kondisi air yang optimal kolam kecil dapat di tebar nila dengan kepadatan yang tinggi. Untuk kolam luas 10x10m dengan kedalaman 1 meter dapat menampung 50.000 anak nila berukuran panjang 4-6cm atau berat 10-12 gram<br />
Sistem kolam semen dapat terbebas dari binatang penggangu lain seperti unggas, siput. Kolam tanah dalam alam bebas sulit untuk terhindar dari hal itu dan potensi hewan itu untuk membawa parasit juga ada.<br />
<br />
Produksi hasil dan panen lebih baik dan mudah dibanding dengan kolam biasa.<br />
Dalam kolam tanah pada umumnya dimana jantan dan betina bersama-sama dapat dengan mudah untuk berkembangbiak dan tak terkendali jumlahnya. Pemeliharaan dalam kolam semen dengan kepadatan yang tinggi perilaku untuk berkembangbiak alami akan terganggu. Ikan dewasa lebih memiliki energi untuk tumbuh ketika mereka tidak perlu bersaing makanan dengan keturunan mereka.<br />
<br />
<br />
<b>Kekurangan</b><br />
Kolam tanah nila bisa mendapatkan makanan alami, sedangkan pada kolam semen atau tangki ikan nila tidak mendapatkan sumber makanan alami dan harus diberi makan oleh peternak dengan lebih sering. Dalam kolam semen atau tangki atau aquarium anda harus memberi pakan yang lengkap vitamin, mineral dalam jumlah tepat yang dibutuhkan.<br />
<br />
Pemeliharaan di kolam semen peternak memilih untuk menebar ikan sebanyak-banyaknya. Kepadatan dalam kolam dapat beresiko jika kesehatan ikan terganggu yang dapat meningkat sampai pada kegagalan panen. Biasanya hal ini disebabkan oleh peternak yang gagal menjaga kualitas air yang tidak terpelihara dan pakan diet yang tidak memuaskan.<br />
<br />
Untuk menjaga lingkungan air dalam kolam semen atau tangki, anda harus menggunakan pompa yang benar-benar efesien dan peralatan aerasi untuk menciptakan oksigen buatan dalam air dan Sistem sirkulasi yang baik. Hal ini membutuhkan biaya yang cukup mahal. Segala macam peralatan yang memerlukan listrik akanberhenti jika terjadi pemadaman listrik dan ini dapat menyebabkan kematian massal jika anda tidak memiliki sistim cadangan.<br />
<br />
<br />
<b>Memilih jenis</b><br />
Jenis nila yang dibesarkan dalam kolam semen bergantung pada beberapa faktor, seperti iklim dan ketersediaan. Faktor iklim adalah species ikan nila yang dapat hidup pada suhu tertentu dengan baik atau bisa menyesuaikan dengan lingkungan yang ada. Namun di negara tropis Nusantara lebih cenderung ke nila Oreochromis niloticus, nila gift, nila merah atau nila taiwan. Nila jenis ini tumbuh lebih cepat dari pada nila biru yang hidup di air yang dingin.<br />
Kualitas air<br />
<br />
Jika anda ingin berternak nila dalam kolam semen, pengelolaan air yang baik dan tepat adalah hal yang paling penting. Dua unsur utama dalam pengelolaan air ikan nila adalah aerase dan pembuangan sampah. Hal ini dapat dilakukan dengan mengalirkan air terus menerus kedalam kolam agar tercipta oksigen terlarut. Dan pembuangan air setiap kolam harus tersendiri dan lebih baik tidak mengunakan air yang sudah terpakai pada kolam pertama. Atau jika mendaur ulang harus dibuat saringan air berulang-ulang dengan menggunakan filter sponse atau lainnya. Sirkulasi ini dapat berjalan dengan baik jika dikelola dengan benar. Namun sirkulasi air tidak perlu dilakukan jika persediaan air cukup melimpah.<br />
<br />
<br />
<b>Suhu</b><br />
Suhu air yang disarankan untuk nila adalah 28-30 derajat C (82-86 derajat F). Tingkat pertumbuhan akan menurun secara dramatis jika air dingin sampai 20 derajat C (50 derajat F) dan ikan biasanya akan mulai mati di sekitar 10 derajat C (50 derajat F). Juga penting untuk diingat bahwa air dingin akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh ikan dan membuatnya lebih rentan terhadap kesehatan yang buruk. Suhu air di bawah 13 derajat C (55 derajat F) Oleh karena itu, tidak pernah dianjurkan<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Membudidaya Ikan Nila</b></span><br />
Ikan nila adalah ikan yang hanya dapat hidup pada air hangat. Ikan nila ini berasal dari Afrika dan diperkenalkan di Indonesia sekitar 30 tahun oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT). Budidaya ikan nila dapat dipelihara pada kolam, danau, sungai yang berada di desa atau luar kota yang airnya bersih.<br />
<br />
Jenis nila yang masuk ke Indonesia pertama kali adalah jenis oreochromis niloticus dan nila jenis mozambigue atau lebih dikenal dengan mujair. Jenis nila ini banyak di sebarkan oleh BBPBAT ke seluruh tanah air.<br />
<br />
Keuntungan dari budidaya nila adalah kemampuan untuk bereproduksi cukup tinggi. Antara 2-3 bulan dari bibit, ikan nila sudah dewasa dan dapat menghasilkan telur setiap bulan satu kali. Sifat ikan nila yang cepat menghasilkan anak ikan, menyebabkan kelebihan populasi ikan nila dalam kolam, yang berdampak pada pertumbuhan ikan yang lambat. Hal ini dapat dilihat bada saat panen ikan nila, ukuran ikan nila terdapat berbagai ukuran dari ikan kecil-kecil, sedang, dan besar.<br />
<br />
Ikan nila jantan akan terlihat lebih besar dari ikan nila betina. Menurut BBPBAT perbedaan pertumbuhan ikan nila jantan dan nila betina selisih 40%. Lambatnya pertumbuhan betina di karenakan sifat alaminya untuk menghasilkan anan-anak ikan. Pada saat nila bertelur, saat itu juga ikan nila betina tidak makan selama kira-kira kurang dari 10 hari. Yang dilakukan oleh induk nila betina adalah menjaga larva dalam mulutnya sampai ukuran cukup besar untuk dibiarkan oleh induknya. Reproduksi ini terjadi pada kolam air tanah atau kolam semen yang airnya tenang.<br />
<br />
Budidaya ikan nila di jaring apung dan air deras dapat mengurangi reproduksi ikan kecil, karena proses pemijahan sulit untuk dilakukan, sehingga telur-telur ikan nila betina akan hanyut dan tidak adanya tempat yang tenang untuk jantan membuat sarang dan membuahi telur-telur nila.<br />
<br />
<b>Untuk memproduksi nila yang cepat besar yaitu nila jantan dapat dilakukan beberap hal:</b><br />
Pertama, memisahkan anak nila jantan untuk dipersiapkan dalam pembesaran. Hal ini tidak mudah karena tidak efesien dalam jumlah yang banyak dan umumnya pembudidaya ikan kurang mengenal mana jenis betina dan jantan.<br />
<br />
Kedua, melakukan kawin silang untuk mendapatkan jenis induk yang bisa menghasilkan anak ikan jantan. Tehnik ini dilakukan dengan penelitian yang seksama dan ujicoba yang tidak mudah. Memerlukan peralatan yang canggih, melalui test laboratorium untuk mempelajari hormon XX yaitu betina dan XY jantan.<br />
<br />
Ketiga, cara yang paling mudah dan sedikit mahal yaitu dengan metode mengubah jenis betina menjadi jantan dengan mengunakan hormone sex reversal pada larva ikan nila. Cara ini banyak digunakan dalam budidaya monoculture karena dapat praktekkan oleh siapa saja.<br />
<br />
<br />
<br />
<b>Bagaimanakah proses jantanisasi?</b><br />
Proses mengubah nila menjadi jantan dapat dilakukan dengan cara pemberian pakan mengandung hormone synthetic atau dikenal dengan METHYLTESTOSTERONE. Hormone ini akan mengubah fisik larva ikan betina menjadi jantan. Tehnik ini pertama dikembangkan di Jepang pada tahun 1950 an oleh Oryzias Medakh. Penemuan ini pertama di ujicoba pada ikan mas (Cyprinus Carpio) dan kemudian hormon pengubah sex menjadi jantan banyak digunakan pada ikan nila.<br />
<br />
Pada tahun 1970-an pengunaan hormon ini meluas keseluruh dunia, dan hanya sedikit di Indonesia yang mengunakan hormon ini karena harga hormon sex reversal ini cukup mahal dan harus didatangkan dari luar negeri. Namun sedikit demi sedikit penguna hormon ini terus meningkat karena dapat memicu pertumbuhan ikan.<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>cara mengunakan hormon pembuat jantan</b></span><br />
<b>Tiga langkah menyiapkan proses monokultur ikan nila:</b><br />
1. Siapkan induk nila jantan dan betina. 1:3 berat induk antara 150-250 gram perekor. Pembibitan ikan nila ini dapat dilakukan pada kolam semen atau kolam tanah dan lebih baik jika dilakukan pada aquarium. Ketika telur ikan nila menetas, induk betina akan menyimpan larva dalam mulutnya dan akan membiarkan anak-anaknya setelah berumur kira-kira 7 hari. Anak-anak ikan akan bergerombol dan sering naik ke permukaan air, dan saat inilah penangkapan dimulai dan memindahkan ke kolam khusus untuk persiapan pemberian pakan berhormon. Perlu di-ingat bahwa anak-anak ikan yang akan diberi pakan berhormon tidak lebih dari 11 hari agar hormone dapat bekerja dengan efektive.<br />
<br />
2. pemberian pakan berhormon pada anak ikan nila hanya selama 21 hari berturut-turut. Dapat mengunakan kolam tanah atau kolam semen. Kolam pendederan ini tidak perlu besar, 1x1x0.5 meter agar mudah untuk pemantauan, pemindahan, pemeliharaan.<br />
<br />
3. pakan berhormon pengubah sex dapat disiapkan terlebih dahulu atau pesan di ikanila.com<br />
<br />
Minggu pertama pemberian pakan berhormon untuk 1000 ekor larva sebanyak 30% dari berat biomassa. 1000 ekor anak ikan Rata-rata berat 0.01 gram. Jadi pemberian pakan kira-kira 3 gram perhari, 4x pemberian pada jam 8-10 pagi dan sore jam 2-4 selama 7 hari.<br />
<br />
Minggu kedua anak-anak ikan sudah mencapai panjang 18-22 mm. kurangi kepadatan anak ikan dalam kolam menjadi 500 ekor permeter persegi. 1000 ekor anak-anak ikan pada minggu kedua sudah mencapai rata-rata berat 0.05 gram. Pemberian pakan 25% persen dari berat biomassa, kira-kira 12.5 gram pakan. 4x sehari selama 7 hari.<br />
<br />
Minggu ketiga anak ikan sudah mencapati 25-30 mm. kurangi lagi kepadatan ikan dalam kolam menjadi 250 ekor permeter persegi. Pada minggu ketiga 1000 ekor anak ikan sudah mencapai rata-rata 0.1 gram perekor. Pemberian pakan sebanyak 20% dari total biomassa. Kira-kira 20 gram perhari selama 7 hari.<br />
<br />
Setelah 21 hari, pemberian pakan berhormon dihentikan. Pemberian pakan berhormon ini akan menghasilkan 97-100% anak nila jantan. Tingkat hidup anak ikan nila mencapai 70-80 persen jika kualitas air baik dan tempat pemeliharan baik.<br />
<br />
Perlu diketahui, selama 21 hari anak ikan tidak boleh diberi pakan selain pakan berhormon! Setelah 21 hari Mulailah memberi pakan yang tidak mengandung hormone.<br />
<br />
<br />
<br />
<b>Persiapan anak ikan dibesarkan pada kolam pembesaran</b><br />
Bibit ikan nila yang telah diberi hormon jika sudah mencapai panjang 3.5-5 cm atau berat rata-rata 0.5 gram sudah boleh ditebar pada kolam pembesaran. Sebaiknya pada pembesaran jangan ada ikan jenis lain seperti lele, gabus atau ikan lainnya dalam satu kolam.<br />
<br />
Anak ikan yang diberi pakan berhormon akan bertumbuh lebih cepat dari anak-anak ikan yang tercampur jenis kelaminnya atau yang tidak diberi hormon.<br />
<br />
<br />
<br />
<b>Cara kerja Hormon Sex Reversal Bekerja</b><br />
Hormon kelamin pada wanita dikenal dengan kromoson XX dan jantan XY. Hormone kelamin pada manusia terdapat juga pada species binatang. Dengan mengunakan hormone buatan anak ikan betina pada umur tertentu dapat diubah menjadi jantan. Hal ini hanya dapat dilakukan pada anak ikan di bawah 10 hari. Ikan yang memakan pakan yang dicampur dengan hormone 17 alpha methyltestosterone dapat mengubah dari XX menjadi XY. Sedangkan ikan XY atau jantan akan tetap jantan dan tidak dapat diubah lagi.<br />
<br />
Pengubahan sex jantan pada ikan bertujuan untuk mengendalikan populasi perkembangbiakan ikan dalam satu kolam. Reproduksi anak-anak ikan yang tidak teratur akan berdampak pada menurunnya pertumbuhan ikan. Dengan mengunakan hormon pengubah sex menjadi jantan pertumbuhan ikan akan lebih cepat karena jantan lebih unggul dari betina.<br />
<br />
<br />
<br />
<b>Membuat pakan berhormon sex buatan</b><br />
Pakan ikan pengubah sex buatan atau sex reversal dapat dibuat dengan mengikuti langkah-langkah di bawah ini:<br />
<br />
1. Larutkan 3 gram 17 alpha methyltestosterone dengan mengunakan alcohol etil 95% sebanyak 200 cc untuk mencairkan butiran hormone.<br />
<br />
2. siapkan 1 kg pakan anak ikan yang halus sperti tepung. Campurkan pakan pada larutan hormone secara merata.<br />
<br />
3. keringkan pakan yang sudah dicampur dengan hormone agar alkoholnya menguap. Jangan mengunakan cahaya matahari. Keringkan selama semalam dalam ruangan.<br />
<br />
4. jika pakan sudah kering, masukkan kedalam wadah yang tertutup rapat.<br />
<br />
5. pakan berhormon ini sudah dapat digunakan dalam 30 hari mendatang.<br />
<br />
<br />
<br />
<b>Apakah mengunakan pakan berhormon bernilai ekonomis?</b><br />
Kurang dari 8 Rupian untuk setiap ekor ikan mengunakan hormon. Bibit ikan nila ukuran 0.5 gram atau panjang 35-5 cm di pasarkan dengan harga Rp. 200-300 perekor. Sedangkan bibit ikan yang diberi hormone dijual dengan harta yang lebih tinggi dihargai 350-500 perekor. <br />
<br />
<br />
<br />
<b>Apakah ikan yang mengunakan hormone aman?</b><br />
Studi menunjukkan setelah 5 hari berhenti dari pemberian pakan berhormon ikan nila jantan tidak mengandung kimiawi yang membahayakan manusia. Dan setelah beberapa bulan sampai ikan dapat dikonsumsi, konsumen dijamin betul-betul aman untuk memakan ikan nila hasil jantanisasi.<br />
<br />
Ikan nila kebanyakan hanya bisa hidup di daerah tropis seperti Indonesia. Akan tetapi di Negara empat musim juga membudidaya ikan nila dengan cara moderen. System pengairan mengunakan heater pada musim dingin.<br />
<br />
<b>Mengenal dan mengetahui pengetahuan dasar budidaya ikan nila;</b><br />
- ikan nila betina bertelur antara 2000-2500 ekor tergantung besar kecil induk. Tingkat hidup bergantung pada kualitas air dan pakan yang diberikan.<br />
<br />
Ikan nila bertelur pada kisaran empat sampai enam (4-6) minggu atau bisa lebih cepat jika benih ikan sudah dilepas oleh induknya.<br />
<br />
- Telur ikan nila yang akan menjadi larva disimpan dalam mulut induk nila. Telur ikan nila akan menetas antara lima sampai tujuh (5-7) hari. Setelah menetas atau menjadi larva induk nila akan mengawasi anak ikan dengan mulutnya.<br />
<br />
- Perbandingan perkawinan nila jantan dan bertina; 1:3 dalam setiap meter persegi masukan empat sampai lima pasang pasang induk nila, (5 jantan dan 20 nila betina) permeter persegi.<br />
<br />
- Temperature budidaya ikan nila sebaiknya 25°C-31°C untuk pemijahan.<br />
<br />
- Temperature dibawah 13°C ikan nila akan mati.<br />
<br />
- Temperature antara 15°C-20°C ikan nila lambat membesar. 22°C-31°C ikan nila akan bertumbuh dengan cepat karena suhu seperti itu akan membuat ikan nila suka makan.<br />
<br />
- Produksi ikan nila persetengah hektar berkisar 2-3 ton.<br />
<br />
- Pakan nila berupa pellet tengelam dan pellet apung sebanyak 3.5 ton<br />
<br />
- Nila konsumsi berat antara 200 gr. Sampai 800 gr. Perekor tergantung permintaan konsumen dan pasar.<br />
<br />
- Makanan ikan nila mengandung protein 25-30 persen dan lemak 6-8 persen.<br />
<br />
Sekedar hobby, atau untuk makan, atau untuk menjadikan sumber penghasilan tambahan. ikan nila merupakan potensial yang dapat dilirik oleh siapa saja yang ingin mengelutinya, Pendapatan yang lumayan jika dikelolah dengan baik. Selain daerah yang mendukung seperti air, ketersedian pakan juga sangat memungkinkan disetiap wilayah Indonesia yang kaya ini. Jadi, andapun pasti bisa membudidaya ikan nila dengan sedikit mengenal cara membesarkan ikan nila.<br />
<br />
<br />
Sumber:<br />
http://www.ikannila.com/Bagaimana%20Membudidaya%20Ikan%20Nila.htm<br />
:<br />
::Hendrahttp://www.blogger.com/profile/02930009668972357983noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-61924554056119310522011-07-06T01:00:00.000-07:002011-11-18T13:35:13.437-08:00Budidaya Pakcoy / Sawi<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayapakcoy-sawi"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<div style="background-color: #cccccc;"><a href="https://picasaweb.google.com/112490158630410674556/LirikLaguSongLyrics_DownloadMp3?authkey=Gv1sRgCNmYyviNuKnqGQ#5617832621977270930" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="75" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAFLzqxj4C5r9WmisaJqg_Sk-tc2nUaF93I59SnQuaPjmvrRpBLhQ478dWZ9ETOgNZlLRhbJP2LyISifDaM8-k0PQ_pdiuz2ZRrNK8qKWDqphKpnUrTR0IuneKplGOeazI8esua8ngCfA/s200/Pakcoy.JPG" width="100" /></a><b>PEMBIBITAN</b></div><ul><li>Benih ditabur pada permukaan bedengan lalu ditutup dengan tanah setebal 1-2 cm.</li>
<li>Lakukan perawatan dengan penyiraman menggunakan sprayer atau embrat.</li>
<li>Benih yang baik biasanya akan tumbuh setelah 3-4 hari.</li>
<li>Setelah berdaun 3-5 helai (3-4 MST) tanaman dipindah ke bedengan penanaman.<a name='more'></a></li>
</ul><hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>PENGOLAHAN LAHAN</b></div><ul><li>Tanah digembur serta dibuat bedengan, sebelumnya lahan harus benar-benar bersih dan tidak boleh ternaungi.</li>
<li>Saat penggemburan diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar.</li>
<li>Penggemburan dilakukan 2-4 minggu sebelum lahan ditanami.</li>
<li>Lebar bedengan 120 cm, panjang sesuai ukuran petak tanah, tinggi 20-30 cm, dan jarak antar bedengan 30 cm.</li>
</ul><i>Perkiraan dosis dan waktu aplikasi pemupukan disajikan pada Tabel: </i><br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;"><td style="background-color: #cccccc; border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt; width: 49.9pt;" valign="top" width="67"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Umur</b></div></td> <td style="background-color: #cccccc; border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt; width: 35.15pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Urea</b></div></td> <td style="background-color: #cccccc; border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt; width: 1cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">ZA</b></div></td> <td style="background-color: #cccccc; border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt; width: 35.4pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Sp36</b></div></td> <td style="background-color: #cccccc; border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt; width: 1cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">KCI</b></div></td> <td style="background-color: #cccccc; border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt; width: 2cm;" valign="top" width="76"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Target PH</b></div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.9pt;" valign="top" width="67"><div class="MsoNormal"><br />
</div></td> <td colspan="4" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 127.25pt;" valign="top" width="170"><div class="MsoNormal">Kg/ha/Musim tanam</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76"><div class="MsoNormal">6.5</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.9pt;" valign="top" width="67"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Perplant</b></div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.15pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal">187</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><br />
</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.4pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal">311</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal">112</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76"><div class="MsoNormal">-</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 3; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.9pt;" valign="top" width="67"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">4 MST</b></div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.15pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal">187</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><br />
</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.4pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal"><br />
</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal">112</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76"><div class="MsoNormal">-</div></td></tr>
</tbody></table><b>MST= Minggu Setelah Tanam</b><br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>PENANAMAN</b></div><ul><li>Pilih bibit yang baik yaitu, batangnya tumbuh tegak,daun hijau segar dan tidak terserang hama atau penyakit.</li>
<li>Buat lubang tanam dengan ukuran 4-8 x 6-10 cm, pindahkan bibit ke lubang tanam dengan hati-hati dan rapikan.</li>
</ul><hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>PEMELIHARAAN</b></div><ul><li>Penyiraman dilakukan secara teratur, terutama pada musim kemarau.</li>
<li>Penjarangan biasanya dilakukan pada saat 2 MST.</li>
<li>Penyulaman jika perlu.</li>
<li>Penyiangan dapat dilakukan 2-4 kali selama pertanaman.</li>
<li>Pemupukan tambahan pada saat 3 MST dengan pemberian urea 50 kg/ha, yang bisa dilakukan dengan ditabur dalam larikan lalu ditutup dengan tanah, atau dilarutkan dalam air lalu disiramkan pada bedengan penanaman.</li>
</ul><hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>HAMA dan PENYAKIT</b></div><ul><li>Hama yang biasa menyerang tanaman antara lain: ulat, tritip, siput, cacing bulu, ulat crocidolomia binotalis dan ulat thepa javanica.</li>
<li>Penyakit yang biasa menyerang ialah bakteri, virus, jamur dan gangguan fisiologi yang bisa saja terjadi.</li>
<li>Hama dan penyakit tanaman dapat diatasi dengan mudah antara lain dengan pemberian obat tertentu pada saat yang tepat.</li>
</ul><br />
SUMBER:<br />
<a href="http://budidaya-pertanian.ikutngeblog.info/">Budidaya Pertanian</a><br />
<br />
<hr /><hr /><hr /><h3><a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-pakcoy.html">Khasiat Manfaat Pakcoy / Sawi</a></h3><div style="background-color: #cccccc;"><b>Cegah Osteoporosis</b></div><ul><li><a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-pakcoy.html">Sawi</a> banyak mengandung vitamin dan mineral. Kadar vitamin K, A, C, E, dan folat pada sawi tergolong dalam kategori excellent. Mineral pada sawi yang tergolong dalam kategori excellent adalah mangan dan kalsium. Sawi juga excellent dalam hal asam amino triptofan dan serat pangan (dietaryfiber).</li>
<li> Zat-zat gizi yang termasuk dalam kategori very good pada <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-pakcoy.html">sawi</a> adalah kalium, tembaga, fosfor, besi, magnesium, vitamin B6, vitamin B2, dan protein. Komposisi gizi lengkap dari sawi dapat dilihat pada tabel.</li>
</ul><i>Komposisi Gizi per Satu Cangkir Sawi</i><br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr><td style="background-color: #cccccc;"><b>Zat Gizi</b></td> <td style="background-color: #cccccc;"><b>Kadar</b></td> <td style="background-color: #cccccc;"><b>AKG (%)</b></td> <td style="background-color: #cccccc;"><b>Densitas Gizi</b></td> <td style="background-color: #cccccc;"><b>Worlds Healthiest Foods Rating</b></td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">Vitamin K (mkg)</td> <td style="background-color: white;">419,3</td> <td style="background-color: white;">524,1</td> <td style="background-color: white; text-align: left;">449,2</td> <td style="background-color: white;">Excellent</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">Vitamin A (IU)</td> <td style="background-color: white;">4243,4</td> <td style="background-color: white;">84,9</td> <td style="background-color: white; text-align: left;">72,7</td> <td style="background-color: white;">Excellent</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">Vitamin C (mg)</td> <td style="background-color: white;">35,42</td> <td style="background-color: white;">59,0</td> <td style="background-color: white;">50,6</td> <td style="background-color: white;">Excellent</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">Folat (mkg)</td> <td style="background-color: white;">102,76</td> <td style="background-color: white;">25,7</td> <td style="background-color: white;">22,0</td> <td style="background-color: white;">Excellent</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">Mangan (mg)</td> <td style="background-color: white;">0,38</td> <td style="background-color: white;">19,0</td> <td style="background-color: white;">16,3</td> <td style="background-color: white;">Excellent</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">Vitamin E (mg)</td> <td style="background-color: white; text-align: center;">2,81</td> <td style="background-color: white;">14,1</td> <td style="background-color: white;">12,0</td> <td style="background-color: white;">Excellent</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">triptofon (g)</td> <td style="background-color: white;">0,04</td> <td style="background-color: white;">12,5</td> <td style="background-color: white;">10,7</td> <td style="background-color: white;">Excellent</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">Serat pangan (g)</td> <td style="background-color: white;">2,8</td> <td style="background-color: white;">11,2</td> <td style="background-color: white;">9,6</td> <td style="background-color: white;">Excellent</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">Kalsium (mg)</td> <td style="background-color: white;">103,6</td> <td style="background-color: white;">10,4</td> <td style="background-color: white;">8,9</td> <td style="background-color: white;">Very good</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">Kalium (mg)</td> <td style="background-color: white;">282,8</td> <td style="background-color: white;">8,1</td> <td style="background-color: white;">6,9</td> <td style="background-color: white;">Very good</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">Vitamin B6 (mg)</td> <td style="background-color: white;">0,14</td> <td style="background-color: white;">7,0</td> <td style="background-color: white;">6,0</td> <td style="background-color: white;">Very good</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">Protein (g)</td> <td style="background-color: white;">3,16</td> <td style="background-color: white;">6,3</td> <td style="background-color: white;">5,4</td> <td style="background-color: white;">Very good</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">Tembaga (mg)</td> <td style="background-color: white;">0,12</td> <td style="background-color: white;">6,0</td> <td style="background-color: white;">5,1</td> <td style="background-color: white;">Very good</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">Fosfor (mg)</td> <td style="background-color: white;">57,4</td> <td style="background-color: white;">5,7</td> <td style="background-color: white;">4,9</td> <td style="background-color: white;">Very good</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">Besi (mg)</td> <td style="background-color: white;">0,98</td> <td style="background-color: white;">5,4</td> <td style="background-color: white;">4,7</td> <td style="background-color: white;">Very good</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">Vitamin B2 (mg)</td> <td style="background-color: white;">0,09</td> <td style="background-color: white;">5,3</td> <td style="background-color: white;">4,5</td> <td style="background-color: white;">Very good</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">Magnesium (mg)</td> <td style="background-color: white;">21</td> <td style="background-color: white;">5,3</td> <td style="background-color: white;">4,5</td> <td style="background-color: white;">Very good</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">Vitamin B1 (mg)</td> <td style="background-color: white;">0,06</td> <td style="background-color: white;">4,0</td> <td style="background-color: white;">3,4</td> <td style="background-color: white;">Good</td> </tr>
<tr> <td style="background-color: white;">Vitamin B3 (mg)</td> <td style="background-color: white;">0,61</td> <td style="background-color: white;">3,0</td> <td style="background-color: white;">2,6</td> <td style="background-color: white;">Good</td></tr>
</tbody></table><b>keterangan: AKG= angka kecukupan gizi</b><br />
<br />
Kandungan vitamin K pada sawi sangat tinggi, yaitu mencapai 419,3 mkg per cangkir. Konsumsi satu cangkir sawi sudah dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin K per hari.<br />
<br />
Vitamin K sangat berguna untuk membantu proses pembekuan darah, sehingga sering disebut sebagi vitamin koagulasi. Vitamin K mempunyai potensi dalam mencegah penyakit-penyakit serius, seperti penyakit jantung dan stroke, karena efeknya mengurangi pengerasan pembuluh darah oleh faktor timbunan plak kalsium.<br />
<br />
Vitamin K juga terkait dengan pengaturan protein tulang dan kalsium di dalam tulang dan darah, sehingga dapat menjaga tulang dari proses osteoporosis. Tanpa peran vitamin K, osteokalsin sebagai protein tulang tidak dapat bekerja dengan normal.<br />
<br />
Vitamin K juga dapat digunakan untuk menangani kanker karena dapat bertindak sebagai racun bagi sel-sel kanker, tetapi tidak membahayakan sel-sel yang sehat.<br />
<br />
Fungsi lain dari vitamin K adalah dalam mencegah penyakit alzheimer, pengontrolan kadar gala darah, serta mencegah sitokin, pembawa pesan yang berperan dalam menyebabkan pembengkakan sambungan tulang saat penuaan terjadi.<br />
<br />
Kadar vitamin A pada sawi juga sangat tinggi. Konsumsi 1 cangkir sawi cukup untuk memenuhi 84,9 persen kebutuhan tubuh akan vitamin A per hari. Vitamin A berperan menjaga kornea mata agar selalu sehat. Mata yang normal biasanya mengeluarkan mukus, yaitu cairan lemak kental yang dikeluarkan sel epitel mukosa, sehingga membantu mencegah terjadinya infeksi.<br />
<br />
Kekurangan vitamin A membuat sel epitel akan mengeluarkan keratin, yaitu protein yang tidak larut dalam air dan bukan mukus. Bila sel-sel epitel mengeluarkan keratin, selsel membran akan kering dan mengeras, dan bila tidak segera diobati akan menyebabkan kebutaan.<br />
<br />
Kandungan vitamin C pada sawi hampir setara dengan jeruk. Konsumsi 1 cangkir sawi cukup untuk memenuhi 59 persen kebutuhan tubuh akan vitamin C per hari.<br />
<br />
Peran utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen interseluler. Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin, dan vascular endothelium.<br />
<br />
Vitamin C sangat penting perannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin menjadi hidraksiprolin dan hidroksilisin. Kedua senyawa ini merupakan komponen kolagen penting. Selain itu, vitamin C sangat berperan dalam penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi dan stres.<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Asam Folat</b></div> <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-pakcoy.html">Sawi</a> juga sangat baik bagi ibu hamil karena mengandung asam folat yang cukup tinggi. Asam folat dibutuhkan tubuh untuk mengatasi anemia yang sering terjadi pada ibu hamil. Selain itu, asam folat merupakan koenzim untuk beberapa sistem enzim.<br />
<br />
Salah satu peranan asam folat adalah biosintesis dan pemindahan satu satuan karbon seperti gugus metil. Dengan demikian memungkinkan terjadinya sintesis metionin, kolin, dan penambahan gugus metil pada pirimidin sehingga terbentuk timin. Senyawa terakhir ini merupakan salah satu komponen penting dalam molekul DNA.<br />
<br />
Peran asam folat dalam proses sintesis nukleoprotein merupakan kunci pembentukan dan produksi butir-butir darah merah normal dalam sumsum tulang. Asam folat juga terlibat dalam proses oksidasi fenilalanin menjadi tirosin.<br />
<br />
Kebutuhan asam folat pada orang dewasa mencapai 400 mkg perhari. Kebutuhan ini menjadi dua kali lipat pada ibu yang sedang hamil dan bertambah 50 persen untuk ibu yang sedang menyusui.<br />
<br />
Asam folat dan vitamin B6 dapat mereduksi homosistein di dalam tubuh. Homosistein dapat mencegah terbentuknya ikatan silang pada kolagen, sehingga tulang menjadi lebih mudah keropos.<br />
<br />
Kandungan vitamin E pada sawi dapat berfungsi sebagai antioksidan utama di dalam sel. The George Mateljan Foundation (2006) menggolongkan sawi dalam kategori excellent sebagai sumber vitamin E. Kebutuhan rata-rata vitamin E mencapai 10-12 mg/hari.<br />
Kandungan vitamin E pada sawi juga berperan balk untuk mencegah penuaan.<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Unggul Serat, Kaya Mineral</b></div> <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-pakcoy.html">Sawi</a> juga memiliki keunggulan dalam hal serat pangan. Serat dibutuhkan tubuh untuk menurunkan kadar kolesterol dan gula darah. Di dalam saluran pencernaan, serat akan mengikat asam empedu (produk akhir kolesterol) dan kemudian dikeluarkan bersama tinja.<br />
<br />
Semakin tinggi konsumsi serat, akan semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan oleh tubuh. Hal tersebut secara otomatis akan mengurangi kadar kolesterol. selain untuk mengendalikan kolesterol, serat pada sawi juga sangat berguna mencegah diabetes melitus dan terjadinya kanker kolon.<br />
<br />
Kandungan mangan pada sawi juga termasuk dalam kategori excellent. Mangan sangat esensial untuk proses metabolisme tubuh, sedangkan triptotan merupakan protein utama penghubung antarsaraf dan pengatur pola kebiasaan (neurobehaviour} yang berdampak kepada pola makan, kesadaran, persepsi atas rasa sakit, dan pola tidur.<br />
<br />
Sawi juga memiliki kalsium yang sangat baik. Kalsium merupakan salah satu mineral terpenting yang dibutuhkan tubuh. Konsumsi kalsium kurang dari kebutuhan dapat menyebabkan rapuhnya integritas tulang dan osteoporosis di usia dini, terutama pada wanita.<br />
<br />
Kandungan kalsium yang tinggi pada sawi dapat mengurangi hilangnya bobot tulang yang biasa terjadi pada usia lanjut. Tekanan darah tinggi juga dapat disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium di dalam darah.<br />
<br />
Mineral lain yang cukup berarti pada sawi adalah magnesium. Kandungan magnesium pada sawi sangat berguna untuk mereduksi stres dan membantu membentuk pola tidur yang baik.<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Tangkal Macam-Macam Kanker</b></div> <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-pakcoy.html">Sawi</a> merupakan jenis sayuran yang sangat bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit, terutama kanker. Hal itu disebabkan tingginya kadar senyawa fitokimia pada sawi, khususnya glukosinolat. Di dalam tanaman, glukosinolat bereaksi dengan enzim mirosinase, menghasilkan komponen aktif indol dan isotiosianat. Indol dan isotiosianat berfungsi untuk mereduksi potensi kanker karena kemampuan kedua komponen itu mengatur enzim yang berfungsi mendetoksifikasi hati. Indol dan isotiosianat juga dapat menghambat enzim yang dapat menyebabkan terbentuknya senyawa karsinogenik (penyebab kanker).<br />
<br />
Sebuah penelitian yang dilakukan dari Ohio State University membuktikan bahwa senyawa isotiosianat dapat menghambat sel kanker. Senyawa ini berasal dari senyawa glukosinolat yang mengalami perubahan setelah sayuran digigit, dikunyah, dan dicerna.<br />
<br />
Dari beberapa hasil studi epidemologi, Park dan Pezzuto (2002) melaporkan bahwa konsumsi sayuran dari genus Brassica (termasuk sawi) dapat menurunkan risiko berbagai jenis kanker, yaitu kanker payudara, prostat, ginjal, kolon, kandung kemih, dan paru-paru. Konsumsi tiga porsi atau lebih sayuran tersebut mampu menurunkan risiko kanker prostat dibandingkan dengan konsumsi hanya satu porsi per minggu. Dilaporkan juga bahwa konsumsi sayuran Brassica sebanyak 1-2 porsi/hari mampu menurunkan risiko kanker payudara sebesar 20-40 persen.<br />
<br />
Sawi juga bermanfaat untuk mencegah kanker kandung kemih. Kanker kandung kemih merupakan penyakit yang paling menakutkan. Tercatat 11.000 orang didiagnosis menderita kanker tersebut di Inggris dan lebih dari 30 persen-nya meninggal akibat penyakit ini. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Steven Schwartz dari Ohio State University membuktikan bahwa senyawa isotiosianat dapat memangkas sel kanker kandung kemih, khususnya sel agresif yang cenderung cepat menyebar ke seluruh tubuh.<br />
<br />
Sawi juga mengandung sulforafan yang juga bersifat antikanker. Sebuah publikasi pada Journal of Nutrition pada tahun 2004 menunjukkan bahwa kandungan sulforafan yang banyak terdapat pada golongan Brassica sangat efektif untuk mencegah pertumbuhan sel kanker payudara. Paul Talalay, farmakologis dari Johns Hopkins, menegaskan bahwa sulforafan diketahui mampu meningkatkan produksi enzim fase II di dalam hati.<br />
<br />
Enzim ini berperan mengangkut bahan-bahan karsinogen yang dihasilkan dari senyawa prokarsinogen dan membuangnya keluar dari sel.<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Turunkan LDL, Naikkan HDL</b></div> Kandungan vitamin E, betakaroten, dan vitamin C pada <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-pakcoy.html">sawi</a> sangat baik untuk mencegah kolesterol dan penyakit jantung. Ketiga zat tersebut sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya oksidasi kolesterol LDL.<br />
<br />
Kandungan vitamin B6, asam folat, dan magnesium pada sawi juga berpotensi untuk mencegah penyakit jantung. Vitamin B6 dan asam folat dapat menghambat terbentuknya homosistein, yaitu suatu senyawa yang mampu menyumbat pembuluh darah sehingga berpotensi menyebabkan penyakit jantung.<br />
<br />
Sebuah studi di Amerika Serikat pada tahun 1995 menunjukkan bahwa konsumsi asam folat 400 mikrogram per hari dapat mencegah 28.000 kematian setiap tahun akibat penyakit jantung. Kandungan magnesium pada sawi juga dapat mencegah tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.<br />
<br />
Sawi juga mengandung niasin. Niasin dapat menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik). Niasin berperan dalam merangsang terbentuknya prostaglandin 12, yaitu hormon yang membantu mencegah pengumpulan agregasi trombosit. Dengan demikian, niasin dapat memperkecil proses ateroskerosis dan akhirnya menurunkan kemungkinan terjadinya serangan jantung.<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Kurang Baik bagi Penderita Ginjal</b></div> <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-pakcoy.html">Sawi</a> merupakan salah satu bahan pangan yang banyak mengandung oksalat. Kandungan oksalat yang terlalu tinggi di dalam tubuh dapat menyebabkan kristalisasi yang menjurus pada terbentuknya batu. Karena itu, mereka yang mempunyai gangguan terhadap ginjal sebaiknya menghindari konsumsi sawi yang berlebihan.<br />
<br />
Kandungan oksalat dapat menghambat penyerapan kalsium di dalam tubuh. Kandungan vitamin C yang tinggi pada sawi juga akan mendorong terbentuknya oksalat di dalam tubuh.<br />
<br />
Sawi juga mengandung goitrogen, yaitu senyawa yang dapat menghambat fungsi kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid berfungsi untuk menghasilkan hormon tiroksin dari bahan baku mineral iodium. Terhambatnya fungsi kelenjar tiroid akan menyebabkan terjadinya goiter (gondok).<br />
<br />
Menurut Cahanar dan Suhanda (2006), meskipun belum memiliki data ilmiah secara pasti, proses pemasakan pada sawi dapat menginaktivasi komponen goitrogen. Karena itu, tidak perlu khawatir mengonsumsi sawi, sepanjang bahan tersebut telah dimasak hingga matang.<br />
<br />
SUMBER:<br />
<a href="http://ruangtulisdandiskusi.blogspot.com/">ruangtulisdandiskusi</a><br />
<hr /><hr /><hr /><b>Semoga Bermanfaat</b><br />
:<br />
::Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-46457578769536272722011-07-04T11:38:00.000-07:002011-11-18T13:34:28.760-08:00Budidaya buah naga<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayabuahnaga"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO9ICn6xZ4ulvUI9ufK00Be_A9hZquuC8Lzg5xKjl0rca1iccsIX2ZsJ0MHURFnBp4WkOsw5lWF9Z5cpuopDVS6WbjryhudKCPcLO2UpTVd2vK3bNLLoVy2oFMxMhUT95ba2jtSURlczWb/s1600/buah+naga.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="156" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO9ICn6xZ4ulvUI9ufK00Be_A9hZquuC8Lzg5xKjl0rca1iccsIX2ZsJ0MHURFnBp4WkOsw5lWF9Z5cpuopDVS6WbjryhudKCPcLO2UpTVd2vK3bNLLoVy2oFMxMhUT95ba2jtSURlczWb/s200/buah+naga.jpg" width="200" /></a><br />
<a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-buah-naga.html">Buah naga</a> atau yang biasa juga disebut dragon fruit atau thang-loy memiliki nama kimia Hylocereus undatus. Buah ini dihasilkan tanaman sejenis kaktus, memiliki salur batang yang tumbuh menjalar. Batangnya berwarna hijau dengan bentuk segi tiga.<br />
Tanaman ini bisa diperbanyak dengan cara setek atau menyemai biji. Sekilas rasa <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-buah-naga.html">buah naga</a> seperti buah kiwi, kombinasi antara manis, asam dan segar. <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-buah-naga.html">Buah naga</a> bisa dikonsumsi dalam bentuk buah segar, diolah menjadi puding, isi pai, campuran salad atau es buah.<br />
<a name='more'></a> Buah ini menurut pakar kesehatan, kaya dengan vitamin dan mineral yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, zat makanan yang terkandung di dalam <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-buah-naga.html">buah naga</a> juga bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan menghilangkan penyakit pencernaan.<br />
<br />
<hr /><b>Adapun teknik budidaya <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-buah-naga.html">buah naga</a> adalah sebagai berikut :</b><br />
<br />
<div style="background-color: #cccccc;"><span style="font-size: large;"><b>PERSIAPAN PEMBIBITAN</b></span></div> Persiapan pembibitan dengan Stek tanaman naga dari cabang / batang yang sudah berbuah dengan panjang 30 cm, dipilih batang yang sehat dan tidak terkena penyakit. Perbanyakan tidak hanya dari vegetatif tapi juga dari perbanyakan generatif (biji).<br />
Semaikan dalam media polybag yang berisi campuran tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 3 : 2 : 1 (3 tanah, 2 pupuk kandang, dan 1 pasir). Sebelum disemaikan stek naga dipotong kerucut agar mudah ditanam. Masukkan bibit ke dalam media sekitar 4 cm. Satu polybag hanya ditanami satu bibit dan usahakan media cukup lembab. Bibit siap ditanam pada umur 3 bulan.<br />
<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><span style="font-size: large;"><b>PERSIAPAN LAHAN</b></span></div> Persiapan lahan bertujuan untuk memberikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan perkembangan tanaman dan pembentukan hasil .Tanah terlebih dahulu diolah dan lapisan tanah dibolak – balik dengan menggunakan cangkul atau hand tractor dengan tujuan agar tanah menjadi gembur. Selanjutnya membuat bedengan dengan ukuran 1,5 m arah memanjang dan antar bedengan dibuat parit untuk saluran air.<br />
<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><span style="font-size: large;"><b>PERSIAPAN PENANAMAN</b></span></div> Buat jarak tanam 2,5 m x 2m tergantung kesuburan tanah, jika tanah subur maka jarak tanam diperlebar 2,5 m x 2,5 m. Tanah yang subur dicirikan dengan warna tanah kehitaman, mengandung sedikit pasir dan remah jika dipegang dan tanah tidak menggumpal. Buat lubanag tanaman dengan kedalam 60 cm dengan lebar lubang tanaman 60 cm x 60 cm.Buat tiang beton dengan 10 cm x 10 cm, ketinggian 2,5 m bagian atas tiang deberi ban bekas sepeda motor dengan diameter 40 cm dan diberi besidengan arah silang dengan ukuran besi 30 cm.<br />
<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><span style="font-size: large;"><b>PENANAMAN</b></span></div> Pada lubang tanaman yang sudah siap diletakkan beton dengan kedalaman 50 cm dibawah permukaan tanah, sedang diatas permukaan tanah 2 m timbun dengan tanah, kemudian diberi pupuk yang sudah matang (kompos) 5 kg. Bibit yang sudah siap kemudian ditanam, pada tiap-tiap penyangga ditanami 4 bibit <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-buah-naga.html">buah naga</a> yang letaknya simetris antara satu dengan yang lain. Pada tiap-tiap beton berisi 4 tanaman naga. Kemudian tiap 1-2 bulan diberi pupuk yang sudah matang (kompos)dengan dosis 2- 5 kg / tanaman.<br />
<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><span style="font-size: large;"><b>PEMELIHARAAN</b></span></div><div style="background-color: yellow;"><b>Pemupukan</b></div> Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan unsur hara dalam tanah. Mengenal sifat pupuk sangat penting, hubungannya dengan kebutuhan pupuk bagi tanaman <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-buah-naga.html">buah naga</a>. Unsur nitrogen (N) dibutuhkan dalam jumlah yang elbih besar pada awal masa pertumbuhan tanaman yakni sejak tanaman masih muda hingga menjelang berbunga.<br />
Ketika tanaman <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-buah-naga.html">buah naga</a> mendekati masa berbunga tanaman banyak membutuhkan pupuk dengan kandungamn fosfor (P) dan kalium yang tinggi. Pupuk kandang yang sudah matang diberikan dengan dosis 2-5 kg pertanaman, dosis pemupukan ditingkatkan sesuai dengan pertumbuhan tanaman dan diberikan 1-2 bulan selama 3 kali periode. Selanjutnya setelah tiga periode (6 bulan), kemudian pupuk dengan NPK berimbang (15 : 15: 15) sebanyak 2 sendok teh pertanaman. Disamping itu bisa ditambahkan dengan pupuk mikro misal : metalik dengan konsentrasi 4 cc perliter air, dan masing- masing tanaman 3 liter. Pada umur 6 bulan beri pupuk hortigo kuning dan hortigo power masing-masing 0,5 sendok teh pertanaman..<br />
Pemupukan harus dilakukan secara berkala sehingga dapat dipenuhi respon yang cepat dari pertumbuhan <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-buah-naga.html">buah naga</a>.Untuk pemupukan bulan ketujuh hingga kedua belas adalah NPK 50 gr dan Za 20 gr per bulan per tiang (tempat tanaman). Untuk tahun berikutnya tanaman diberikan pupuk NPK 75 gr dan Za 30 gr per bulan per tiang.<br />
<br />
<div style="background-color: yellow;"><b>Pemangkasan</b></div> Lakukan pemangkasan baik untuk pembentukan cabang baru maupun cabang produktif . Pada umur 8–12 bulan tanaman akan berbunga. Setelah petik buah batang dipotong untuk merangsang tunas-tunas baru. Biasanya tunas baru itu tumbuh besar dan menghadap ke langit, biarkan tinggi turus ± 1,5 meter kemudian potong pucuk 3 meter. Upayakan tunas baru jangan sampai lebih dari 5 tunas karena dapat mengganggu pertumbuhan <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-buah-naga.html">buah naga</a>..<br />
<br />
<div style="background-color: yellow;"><b>Pengairan</b></div> Pada tahap awal perturnbuhan pengairan dilakukan 1 - 2 hari sekali. pemberian air berlebihan akan menyebabkan terjadinya<br />
pembusukan<br />
<br />
<div style="background-color: yellow;"><b>Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT)</b></div> Sementara belum ditemukan adanya serangan hama clan penyakit yang potensial. Pembersilhan lahan atau pengendalian gulma dilakukan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman<br />
<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><span style="font-size: large;"><b>PANEN</b></span></div> <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-buah-naga.html">Buah naga</a> berbunga pada umur 12 bulan 18 bulan dari kuncup bunga menjadi buah siap petik membutuhkan waktu 50- 55 hari. Buah yang sudah siap dipetik dengan ciri warna buah merah keseluruhani atau sisik buah (tumbai) berubah warna dari hijau menjadi kemerahan dan pada pangkal buah ditandai daun buah naga mengkerut, kemudian buah siap dipetik. Cara pemetikan dengan menggunakan gunting stek dengan membentuk huruf “V“. Musim panen terbesar <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-buah-naga.html">buah naga</a> pada bulan September hingga maret.<br />
<br />
<br />
<hr /><hr /><hr /><h2 style="color: blue;"> <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-buah-naga.html">Khasiat Manfa'at Buah Naga</a></h2><div style="background-color: #cccccc;"><b>Kandungan yang terdapat dalam <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-buah-naga.html">buah naga</a>:</b></div>Vitamin C<br />
Beta karoten<br />
Kalsium<br />
Karbohidrat<br />
Kadar serat yang tinggi, yang berfungsi sebagai pengikat zat karsinogen penyebab kanker dan memperlancar proses pencernaan.<br />
<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Beberapa khasiat <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-buah-naga.html">buah naga</a>:</b></div>Mengobati kanker, tumor, sakit mata, asam urat, dan jantung.<br />
Menyembuhkan rematik.<br />
Penyeimbang kadar gula darah.<br />
Pengontrol kolesterol.<br />
Menguatkan ginjal dan tulang.<br />
Menajamkan penglihatan.<br />
<br />
<hr /><hr /><hr /><span style="font-size: large;"><b>Didapat dari berbagai sumber</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>Semoga Bermanfa'at</b></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-85237826114476581542011-07-01T12:30:00.000-07:002011-11-18T13:33:51.668-08:00Budidaya Salak<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayasalak"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK8vHBbYU8n5WmjgewZSAOA276mDcQ5QKP5t9Ufrmu6l7-_RTUh4ERuBaaRyiS1RJNYh9FC_NpZce7DQ-GGQtl1WnukM3hNrTAYI_cJNo3hhB7mhk5Hwgq5tjv0RynOlbtI5lA_naizTFd/s1600/Salak.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK8vHBbYU8n5WmjgewZSAOA276mDcQ5QKP5t9Ufrmu6l7-_RTUh4ERuBaaRyiS1RJNYh9FC_NpZce7DQ-GGQtl1WnukM3hNrTAYI_cJNo3hhB7mhk5Hwgq5tjv0RynOlbtI5lA_naizTFd/s200/Salak.jpg" width="150" /></a><br />
<a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">Salak</a> adalah sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan. Ia dikenal juga sebagai sala (Min., Mak., Bug., [1] dan Thai). Dalam bahasa Inggris disebut salak atau snake fruit, sementara nama ilmiahnya adalah Salacca zalacca. Buah ini disebut snake fruit karena kulitnya mirip dengan sisik ular.<br />
<br />
<hr /><span style="font-size: large;"><b>SYARAT PETUMBUHAN</b></span><br />
<div style="background-color: #cccccc;"><b>1.Iklim</b></div>a.Tanaman <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> sesuai bila ditanam di daerah berzona iklim Aa bcd, Babc dan Cbc. A berarti jumlah bulan basah tinggi (11-12 bulan/tahun), B: 8-10 bulan/tahun dan C : 5-7 bulan/tahun.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
b.<a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">Salak</a> akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dalam bulan basah. Berarti <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> membutuhkan tingkat kebasahan atau kelembaban yang tinggi.<br />
<br />
c.Tanaman <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> tidak tahan terhadap sinar matahari penuh (100%), tetapi cukup 50-70%, karena itu diperlukan adanya tanaman peneduh.<br />
<br />
d.Suhu yang paling baik antara 20-30°C. <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">Salak</a> membutuhkan kelembaban tinggi, tetapi tidak tahan genangan air.<br />
<br />
<div style="background-color: #cccccc;"><b>2.Tanah</b></div>a.Tanaman <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab.<br />
<br />
b.Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> adalah 4,5 – 7,5. Kebun <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> tidak tahan dengan genangan air. Untuk pertumbuhannya membutuhkan kelembaban tinggi.<br />
<br />
<div style="background-color: #cccccc;"><b>3.Ketinggian Tempat</b></div>Tanaman <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> tumbuh pada ketinggian tempat 100-500 m dpl.<br />
<br />
<hr /><span style="font-size: large;"><b>PEDOMAN BUDIDAYA</b></span><br />
<div style="background-color: #cccccc;"><b>1.Pembibitan</b></div> Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak </a>adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan<a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html"> salak </a>yang baik. Pembibitan<a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html"> salak </a>dapat berasal dari biji (generatif) atau dari anakan (vegetatif).<br />
<br />
Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yang baik diperoleh dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan.<br />
<br />
<b>Keuntungan perbanyakan bibit secara generatif:</b><br />
<div style="background-color: #fff2cc;">-dapat dikerjakan dengan mudah dan murah</div><div style="background-color: #fff2cc;">-diperoleh bibit yang banyak</div><div style="background-color: #fff2cc;">-tanaman yang dihasilkan tumbuh lebih sehat dan hidup lebih lama</div><div style="background-color: #fff2cc;">-untuk transportasi biji dan penyimpanan benih lebih mudah</div><div style="background-color: #fff2cc;">-tanaman yang dihasilkan mempunyai perakaran kuat sehingga tahan rebah dan kekeringan</div><div style="background-color: #fff2cc;">-memungkinkan diadakan perbaikan sifat dalam bentuk persilangan.</div><br />
<b>Kekurangan perbanyakan secara generatif:</b><br />
<div style="background-color: #fff2cc;">-kualitas buah yang dihasilkan tidak persis sama dengan pohon induk karena mungkin terjadi penyerbukan silang</div><div style="background-color: #fff2cc;">-agak sulit diketahui apakah bibit yang dihasilkan jantan atau betina.</div><br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>a.Persyaratan Bibit</b></div> Untuk mendapatkan bibit yang baik harus dilakukan seleksi terhadap biji yang akan dijadikan benih. Syarat-syarat biji yang akan dijadikan benih :<br />
<div style="background-color: #fff2cc;">-Biji berasal dari pohon induk yang memenuhi syarat.</div><div style="background-color: #fff2cc;">-Buah yang akan diambil bijinya harus di petik pada waktu cukup umur.</div><div style="background-color: #fff2cc;">-Mempunyai daya tumbuh minimal 85 %.</div><div style="background-color: #fff2cc;">-Besar ukuran biji seragam dan tidak cacat.</div><div style="background-color: #fff2cc;">-Biji sehat tidak terserang hama dan penyakit.</div><div style="background-color: #fff2cc;">-Benih murni dan tidak tercampur dengan kotoran lain.</div><br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>b.Penyiapan Bibit</b></div><b>-Bibit dari Biji:</b><br />
1. Biji <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak </a>dibersihkan dari sisa-sisa daging buah yang masih melekat.<br />
2. Rendam dalam air bersih selama 24 jam, kemudian dicuci.<br />
<br />
<b>-Bibit dari Anakan</b><br />
1. Pilih anakan yang baik dan berasal dari induk yang baik<br />
2. Siapkan potongan bambu, kemudian diisi dengan media tanah<br />
3) Teknik Penyemaian Bibit<br />
<br />
<div style="background-color: #ffe599;"><b>-Bibit dari Biji</b></div>1. Biji salak yang telah direndam dan dicuci, masukkan kedalam kantong plastik yang sudah dilubangi (karung goni basah), lalu diletakkan di tempat teduh dan lembab sampai kecambah berumur 20-30 hari<br />
2. Satu bulan kemudian diberi pupuk Urea, TSP dan KCl, masing-masing 5 gram, tiap 2-3 minggu sekali<br />
3. Agar kelembabannya terjaga, lakukan penyiraman setiap hari<br />
<br />
<div style="background-color: #ffe599;"><b>-Bibit dari Anakan dengan pesemaian bak kayu:</b></div>1. Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan<br />
2. Diisi dengan tanah subur dan gembur setebal 15-20 cm<br />
3. Diatas tanah diiisi pasir setebal 5-10 cm<br />
4. Arah pesemaian Utara Selatan dan diberi naungan menghadap ke Timur<br />
5. Benih direndam dalam larutan hormon seperti Atonik selama 1 jam, konsentrasi larutan 0,01-0,02 cc/liter air<br />
6. Tanam biji pada bak pesemaian dengan jarak 10 x 10 cm<br />
7. Arah biji dibenamkan dengan posisi tegak, miring/rebah dengan mata tunas berada dibawah.<br />
<br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>c.Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian</b></div> Untuk pembibitan dari biji, media pembibitan adalah polybag dengan ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan tanah campur pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Setelah bibit atau kecambah berumur 20-30 hari baru bibit dipindahkan ke polibag.<br />
<br />
Pembibitan dengan sistem anakan, bambu diletakkan tepat di bawah anakan <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a>, kemudian disiram setiap hari. Setelah 1 bulan akar telah tumbuh dan anakan dipisahkan dari induknya, kemudian ditanam dalam polybag. Pupuk Urea, TSP, KCl diberikan 1 bulan sekali sebanyak 1 sendok<br />
<br />
<div style="background-color: #ffd966; color: black;"><b>d.Pemindahan Bibit</b></div> Untuk bibit dari biji, setelah bibit <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> berumur 4 bulan baru dipindahkan ke lahan pertanian. Untuk persemaian dari anakan, setelah 6 bulan bibit baru bisa dipindahkan ke lapangan.<br />
<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>2.Pengolahan Lahan</b></div>-Persiapan<br />
Penetapan areal untuk perkebunan <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber air.<br />
<br />
-Pembukaan Lahan<br />
a)Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.<br />
b)Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.<br />
<br />
<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Teknik Penanaman</b></div><div style="background-color: #ffd966;"><b>Pembuatan Lubang Taman</b></div>Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 1 x 4 m; 2 x 2 m atau 1,5 x 2,5 m.<br />
Ukuran lubang dapat juga dibuat 50 x 50 x 40 cm, dengan jarak antar 2 x 4 m atau 3 x 4 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 10 kg.<br />
<br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>Cara Penanaman:</b></div>Biji ditanam langsung dalam lubang sebanyak 3- 4 biji per lubang. Sebulan kemudian biji mulai tumbuh<br />
<br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>Lain-lain</b></div> Untuk menghindari sinar matahari penuh, tanaman <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> ditanam di bawah tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian, lamptoro dan sebagainya. Apabila lahan masih belum ada tanaman peneduh, dapat ditanam tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam pohon peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa ditanam dengan jarak 10 x 10 m, durian 12 x 12 m dan lamtoro 12 x 12 m.<br />
<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Pemeliharaan Tanaman</b></div> Untuk menghindari sinar matahari penuh, tanaman <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> ditanam di bawah tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian, lamptoro dan sebagainya. Apabila lahan masih belum ada tanaman peneduh, dapat ditanam tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam pohon peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa ditanam dengan jarak 10 x 10 m, durian 12 x 12 m dan lamtoro 12 x 12 m.<br />
<br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>Penjarangan dan Penyulaman</b></div> Untuk memperoleh buah yang berukuran besar, maka bila tandan sudah mulai rapat perlu dilakukan penjarangan. Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5.<br />
<br />
Penyulaman dilakukan pada tanaman muda atau yang baru ditanam, tetapi mati atau pertumbuhannya kurang bagus atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu tanaman cadangan (biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan, yang seumur dengan tanaman lainnya. Awal musim hujan sangat tepat untuk melakukan penyulaman. Tanaman cadangan dipindahkan dengan cara putaran, yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yang menutupi daerah perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman, bagian pangkal serta tanahnya kita bungkus dengan plastik agar aka-akar di bagian dalam terlindung dari kerusakan, dilakukan dengan hati-hati.<br />
<br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>Penyiangan</b></div> Penyiangan adalah membuang dan memebersihan rumput-rumput atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di kebun <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a>. Tanaman pengganggu yang lazim di sebut gulma ini bila tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam memperebutkan unsur hara dan air.<br />
<br />
Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit ditanam, penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan.<br />
<br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>Pembubunan</b></div> Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula penggemburan dan pembumbunan tanah ke pokok tanaman salak. Hal ini dilakukan untuk menghemat ongkos kerja juga untuk efisiensi perawatan.<br />
Tanah yang digemburkan dicangkul membentuk gundukan atau bumbunan yang berfungsi untuk menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya. Bumbunan jangan sampai merusak parit yang ada.<br />
<br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>Perempalan/Pemangkasan</b></div> Daun-daun yang sudah tua dan tidak bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yang terlalu rimbun atau rusak diserang hama. Tunas-tunas yang terlalu banyak harus dijarangkan, terutama mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan).<br />
Dengan pemangkasan, rumpun tanaman <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> tidak terlalu rimbun sehingga kebun yang lembab serta pengap akibat sirkulasi udara yang kurang lancar diperbaiki. Pemangkasan juga membantu penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian generatif secara seimbang.<br />
<br />
Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi pada saat mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan kita lakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1 kali.<br />
<br />
Apabila dalam rumpun salak terdapat beberapa anakan, lakukanlah pengurangan anakan menjelang tanaman berbuah. Satu rumpun <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> cukup kita sisakan 1 atau 2 anakan. Jumlah anakan maksimal 3-4 buah pada 1 rumpun. Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu produktivitas tanaman.<br />
<br />
Pemangkasan daun <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> sebaiknya sampai pada pangkal pelepahnya. Jangan hanya memotong setengah atau sebagian daun, sebab bagian yang disisakan sebenarnya sudah tidak ada gunanya bagi tanaman.<br />
<br />
Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap dilakuakan. Alat pangkas sebaiknya menggunakan golok atau gergaji yang tajam. Pemangkasan yang dilaksanakan pada waktu dan cara yang tepat akan membantu tanaman tumbuh baik dan optimal.<br />
<br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>Pemupukan</b></div> Semua bahan yang diberikan pada tanaman dengan tujuan memberi tambahan unsur hara untuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman disebut pupuk. Ada pupuk yang diberikan melalui daerah perakaran tanaman (pupuk akar).<br />
Pupuk yang diberikan dengan cara penyemprotan lewat daun tanaman (pupuk daun). Jenis pupuk ada 2 macam: pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu tanaman, tepung darah dan sebagainya. Pupuk anorganik adalah: Ure, TSP, Kcl, ZA, NPK Hidrasil, Gandasil, Super Fosfat, Bay folan, Green Zit, dan sebagainya. Pupuk organik yang sering diberikan ke tanaman <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> adalah pupuk kandang.<br />
<br />
<b>Umur tanaman :</b><br />
<div style="background-color: #fff2cc;">-0-12 bulan (1 x sebulan): Pupuk kandang 1000, Urea 5 gram, TSP 5 gram, KCl 5 gram.</div><div style="background-color: #fff2cc;">-12-24 bulan (1 x 2 bulan): Urea 10 gram, TSP 10 gram, KCl 10 gram.</div><div style="background-color: #fff2cc;">-24-36 bulan (1 x 3 bulan): Urea 15 gram, TSP 15 gram, KCl 15 gram.</div><div style="background-color: #fff2cc;">-36–dst (1 x 6 bulan): Urea 20 gram, TSP 20 gram, KCl 20 gram.</div><br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>Pengairan dan Penyiraman</b></div> Air hujan adalah siraman alami bagi tanaman, tetapi sulit untuk mengatur air hujan agar sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Air hujan sebagian besar akan hilang lewat penguapan, perkolasi dan aliran permukaan. Sebagian kecil saja yang tertahan di daerah perakaran, air yang tersisa ini sering tidak memenuhi kebutuhan tanaman.<br />
Dalam budidaya <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a>, selama pertumbuhan, kebutuhan akan air harus tercukupi, untuk itu kita perlu memberi air dengan waktu, cara dan jumlah yang sesuai.<br />
<br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>Pemeliharaan Lain</b></div> Setelah ditanam di kebun kita buatkan penopang dari bambu atau kayu untuk menjaga agar tanaman tidak roboh.<br />
<br />
<hr /><span style="font-size: large;"><b>HAMA DAN PENYAKIT</b></span><br />
<div style="background-color: #cccccc;"><b>Hama</b></div><div style="background-color: #ffd966;"><b>-Kutu wol /putih (Cerataphis sp.)</b></div>Hama ini bersembunyi di sela-sela buah.<br />
<br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>-Kumbang penggerek tunas (Omotemnus sp)</b></div><br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>-Kumbang penggerek batang</b></div> Menyerang ujung daun yang masih muda (paling muda), kemudian akan masuk ke dalam batang. Hal ini tidak menyebabkan kematian tanaman, tetapi akan tumbuh anakan yang banyak di dalam batang tersebut.<br />
<br />
<div style="background-color: #fff2cc;">Pengendalian:</div> dimatikan atau dengan cara meneteskan larutan insektisida (Diazenon) dengan dosis 2 cc per liter pada ujung daun yang terserang atau dengan cara menyemprot. Dalam hal ini diusahakan insektisida dapat masuk ke dalam bekas lubang yang digerek.<br />
Memasukkan kawat yang ujungnya lancip ke dalam lubang yang dibuat kumbang hingga mengenai hama.<br />
<br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>Babi hutan, tupai, tikus dan luwak</b></div> <span style="background-color: #fff2cc;">Pengendalian: </span><br />
(1) untuk memberantas babi hutan, dilaksanakan dengan penembakan khusus, atau memagari kebun <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> dengan <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak-salak</a> jantan yang rapat. Akan lebih baik lagi kalau memagari kebun <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> dengan kawat berduri;<br />
(2) untuk memberantas Tikus, digunakan Zink phosphit, klerat dan lainlain;<br />
(3) untuk memberantas Luwak dan Tupai, dapat digunakan umpan buah pisang yang dimasuki Furadan 3 G. Caranya: buah pisang dibelah, kurang lebih 0,5 gram Furadan dimasukkan ke dalamnya, kemudian buah pisang tersebut dijahit dan dijadikan umpan.<br />
<br />
<div style="background-color: #cccccc;"><b>Penyakit</b></div><div style="background-color: #ffd966;"><b>-Penyakit yang sering menyerang salak adalah sebangsa cendawan putih,</b></div><div style="background-color: #fff2cc;">Gejala:</div>busuknya buah. Buah yang terserang penyakit ini kualitasnya jadi menurun, karena warna kulit <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> jadi tidak menarik.<br />
<div style="background-color: #fff2cc;">Pengendalian:</div>mengurangi kelembaban tanah, yaitu mengurangi pohon-pohon pelindung.<br />
<br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>-Noda hitam</b></div><div style="background-color: #fff2cc;">Penyebab: cendawan Pestalotia sp.</div><div style="background-color: #fff2cc;">Gejala: adanya bercak-bercakhitam pada <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">daun salak</a>.</div><br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>-Busuk merah (pink)</b></div><div style="background-color: #fff2cc;">Penyebab:cendawan Corticium salmonicolor.</div><div style="background-color: #fff2cc;">Gejala:adanya pembusukan pada buah dan batang.</div><div style="background-color: #fff2cc;">Pengendalian: tanaman yang sakit dan daun yang terserang harus dipotong dan dibakar di tempat tertentu.</div><br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>Gulma</b></div> Di beberapa tempat di Pulau Jawa, lahan <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">salak</a> dibangun di bekas persawahan. Sehingga otomatis gulma yang merajai kebun adalah gulma-gulma yang biasa terdapat di sawah. Karena lahan sawah yang biasa tergenang air dikeringkan dan dibumbun tanahnya maka gulma yang mampu bertahan adalah gulma berdaun sempit dan tumbuh menjalar yang sedikit sekali terdapat di sawah.<br />
Gulma yang berbatang kurus tegak, berdaun panjang yang umumnya di persawahan kurang mampu bertahan. Itulah sebabnya mengapa gulma di lahan bekas persawahan relatif lebih sedikit. Pengendalian secara manual dengan dikored atau dicangkul pun sudah memadai.<br />
<br />
Pemberantasan gulma secara kimia di kebun-kebun salak belum lazim dilaksanakan. Untuk lahan yang tidak seberapa luas, para petani masih menggunakan cara manual (mencabuti rumput-rumputan dengan tangan, dikored atau dicangkul). Bila lahan salak cukup luas, serta baru dibuka, gulma yang terdapat tentu banyak sekali dan sulit diberantas hanya dengan cara manual.<br />
Untuk situasi seperti ini perlu menggunakan herbisida, sebab biaya tenaga kerja relatif murah dan hasilnya lebih cepat. Reaksi bahan kimia dalam membunuh tanaman liar juga sangat cepat. Herbisida memiliki pengruh negatif, sebab racun yang dikandungnya dapat membahayakan mahluk hidup lain termasuk ternak dan manusia.<br />
Herbisida yang akan digunakan perlu sesuai dengan jenis gulma yang akan diberantas. Pilihan yang kurang tepat akan memboroskan biaya. Gulma dari golongan rumput-rumputan dapat dibasmi dengan herbisida Gramoxone, Gesapas, Basta atau Diuron.<br />
Dari golongan teki-tekian dapat diberantas dengan Goal. Alang-alang dapat dibasmi dengan Round-up atau Sun-up. Sedangkan tanaman yang berdaun lebar dapat diatasi dengan Fernimine. Ada juga herbisida yang dapat memberantas beberapa jenis gulma.<br />
<br />
<hr /><span style="font-size: large;"><b>P A N E N</b></span><br />
Mutu buah salak yang baik diperoleh bila pemanenan dilakukan pada tingkat kemasakan yang baik. <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">Buah salak</a> yang belum masak, bila dipungut akan terasa sepet dan tidak manis. Maka pemanenan dilakukan dengancara petik pilih, disinilah letak kesukarannya. Jadi kita harus benar-benar tahu <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">buah salak</a> yang sudah tua tetapi belum masak.<br />
<br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>Ciri dan Umur Panen</b></div> <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">Buah salak</a> dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya berumur 6 bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ditandai oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing) terasa lunak bila ditekan. Tanda buah yang sudah tua, menurut sumber lain adalah: warnanya mengkilat (klimis), bila dipetik mudah terlepas dari tangkai buah dan beraroma salak.<br />
<br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>Cara Panen</b></div> Cara memanen: karena <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">buah salak</a> masaknya tidak serempak, maka dilakukan petik pilih. Yang perlu diperhatikan dalam pemetikan apakah <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">buah salak</a> tersebut akan disimpan lama atau segera dimakan. Bila akan disimpan lama pemetikan dilakukan pada saat <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">buah salak</a> tua (Jawa: gemadung), jadi jangan terlalu tua dipohon. <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">Buah salak</a> yang masir tidak tahan lama disimpan. Pemanenan buah dilakukan dengan cara memotong tangkai tandannya.<br />
<br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>Periode Panen</b></div>Tanaman salak dalam masa panennya terdapat 4 musim:<br />
<div style="background-color: #fff2cc;">-Panen raya pada bulan Nopember, Desember dan Januari</div><div style="background-color: #fff2cc;">-Panen sedang pada bulan Mei, Juni dan Juli</div><div style="background-color: #fff2cc;">-Panen kecil pada bulan-bulan Pebruari, Maret dan April.</div><div style="background-color: #fff2cc;">-Masa kosong/istirahat pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober. Bila pada bulan-bulan ini ada buah salak maka dinamakan buah slandren. Menurut sumber lain panen besar <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">buah salak</a> adalah antara bulan Oktober – Januari.</div><br />
<div style="background-color: #ffd966;"><b>Perkiraan Produksi</b></div> Dalam<a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html"> budidaya tanaman salak</a>, hasil yang dapat dicapai dalam satu musim tanam adalah 15 ton per hektar.<br />
<br />
<hr /><span style="font-size: large;"><b>PASCA PANEN</b></span><br />
Seperti buah-buahan lainnya, <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">buah salak</a> mudah rusak dan tidak tahan lama. Kerusakan ditandai dengan bau busuk dan daging buah menjadi lembek serta berwarna kecoklat-coklatan. Setelah dipetik <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">buah salak </a>masih meneruskan proses hidupnya berupa proses fisiologi (perubahan warna, pernafasan, proses biokimia dan perombakan fungsional dengan adanya pembusukan oleh jasad renik). Sehingga <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">buah salak</a> tidak dapat disimpan lama dalam keadaan segar, maka diperlukan penanganan pascapanen.<br />
<br />
<div style="background-color: #cccccc;"><b>Pengumpulan</b></div> Gudang pengumpulan berfungsi sebagai tempat penerima <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">buah salak</a> yang berasal dari petani atau kebun. Dalam gudang pengumpulan ini dilakukan: sortasi, grading dan pengemasan.<br />
<br />
<div style="background-color: #cccccc;"><b>Penyortiran dan Penggolongan</b></div> Sortasi/pemilihan bertujuan untuk memilih buah yang baik, tidak cacat, dan layak ekspor. uga bertujuan untuk membersihkan buah-buah dari berbagai bahan yang tidak berguna seperti tangkai, ranting dan kotoran. Bahan-bahan tersebut dipotong dengan pisau, sabit, gunting pangkas tajam tidak berkarat sehinga tidak menimbulkan kerusakan pada buah.<br />
<br />
<b>Grading/penggolongan bertujuan untuk:</b><br />
<div style="background-color: #fff2cc;">-mendapat hasil buah yang seragam (ukuran dan kualitas)</div><div style="background-color: #fff2cc;">-mempermudah penyusunan dalam wadah/peti/alat kemas</div><div style="background-color: #fff2cc;">-mendapatkan harga yang lebih tinggi</div><div style="background-color: #fff2cc;">-merangsang minat untuk membeli</div><div style="background-color: #fff2cc;">-agar perhitungannya lebih mudah</div><div style="background-color: #fff2cc;">-untuk menaksir pendapatan sementara.</div><br />
<b>Penggolongan ini dapat berdasarkan pada :</b> berat, besar, bentuk, rupa, warna, corak, bebas dari penyakit dan ada tidaknya cacat/luka. Semua itu dimasukkan kedalam kelas dan golongan sendiri-sendiri.<br />
<div style="background-color: #fff2cc;">-Salak mutu AA (betul-betul super, kekuningan, 1kg= 12 buah)</div><div style="background-color: #fff2cc;">-Salak mutu AB (tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil, dan sehat)</div><div style="background-color: #fff2cc;">-Salak mutu C (untuk manisan, 1kg = 25 – 30 buah)</div><div style="background-color: #fff2cc;">-Salak mutu BS (busuk atau 1/2 pecah), tidak dijual.</div><br />
<div style="background-color: #cccccc;"><b>Pengemasan dan Pengangkutan</b></div> Tujuan pengemasan adalah untuk melindungi <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">buah salak</a> dari kerusakan, mempermudah dalam penyusunan, baik dalam pengangkutan maupun dalam gudang penyimpanan dan untuk mempermudah perhitungan. Ada pengemasan untuk buah segar dan untuk manisan salak.<br />
<br />
<b>Pengemasan untuk buah segar:</b><br />
<div style="background-color: #fff2cc;">-alat pengemas harus berlubang</div><div style="background-color: #fff2cc;">-harus kuat, agar buah salak terlindung tekanan dari luar</div><div style="background-color: #fff2cc;">-dapat diangkut dengan mudah</div><div style="background-color: #fff2cc;">-ukuran pengemas harus disesuaikan dengan jumlah buah.</div><br />
<b>Pengemasan untuk manisan salak:</b><br />
Dikemas dalam kaleng yang ditutup rapat yang telah dipastursasi sehingga semua mikroba seperti jamur, ragi, bakteri dan enzim dapat mati dan tidak akan menimbulkan proses pembusukan. Untuk manisan yang dikeringkan, umumnya dikemas dalam plastik.<br />
<br />
<div style="background-color: #cccccc;"><b>Pengangkutan</b> </div>merupakan mata rantai penting dalam penanganan, penyimpanan dan distribusi buah-buahan.<br />
<b>Syarat-syarat pengangkutan untuk buah-buahan:</b><br />
<div style="background-color: #fff2cc;">-Pengangkutan harus dilakukan dengan cepat dan tepat.</div><div style="background-color: #fff2cc;">-Pengemasan dan kondisi pengangkutan yang tepat untuk menjamin terjaganya mutu yang tinggi.</div><div style="background-color: #fff2cc;">-Harapan adanya keuntungan yang cukup dengan menggunakan fasilitas pengangkutan yang memadai.</div><br />
Sumber:<br />
<a href="http://ngraho.com/2008/03/31/budidaya-salak/">ngraho</a><br />
<br />
<hr /><hr /><hr /><h2><a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">Khasiat / Manfa'at Salak</a></h2> Salah satu manfa'at buah salak adalah untuk mengobati diare, cukup dengan mengkonsusi <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/07/budidaya-salak.html">buah salak</a> 20gram yang masih muda<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Didapat dari berbagai suber, semoga bermanfa'at </b></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-33329994959070091162011-06-28T10:45:00.000-07:002011-11-18T13:33:09.155-08:00Budidaya Buni<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayabuni"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7Uw5emnlCE8fEeaqnBbqxCko70Dhqc2Wa2EeMGytTvN17vWzOxkXUpc6Ta8WKjj2cnEQW3-MOwfBY-EOnCDd60xxK2Bf3n3fp3lQwCvnJDosYx8dkvb-IVUnACVU0UnqSPMns8H8MCn5n/s1600/Buni.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7Uw5emnlCE8fEeaqnBbqxCko70Dhqc2Wa2EeMGytTvN17vWzOxkXUpc6Ta8WKjj2cnEQW3-MOwfBY-EOnCDd60xxK2Bf3n3fp3lQwCvnJDosYx8dkvb-IVUnACVU0UnqSPMns8H8MCn5n/s1600/Buni.jpg" /></a> <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-buni.html">Buah buni</a> munkin sedikit asing di telinga kita, karena buah ini bisa dibilang jarang yang menjualnya, bentuknya bulat kecil-kecil dan bergerombol menyerupai <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-anggur.html">buah anggur</a>.<br />
<a name='more'></a><br />
Manfa'at <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-buni.html">buah buni</a> lumayan banyak karena kandungan gizi dan fitonutrienya yang tinggi. <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-buni.html">Buah buni</a> mengandung:<br />
-Vitamin C,<br />
-Provitamin A,<br />
-Vitamin B1,<br />
-vitamin B2, dan<br />
-Vitamin E<br />
-Mineral Besi fosfor,<br />
-photasium/ kalium<br />
-Serat<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b> <span style="background-color: #cccccc;">Syarat Tumbuh </span></b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><span style="background-color: #cccccc; color: black;"></span></b></span><a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-buni.html"> Buah Buni</a> adalah pohon tropik. Di daerah tropik <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-buni.html">buni</a> dijumpai tumbuh dari 0 m dpl (diatas Permuka'an Laut). sampai di atas 1000 m dpl. Di Indonesia, <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-buni.html">Buah buni</a> ditanam di propinsi-propinsi bagian timur yang beriklim muson, juga di bagian barat yang lembap. <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-buni.html">Pohon buni</a> biasa tumbuh di hutan sekunder pada tahap awal suksesinya, yang menggeser padang rumput yang marginal. Walaupun begitu, <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-buni.html">pohon buni</a> dapat mempertahankan pertumbuhannya pada tanah liat berlempung.<br />
<hr /><span style="font-size: large;"><b> <span style="background-color: #cccccc;">Pedoman Budidaya</span></b></span><br />
<a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-buni.html">Buah Buni</a> sangat mudah diperbanyak dengan<br />
-benih,<br />
-stek batang,<br />
-cangkok,<br />
-penempelan, dan<br />
-penyambungan.<br />
Cangkokan cabang yang berdimeter 2-5 cm umumnya dapat berakar setelah 95 hari. Tunas yang agak tua, panjangnya 3-4 cm, licin dan berwarna hijau, bertangkai daun dan berlentisel hendaknya digunakan untuk usaha penempelan.<br />
Umur batang bawah tidak terlalu berpengaruh. Penanaman di lapangan dianjurkan menggunakan jarak tanam 6-8 m. Pohon jantan mungkin saja tidak diperlukan, sebab sebagian besar pohon betina menghasilkan banyak bunga sempurna yang dapat melaksanakan penyerbukan secukupnya.<br />
<br />
<hr /><span style="font-size: large;"><b> <span style="background-color: #cccccc;">Hama dan Penyakit</span></b></span><br />
Informasi mengenai serangan hama dan penyakit pada jenis-jenis Antidesma jarang dijumpai. Rayap, kutu tepung, dan kutu perisai kadang-kadang menyerang pohon buni; salah satu laporan dari Singapura menyebutkan suatu kejadian kerusakan yang hebat pada daun-daun buni oleh larva kumbang Autoserica rufocuprea.<br />
<br />
<hr /><span style="font-size: large;"><b> <span style="background-color: #cccccc;">Panen dan Pasca Panen</span></b></span><br />
Pohon yang berasal dari semai dapat berbuah 4-5 tahun setelah ditanam. Tanaman yang diperbanyak secara aseksual dapat mulai berbuah 1-2 tahun. Musim buah hanya berlangsung 2 bulan. Tandan <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-buni.html">buah buni</a> dipanen dengan tangan dibantu dengan galah bambu; lebih baik digunakan kantung jala untuk menampung cabang-cabang tandan yang rontok.<br />
<a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-buni.html">Pohon buni</a> dapat menghasilkan panen yang baik, tetapi satu-satunya indikasi tentang hasil (puncaknya) yang nyata diperoleh dari dua pohon di Florida, yang masing-masing menghasilkan 270 kg dan 400 kg buah dalam semusim.<br />
<br />
Sumber:<br />
<a href="http://tanamanlahan.blogspot.com/">tanamanlahan</a><br />
<br />
<hr /><hr /><hr /><span style="font-size: large;"><b> <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-buni.html">Khasiat / manfa'at buni</a></b></span><br />
<br />
<div style="background-color: #cccccc;"><span style="font-size: large;"><b>Sifilis</b></span></div><br />
<b>Bahannya ;</b><br />
<div style="background-color: #ffe599;">- 50 puluh butir buah buni yang telah masak,</div><div style="background-color: #ffe599;">- 50 lembar daun sambiloto</div><div style="background-color: #ffe599;">- 7 lembar daun ngokilo</div><div style="background-color: #ffe599;">- 10 lembar daun pegagan</div><div style="background-color: #ffe599;">- 1 jari batang brotowali</div><div style="background-color: #ffe599;">- 3 jari gula aren</div><div style="background-color: #ffe599;">- 4 gelas air</div><br />
<b>Cara membuatnya :</b><br />
Setelah cuci dan potong-potong bila perlu, rebus sampai air tersisa 2,25 gelas. Setelah dingin, saring dan minum sehari 3 kali masing-masing 0,75 gelas. lakukan selama 20 hari berturut-turut.<br />
<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc; color: black;"><span style="font-size: large;"><b>Kurang Darah</b></span></div><br />
<b>Bahannya :</b><br />
<div style="background-color: #ffe599;">- 50 butir buah buni yang telah masak</div><div style="background-color: #ffe599;">- 2 jari asam kawak</div><div style="background-color: #ffe599;">- 0,75 jari rimpang kunyit</div><div style="background-color: #ffe599;">- 0,5 cangkir air matang</div><div style="background-color: #ffe599;">- 1 sendok makan madu</div><br />
<b>Cara membuatnya :</b><br />
Cuci buni dan tumbuk buni, asam kawak dan rimpang kunyit sampai halus. Tambahkan air dan madu, aduk sampai rata, saring, peras, dan minum. Lakukan 3 kali sehari selama 10 hari berturut-turut.<br />
<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><span style="font-size: large;"><b>Jantung berdebar</b></span></div><br />
<b>Bahannya :</b><br />
<div style="background-color: #ffe599;">- 25 butir buah buni yang telah masak</div><div style="background-color: #ffe599;">- 6 lembar daun kaca piring segar</div><div style="background-color: #ffe599;">- 10 lembar daun sembung segar</div><div style="background-color: #ffe599;">- 1 jari telunjuk kayu manis</div><div style="background-color: #ffe599;">- 0,5 jari telunjuk jahe</div><div style="background-color: #ffe599;">- 2 jari gula aren</div><div style="background-color: #ffe599;">- 4 gelas air</div><br />
<b>Cara membuatnya :</b><br />
Setelah semua bahan dicuci bersih dan potong-potong bila perlu, rebus hingga air tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan minum 2x sehari, masing-masing 1 gelas. Lakukan selama 14 hari.<br />
<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><span style="font-size: large;"><b>Darah Tinggi</b></span></div><br />
<b>Bahannya :</b><br />
<div style="background-color: #ffe599;">- 30 butir buah buni yang telah masak</div><div style="background-color: #ffe599;">- 1 cangkir air hangat</div><br />
<b>Cara membuatnya ;</b><br />
Setelah dicuci bersih, kunyah sampai halus. Daging ditelan dan biji dibuang. setelah itu, segera minum secangkir air hangat. lakukan 3 kali sehari selama 7 hari berturut-turut.<br />
<br />
Sumber:<br />
<a href="http://www.na-tura.com/2011/01/14/manfaat-buah-buni-untuk-tubuh-anda/">na-tura</a></div><br />
<span style="font-size: large;"><b>Semoga Bermanfa'at</b></span></div>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-30256603182742326102011-06-25T08:47:00.000-07:002011-11-18T13:32:32.401-08:00Budidaya Beetroot (Bit)<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayabeetrootbit"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><hr /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyJP_g7FfdP_MZ2LR8Wb-Dj22WhTbJZYP1c93eWBeIWAdfagSTqUdzd9DGu_1ORQoxwgc2JHwOdZULol60JUFBxk1V0z68mU-6kx6ddb6JlxwtHrCsQ1-KBQ99KG3VG8hwUW5NGS2SRNwv/s1600/Bit.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyJP_g7FfdP_MZ2LR8Wb-Dj22WhTbJZYP1c93eWBeIWAdfagSTqUdzd9DGu_1ORQoxwgc2JHwOdZULol60JUFBxk1V0z68mU-6kx6ddb6JlxwtHrCsQ1-KBQ99KG3VG8hwUW5NGS2SRNwv/s1600/Bit.jpg" /></a> <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html"><span style="font-size: large;"><b>Bertanam Bit</b></span></a><br />
<a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">Bit</a> banyak ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 1.000 m dpl, terutama <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a> merah. Akan tetapi, <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a> putih ditanam pada ketinggian 500 m dpl. Di dataran rendah <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a> tidak mampu membentuk umbi.<br />
<a name='more'></a><a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">Bit</a> banyak ditanam di pulau Jawa, terutama Cipanas, Lembang, Pangalengan, dan Batu.<br />
<br />
Ada pun syarat penting agar <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a> tumbuh dengan baik adalah tanahnya subur, gembur, dan lembap. Selain itu tanah liat yang berlumpur dengan pH tanah 6-7 lebih sesuai untuk <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a>. Sebaiknya waktu tanam <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a> pada awal musim hujan atau akhir musim hujan.<br />
<br />
<hr /> <span style="font-size: large;"><b>Cara Tanam</b></span><br />
<a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">Bit</a> Dikembangbiakan dengan cara ditanam bijinya. Biji <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a> tersebut langsung ditanam tanpa disemaikan terlebih dulu. Tanah yang akan ditanami dicangkul selama 30 cm dan daiberi pupuk kandang sebanyak 15 ton per ha.<br />
<br />
Setelah tanahnya diratakan, dibuat alur-alur dangkal dengan jarak antaralur 20 cm. Biji-biji bit tersebut ditaburkan merata di sepanjang alur, kemudian ditutup tipis-tipis dengan tanah. Untuk penanaman seluas 1 ha dibutuhkan 8 kg biji <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a>.<br />
<br />
Biji <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a> akan tumbuh setelah ditanam 6 hari. Setelah berumur 3-4 minggu, tanaman diperjarang sehingga jarak antartanaman menjadi 15-20 cm. Jika ditemukan bijinya tumbuh 2-3 tunas (poliembrioni), tunas-tunas yang lemah dipisahkan dan disisakan satu tanaman yang subur. Penjarangan dapat bersamaan dengan penyiangan untuk penggemburan tanah.<br />
<br />
Pemberian pupuk buatan untuk tanaman <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a> jarang dilakukan. Namun, agar hasil yang diperoleh lebih baik, dianjurkan tanaman <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a> diberi pupuk buatan. Pupuk buatan tersebut berupa campuran urea, TSP, dan KCl dengan perbandingan 2:1:1 sebanyak 200 kg/ha atau 100 kg urea, 50 kg TSP, dan 50 kg KCl per ha. Pupuk tersebut ditebar di kanan-kiri setiap tanaman sejauh 5 cm dari batangnya. Pemberian pupuk ini bersamaan dengan penyiangan.<br />
<br />
<hr /> <span style="font-size: large;"><b>Pemeliharaan Tanaman</b></span><br />
Tanaman <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a> tidak memerlukan pemeliharaan khusus. Pemeliharaan hanya denagan cara membersihkan rumput-rumput yang mengganggu. Penyakit yang biasa tampak adalah midew embun. Penyakit ini disebabkan oleh Peronospora schachtii yang dapat diatasi dengan semprotan Benlate 0,2 persen.<br />
<br />
<hr /> <span style="font-size: large;"><b>Pemanenan</b></span><br />
Tanaman <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a> dapat dipungut hasilnya setelah berumur 2,5-3 bulan dari waktu tanam dengan caravumbi-umbinya dicabut. Tanaman <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a> yang terawatt baik dapat menghasilkan lebih dari 30 ton umbi per ha. Semakin tua tanaman <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a>, semakin manis rasanya.<br />
<br />
Kadar vit.C-nya juga semakin tinggi. Namun <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a> yang terlalu tua akan makin mengeras. Jika umbi-umbi tidak segera dimasak, daun-daunnya dibuang/dipotong setengahnya agar penguapan yang berlebihan dapat dihindari.<br />
<br />
Sumber:<br />
<a href="http://bitmerah.blogspot.com/">Bitmerah</a><br />
<br />
<hr /><hr /><hr /> <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html"><span style="font-size: large;"><b>Khasiat / manfa'at Beetroot (Bit)</b></span></a><br />
<div style="background-color: #cccccc;"><b>Kandungan <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a>:</b></div><div style="background-color: #ffe599;">-Asam Folat 34%, Fungsi : Menumbuhkan dan mengganti sel-sel yang rusak ,</div><div style="background-color: #ffe599;">-Kalium 14,8%, Fungsi : Memperlancar keseimbangan cairan di dalam tubuh,</div><div style="background-color: #ffe599;">-Serat 13,6%,</div><div style="background-color: #ffe599;">-vitamin C 10,2%, Fungsi : Menumbuhkan jaringan dan menormalkan saluran darah,</div><div style="background-color: #ffe599;">-Magnesium 9,8%, Fungsi : Menjaga fungsi otot dan syaraf,</div><div style="background-color: #ffe599;">-Triptofan 1,4%,</div><div style="background-color: #ffe599;">-Zat Besi 7,4%, Fungsi : Metabolisme energi dan sistem kekebalan tubuh,</div><div style="background-color: #ffe599;">-Tembaga 6,5%, Fungsi : Membentuk sel darah merah,</div><div style="background-color: #ffe599;">-Fosfor 6,5%, Fungsi : Memperkuat tulang,</div><div style="background-color: #ffe599;">-Caumarin yang berfungsi untuk mencegah tumor, dan</div><div style="background-color: #ffe599;">-Betasianin sebagai pencegah kanker.</div><br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Manfaat <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a>:</b></div><div style="background-color: #ffe599;">>Sebagai obat hati dan kantong empedu.</div><div style="background-color: #ffe599;">>Menghancurkan sel tumor dan sel kanker.</div><div style="background-color: #ffe599;">>Memperkuat fungsi darah dan mengatasi anemia.</div><div style="background-color: #ffe599;">>Memproduksi sel-sel darah merah.</div><div style="background-color: #ffe599;">>Menurunkan kadar kolesterol.</div><div style="background-color: #ffe599;">>Membersihkan dan menetralkan racun di dalam tubuh.</div><div style="background-color: #ffe599;">>Memperkuat sistem peredaran darah dan sistem kekebalan.</div><div style="background-color: #ffe599;">>Melawan infeksi dan radang serta mengatasi masalah batu ginjal.</div><div style="background-color: #ffe599;">>Memberi tenaga dan menyeimbangkan tubuh.</div><br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc; color: black;"><b>Cara membuat jus untuk pengobatan anemia:</b></div><div style="background-color: #ffe599;"> #Cuci buah <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a></div><div style="background-color: #ffe599;"> #Kupas kulitnya</div><div style="background-color: #ffe599;"> #Potong dan masukkan dalam blender atau diparut</div><div style="background-color: #ffe599;"> #Kemudian peras ambil airnya (untuk 1 gelas)</div><div style="background-color: #ffe599;"> #Tuangkan ke dalam gelas dan siap diminum</div><br />
Mengkonsumsi jus <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a>, menurut peneliti, bisa membantu Anda berolahraga lebih lama tanpa rasa capek. Selain itu, setengah liter jus <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a> sehari efektif untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kesehatan.<br />
<br />
Just <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a>, terang peneliti, menunjukkan hasil yang mencengangkan karena manfaatnya melebihi rutinitas olahraga teratur di bawah pengawasan pelatih profesional. Dan meskipun rasanya mungkin tidak bisa memuaskan selera Anda, dampaknya bisa dirasakan oleh semua orang, mulai dari atlet hingga pensiunan yang bahkan tidak punya cukup energi untuk berjalan ke supermarket.<br />
<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Oksigen</b></div> Dalam studi ini, para peneliti melibatkan delapan laki-laki muda sehat untuk melengkapi rangkaian tes bersepeda. Mereka diminta melakukan dua kali tes bersepeda, setelah minum jus <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a> sekali sehari selama 6 hari dan setelah minum blackcurrant cordial (minuman yang terbuat dari sejenis berry).<br />
<br />
Studi yang dipublikasikan di Journal of Applied Physiology ini melaporkan, setelah minum jus <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit,</a> partisipan menggunakan lebih sedikit oksigen saat diminta bersepeda dengan kecepatan lambat. Hal ini menunjukkan, terang peneliti, kalau otot-otot mereka bisa melakukan kerja dalam jumlah yang sama dengan menggunakan energi yang lebih sedikit. Saat diminta bersepeda dengan jarak sesuai kemampuan, partisipan bisa mengayuh beberapa menit lebih lama dibandingkan saat sebelum minum jus<a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html"> bit.</a><br />
<br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Efek Nitrat</b></div> Setelah minum jus <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a>, lanjut peneliti, partisipan mengalami penambahan stamina sebesar 16%. Artinya, mereka yang biasanya kehabisan energi setelah jogging selama 1 jam mendapat ekstra waktu 10 menit. Selain itu, mereka bisa mencapai jarak yang sama dalam waktu yang lebih cepat.<br />
<br />
“Kami sangat terkejut dengan efek jus <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a> dalam pengurangan pengeluaran oksigen, karena efek ini tidak bisa diperoleh dengan cara lain, termasuk program olahraga,” tutur salah seorang peneliti Andy Jones, seperti dikutip situs dailymail. Tentu saja Anda akan lebih fit setelah berolahraga, tetapi penggunaan oksigen Anda tetap sama.<br />
<br />
Manfaat ini, terang peneliti, disebabkan oleh kandungan nitrat yang tinggi dalam jus bit. Zat kimia ini, menurut peneliti, juga bisa ditemukan pada sayuran hijau seperti kol dan bayam, khususnya pada konsentrat jus.<br />
<br />
“Meskipun studi ini menggunakan jus <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-beetroot-bit.html">bit</a> yang dijual di pasaran, Anda akan mendapatkan manfaat yang sama dengan mengonsumsi jus yang dibuat di rumah,” terang Jones.<br />
<br />
Sumber:<br />
<a href="http://evialfadhl.wordpress.com/">evialfadhl</a><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Semoga Bermanfa'at </b></span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-36333304531239594982011-06-17T14:34:00.000-07:002011-11-18T13:31:20.109-08:00Budidaya Buncis<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayabuncis"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisIv4Vuek5YfOjmmkHckEw79xgA9N9VBUfkFsJgQYWOFmJeBnh6Z4NTly4gFY-x_9KDAFeJHRf7xVCfukWygTkKsJg3rmaijA-UeLCqDjtDarXu0Btn_wZG2BIuQi_ZREVNjMDICOs1M6i/s1600/BUNCIS.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="166" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisIv4Vuek5YfOjmmkHckEw79xgA9N9VBUfkFsJgQYWOFmJeBnh6Z4NTly4gFY-x_9KDAFeJHRf7xVCfukWygTkKsJg3rmaijA-UeLCqDjtDarXu0Btn_wZG2BIuQi_ZREVNjMDICOs1M6i/s200/BUNCIS.jpeg" width="200" /></a></div><span style="font-size: large;"><b> SYARAT PERTUMBUHAN</b></span> <br />
<div class="arial12bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="arial12bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><b>1. Iklim</b></span></div><ol start="1" style="color: black; margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Tanah yang cocok bagi tanaman buncis ternyata banyak terdapat di daerah yang mempunyai iklim basah sampai kering <a name='more'></a>dengan ketinggian yang bervariasi.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pada umumnya tanaman buncis tidak membutuhkan curah hujan yang khusus, hanya ditanam di daerah dengan curah hujan 1.500-2.500 mm/tahun. </span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Umumnya tanaman buncis memerlukan cahaya matahari yang banyak atau sekitar 400-800 feetcandles. Dengan diperlukan cahaya dalam jumlah banyak, berarti tanaman buncis tidak memerlukan naungan. </span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Suhu udara ideal bagi pertumbuhan buncis adalah 20-25 derajat C. Pada suhu < 20 derajat C, proses fotosintesis terganggu, sehingga pertumbuhan terhambat, jumlah polong menjadi sedikit. Pada suhu ³ 25 derajat C banyak polong hampa (sebab proses pernafasan lebih besar dari pada proses fotosintesis), sehingga energi yang dihasilkan lebih banyak untuk pernapasan dari pada untuk pengisian polong. </span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Kelembaban udara yang diperlukan tanaman buncis ± 55% (sedang). Perkiraan dari kondisi tersebut dapat dilihat bila pertanaman sangat rimbun, dapat dipastikan kelembapannya cukup tinggi. </span></li>
</ol><div class="arial12bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><b>2. Media Tanam</b></span></div><ol start="1" style="color: black; margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Jenis tanah yang cocok untuk tanaman buncis adalah andosol dan regosol karena mempunyai drainase yang baik. Tanah andosol hanya terdapat di daerah pegunungan yang mempunyai iklim sedang dengan curah hujan diatas 2500 mm/tahun, berwarna hitam, bahan organiknya tinggi, berstektur lempung hingga debu, remah, gembur dan permeabilitasnya sedang. Tanah regosol berwarna kelabu, coklat dan kuning, berstektur pasir sampai berbutir tunggal dan permeabel. </span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Sifat-sifat tanah yang baik untuk buncis: gembur, remah, subur dan keasaman (pH) 5,5-6. Sedangkan yang ditanam pada tanah pH < 5,5 akan terganggu pertumbuhannya (pada pH rendah terjadi gangguan penyerapan unsur hara). Beberapa unsur hara yang dapat menjadi racun bagi tanaman antara lain: aluminium, besi dan mangan. </span></li>
</ol><div class="arial12bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><b>3. Ketinggian Tempat</b></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Tanaman buncis tumbuh baik di dataran tinggi, pada ketinggian 1000-1500 m dpl. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk ditanam pada daerah dengan ketinggian antara 300-600 meter. Dewasa ini banyak dilakukan penelitian mengenai penanaman buncis tegak di dataran rendah ketinggian: 200-300 m dpl., dan ternyata hasilnya memuaskan. Beberapa varietas buncis tipe tegak seperti Monel, Richgreen, Spurt, FLO, Strike dan Farmers Early dapat ditanam di dataran rendah pada ketinggian antara 200-300 m dpl.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b> PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA</b></span> </div><div class="arial12bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Pembibitan</b></span></div><div class="ver9bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"><b> 1.1. Persyaratan Benih/Bibit</b></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Apabila akan mengusahakan suatu usaha pertanaman, maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah pemilihan benih. Benih yang digunakan harus benar-benar benih yang baik. Benih yang baik berasal dari pohon induk yang baik. Benih yang baik harus mempunyai persyaratan tertentu yakni: mempunyai daya tumbuh minimal 80-85%, bentuknya utuh, bernas, warna mengkilat, tidak bernoda coklat terutama pada mata bijinya, bebas dari hama dan penyakit, seragam, tidak tercampur dengan varietas lain, serta bersih dari kotoran. Benih yang baik mempunyai daya tumbuh yang tinggi, dapat disimpan lama, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, tumbuhnya cepat dan merata, serta mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi tinggi.</span></div><div class="ver9bld" style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ver9bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> <b>1.2. Penyiapan Benih</b></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Memilih benih yang baik agak sulit. Karena itu disarankan untuk membeli benih yang bersertifikat. Benih ini telah diuji coba oleh balai pengujian benih, sehingga dijamin kualitasnya. Benih bersertifikat telah banyak dijual ditoko-toko sarana pertanian.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Benih buncis yang dibutuhkan dalam jumlah tertentu, tetapi kadang-kadang benih yang dibeli jumlahnya melebihi yang dibutuhkan. Sehingga, masalahnya sekarang adalah bagaimana menyimpan kelebihan benih itu. Cara menympannya dengan memberi suhu 18-20 derajat C dengan kelembaban relatif 50-60 %. Kandungan air benih juga sangat menentukan terhadap keawetan simpan benih. Kandungan yang baik untuk menyimpan benih sekitar 14%. Bila persyaratan diatas terpenuhi maka daya simpan benih buncis dapat mencapai 3 tahun.</span></div><div class="arial12bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="arial12bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="arial12bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Pengolahan Media Tanam</b></span></div><div class="ver9bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> <b>2.1. Pembukaan Lahan</b></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Pengolahan lahan adalah semua pekerjaan yang ditujukan pada tanah untuk menciptakan media tanam yang ideal, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Pembersihan rumput-rumputan, penggemburan tanah, dan pembuatan parit-parit drainase adalah termasuk pengolahan tanah.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Pembersihan rumput-rumputan (gulma) bermaksud agar tidak terjadi persaingan makanan dengan tanaman pokoknya. Cara membersihkannya dapat secara manual, yaitu dengan jalan mencabut gulma dengan tangan, cangkul, cetok atau traktor (bila lahannya luas). Pemberantasan hama dapat dilakukan dengan pestisida organik, yaitu dengan bantuan bakteri EM yang berasal dari pupuk cair organik. </span></div><div class="ver9bld" style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> Setelah bersih dari gulma pekerjaan selanjutnya adalah membajak tanah. Tanah dibajak dan dicangkul 1-2 kali sedalam 20-30 cm. Untuk tanah-tanah berat pencangkulan dilakukan dua kali dengan jangka waktu 2-3 minggu, untuk tanah-tanah ringan pencangkulan cukup dilakukan sekali saja.</span><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> </span></div><div class="ver9bld" style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ver9bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> <b>2.2.</b> <b>Pembuatan Bedengan</b></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Selanjutnya untuk memudahkan pekerjaan pemeliharaan dibuat bedengan-bedengan dengan ukuran panjang 5 meter, lebar 1 meter dan tinggi 20 cm. Jarak antar bedengan 40-50 cm, selain sebagai jalan juga untuk saluran pembuangan air (drainase). Untuk areal yang tidak begitu luas, mislnya tanah pekarangan, tidak dibuat bedengan tetapi menggunakan guludan tanah selebar 20 cm, panjang 5 meter, tinggi 10-15 cm dan jarak antar guludan 70 cm.</span></div><div class="ver9bld" style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ver9bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> <b>2.3. Pengapuran</b></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Umumnya tanah di Indonesia bersifat asam (pH <7). Untuk menaikkan pH tersebut diperlukan pengapuran, menggunakan batu kapur kalsit, gips, kadolomite, atau batu kapur talk. Dosis untuk menaikan pH sebesar 0,1 sebesar 480 kg/ha. Pemberian kapur sebaiknya dilakukan 2-3 minggu sebelum penanaman, dengan cara sebagai berikut:</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Arial;"><b>a) </b> Tanah digemburkan dengan mencakulnya.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Arial;"><b>b)</b> Kapur disebar merata.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Arial;"><b>c) </b>Tanah dicangkul kembali agar kapur dapat bercampur dengan tanah secara merata.</span></div><div class="ver9bld" style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ver9bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> <b>2.4.</b> <b>Pemupukan</b></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Untuk meningkatkan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan pemberian pupuk kandang atau kompos sebanyak 15-20 kg/10 m2 atau kira-kira 3 kaleng penuh bekas minyak tanah. Pemberian pupuk kandang dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah agar lebih gembur, airasi dan drainase lebih baik. Cara menempatkan pupuk kandang maupun pupuk organik ialah dengan menaburkan disepanjang larikan.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Saat pemberian pupuk dasar, dapat juga dilakukan pemberian pestisida organik untuk nematoda. Nematoda Meloidogyne sp. sering menyerang buncis. </span></div><div class="arial12bld" style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="arial12bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="arial12bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Teknik Penanaman</b></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Air yang dibutuhkan buncis hanya secukupnya, sehingga saat menanam yang paling baik yaitu saat peralihan. Hal ini sangat cocok untuk fase pertumbuhan buncis, dan fase pengisian serta pemasakkan polong. Pada fase ini di khawatirkan akan terjadi serangan penyakit bercak bila curah hujannya terlalu tinggi. Untuk mengatasi curah hujan yang terlalu tinggi dapat dibuat saluran-saluran drainase, ini kalau penanamannya dilakukan pada musim hujan. Sebaliknya, pada musim kemarau perlu dilakukan penyiraman sesering mungkin terutama pada saat awal perkecambahan. </span></div><div class="ver9bld" style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ver9bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> <b>3.1. Penentuan Pola Tanam</b></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Tanaman buncis ditanam dengan pola pagar atau barisan karena penanamannya dilakukan pada bedengan atau guludan. Pada pola ini, jarak antar tanaman lebih sempit daripada jarak antar barisan tanamannya. Dengan pola tanam barisan akan mempermudah pekerjaan selanjutnya, seperti pemeliharaan, pengairan, pemupukan, pembumbunan dan panen.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Jarak tanaman yang digunakan adalah 20 x 50 cm, baik untuk tanah datar atau tanah miring. Dan bila kesuburan tanahnya tinggi, maka sebaiknya menggunakan jarak tanam yang lebih sempit lagi, yaitu 20 x 40 cm. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari tumbuhnya gulma, karena gulma akan lebih cepat tumbuh pada tanah yang subur. Penentuan jarak tanam ini harus benar-benar diperhatikan karena berhubungan dengan tersedianya air, hara dan cahaya matahari.</span></div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #0000cc; font-family: Arial;"><br />
</span><span class="ver9bld1"><span style="font-family: Arial;"><b>3.2.</b> <b>Pembuatan Lubang Tanam</b></span></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Setelah menentukan jarak tanam, kemudian membuat lubang tanam dengan cara ditugal. Agar lubang tanam itu lurus, sebelumnya dapat diberi tanda dengan ajir, bambu, penggaris atau tali. Tempat yang diberi tanda tersebut juga ditugal. Kedalaman tugal 4-6 cm untuk tanah-tanah yang remah dan gembur, sedangkan untuk tanah liat dapat digunakan ukuran 2-4 cm. Hal ini disebabkan pada tanah liat kandungan airnya cukup banyak, sehingga dikhawatirkan benih akan busuk sebelum mampu berkecambah.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="ver9bld1"><span style="font-family: Arial;"> <b>3.3.</b> <b>Cara Penanaman</b></span></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Tanaman buncis tidak memerlukan persemaian karena termasuk tanaman yang sukar dipindahkan, sehingga benih buncis dapat langsung ditanam di lahan/kebun. Tiap lubang tanam dapat diisi 2-3 butir benih. Setelah itu lubang tanam ditutup dengan tanah.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="arial12bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="arial12bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Pemeliharaan Tanaman</b></span></div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="ver9bld1"><span style="font-family: Arial;"> <b>4.1. Penyulaman</b></span></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Berikutnya Biji buncis dapat tumbuh setelah lima hari sejak tanam, benih yang tidak tumbuh harus segera diganti (disulam) dengan benih yang baru. Penyulaman sebaiknya dilakukan dibawah umur 10 hari setelah tanam, agar pertumbuhan bibit-bibit tidak berbeda jauh dan memudahkan pemeliharaan.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="ver9bld1"><span style="font-family: Arial;"> <b>4.2. Pengguludan</b></span></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Peninggian guludan atau bedengan dilakukan pada saat tanaman berumur lebih 20 dan 40 hari. Lebih baik dilakukan pada saat musim hujan. Tujuan dari peninggian guludan adalah untuk memperbanyak akar, menguatkan tumbuhnya tanaman dan memelihara struktur tanah.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="ver9bld1"><span style="font-family: Arial;"> <b>4.3. Pemangkasan</b></span></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Untuk memperbanyak ranting-ranting agar diperoleh buah yang banyak, tanaman buncis perlu dipangkas. Pemangkasan sebatas pembentukan sulurnya. Pelaksanaan pemangkasan dilakukan bila tanaman telah berumur 2 dan 5 minggu. Pemang-kasan juga dimaksudkan untuk mengurangi kelembapan di dalam tanaman sehingga dapat menghambat perkembangan hama penyakit. Pucuk-pucuk tanaman hasil pangkasan dapat digunakan sebagai sayuran.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="ver9bld1"><span style="font-family: Arial;"> <b>4.4. Pemupukan</b></span></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Tindakan pemupukan pada tanaman buncis perlu dilakukan dengan alasan hara tanaman yang disediakan oleh tanaman dalam jumlah yang terbatas. Sewaktu-waktu zat hara akan berkurang karena tercuci kadalm lapisan tanah, terbawa erosi bersama larutan tanah, hilang melalui proses evaporasi (penguapan), dan diserap oleh tanaman. Apabila keadaan tersebut dibiarkan terus menerus tanpa adanya perbaikan, maka makin lama persediaan hara dalam tanah makin berkurang sehingga tanaman tumbuhnya merana. Untuk mencukupi kebutuhan hara tersebut, perlu tambahan dari luar melalui pemupukan. Diharapkan dengan pemupukan akan mengembalikan dan meningkatkan kandungan hara dalam tanah, sehingga tanaman akan tumbuh subur dan produksinya akan melimpah.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Pemupukan ini dapat dilakukan pada umur 14-21 hari setelah tanam, caranya cukup ditunggal kurang lebih 10 cm dari tanaman. Setelah itu ditutup kembali dengan tunggal atau diinjak dengan kaki.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="ver9bld1"><span style="font-family: Arial;"> <b>4.5. Pengairan</b></span></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Air yang diberikan alam sangat bervariasi dan seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman. Untuk itu, diperlukan pengaturan pengairan. Biasanya pengairan dilakukan bila penanamannya dilakukan pada musim kemarau, yaitu pada umur 1-15 hari. Pelaksanaannya dilakukan 2 kali sehari, setiap pagi dan sore. Bila penanamannya dilakukan pada musim hujan, yang perlu diperhatikan adalah masalah pembuangan airnya. Kelebihan air dapat disalurkan melalui parit-parit yang telah dibuat di antara bedengan atau guludan.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="ver9bld1"><span style="font-family: Arial;"> <b>4.6. Pemeliharaan Lain</b></span></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Untuk tanaman buncis tipe merambat perlu diberi turus atau lanjaran, supaya pertumbuhannya dapat lebih baik. Biasanya turus atau lanjaran ini dibuat dari bambu dengan ukuran panjang 2 m dan lebar 4 cm. Turus tersebut ditancap didekat tanaman. Setiap dua batang turus yang berhadapan diikat menjadi satu pada bagian ujungnya, sehingga akan tampak lebih kokoh. Pelaksanaan pemasangan turus dapat dilakukan bersamaan dengan peninggian guludan yang pertama, yaitu pada tanaman berumur 20 hari.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="arial12bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="arial12bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Hama dan Penyakit</b></span></div><div class="ver9bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> <b>5.1.</b> <b>Hama</b></span></div><ol start="1" style="color: black; margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">Kumbang daun</span></b><span style="font-family: Arial;"></span></li>
</ol><span style="color: black;"> </span><br />
<div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;"><i>Penyebab:</i> </span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">kumbang Henose-pilachna signatipennis atau Epilachna signatipennis, sering disebut kumbang daun epilachna yang termasuk famili Curculionadae. Bentuk tubuhnya oval, warna merah atau coklat kekuningan, panjang antara 6-8 mm. <i> </i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;"><i>Pengendalian:</i></span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(1) bila sudah terlihat adanya telur, larva, maupun kumbangnya, maka dapat langsung dibunuh dengan tangan; </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(2) dengan pestisida organik </span><span style="font-family: Arial;">(dengan campuran bw.putih, cabe rawit, jahe, jeruk, sambiloto)</span><span style="font-family: Arial;"> ; </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(3) rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan inang.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> </span><b><span style="font-family: Arial;">Penggerek daun</span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> <b><i>Penyebab:</i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">ulat Etiella zinckenella yang termasuk dalam famili Pyralidae. Penyebarannya meliputi daerah tropis dan subtropis. Gejala: polong yang masih muda mengalami kerusakan, bijinya banyak yang keropos. Kerusakkan ini tidak sampai mematikan tanaman buncis.<br />
<b><i>Pengendalian:</i> </b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">penyemprotan dengan pestisida organik (yang dicampur dengan</span><span style="font-family: Arial;"> bw.putih, cabe rawit, daun/niji nimba, daun tomat, merica, sambiloto)</span><span style="font-family: Arial;"> . Waktu penyemprotan dilakukan segera setelah diketahui adanya serangan dan dapat diulangi beberapa kali menurut keperluan. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><br />
</span></div><ol start="3" style="color: black; margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">Lalat kacang</span></b><span style="font-family: Arial;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> <b><i>Penyebab:</i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">lalat Agromyza phaseoli yang termasuk dalam famili Agromyzidae. Lalat betina dan jantan mempunyai ukuran yang berbeda. Lalat betina mempunyai panjang tubuh kurang lebih 2,2 mm, sedang yang jantan hanya 1,9 mm. Gejala: daun berlubang-lubang dengan arah tertentu, yaitu dari tepi daun menuju tangkai atau tulang daun. Gejala lebih lanjut berupa pangkal batang yang membengkok atau pecah. Kemudian tanaman menjadi layu, berubah kuning, dan akhirnya mati dalam umur yang masih muda. Apabila tidak mengalami kematian, maka tumbuhnya kerdil, sehingga produksinya sedikit.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Pengendalian:</span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">hendaknya dilakukan sedini mungkin, yaitu pada saat pengolahan tanah. Setelah biji-biji buncis ditanam sebaiknya lahan langsung diberi penutup dari jerami daun pisang. Penanaman dilakukan secara serentak. Bila tanaman sudah terserang secara berat, maka segeralah dicabut dan dibakar atau dipendam dalam tanah. Namun, apabila serangan masih kecil, disarankan agar menggunakan pestisida organik</span><span style="font-family: Arial;"> (dengan campuran bw.putih, cabe rawit, daun/niji nimba, daun tomat, merica, sambiloto)</span><span style="font-family: Arial;">. Penyemprotan dilakukan sebanyak 2-3 kali sampai umur 20 hari, tergantung berat ringan serangan </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><br />
</span></div><ol start="4" style="color: black; margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">Kutu daun</span></b><span style="font-family: Arial;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> <b><i>Penyebab:</i> </b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Aphis gossypii, yang termasuk dalam famili Aphididae. Sifatnya polibag dan kosmopolitan yaitu dapat memakan segala tanaman dan tersebar di seluruh dunia. Tanaman inangnya bermacam-macam, antara lain kapas, semangka, kentang, cabai, terung, bunga sepatu dan jeruk. Warna kutu ini hijau tua sampai hitam atau kuning coklat. <b><i>Gejala: </i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan batang memutar (memilin), daun menjadi keriting dan berwarna kuning.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Pengendalian: </span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(1) secara alami, yaitu dengan cara memasukkan musuh alaminya, antara lain lembing, lalat dan jenis Coccinellidae; </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(2) menggunakan pestisida organik</span><span style="font-family: Arial;"> (dengan campuran bw.putih, bw.merah, cabe rawit, daun/niji nimba, daun tomat, merica, sambiloto)</span><span style="font-family: Arial;"> Bila setelah disemprotkan masih terdapat hamanya, maka penyemprotannya dapat diulang setiap 7-14 hari sekali. <br />
</span></div><ol start="5" style="color: black; margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">Ulat jengkal semu</span></b><span style="font-family: Arial;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> <b><i>Penyebab:</i> </b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">ulat jengkal semu. Ada dua dua spesies yang terdapat diperkebunan buncis, yaitu Plusia signata (Phytometra signata) dan P. chalcites. Keduanya termasuk kedalam famili Plusiidae. Panjang ulat P. chalcites kurang lebih 2 cm berwarna hijau dengan garis samping berwarna lebih muda. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Gejala: </span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(1) daun-daun berlubang; </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(2) tanaman menjadi kerdil.<br />
<b><i>Pengendalian: </i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(1) secara mekanik, yaitu dibunuh satu persatu, namun tidak efektif; </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(2) sanitasi, yaitu dengan membersihkan gulma-gulma yang dapat dijadikan sebagai tempat persembunyian hama tersebut; </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(3) dengan pestisida organik </span><span style="font-family: Arial;">(dengan campuran bw.putih, cabe rawit, daun/niji nimba, daun tomat, merica, sambiloto)</span><span style="font-family: Arial;"> dengan dosis di perbesar. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><br />
</span></div><ol start="6" style="color: black; margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">Ulat penggulung daun</span></b><span style="font-family: Arial;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> <b><i>Penyebab:</i> </b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">ulat Lamprosema indicata dan L. diemenalis, keduanya termasuk dalam famili Pyralidae. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Gejala: </span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">daun kelihatan seperti menggulung dan terdapat ulat yang dilindungi oleh benang-benang sutra dan kotoran. Polongan sering pula ikut direkatkan bersama-sama dengan daunnya. Daun juga tampak berlubang-lubang bekas gigitan dari tepi sampai ketulang utama, hingga habis hanya tinggal urat-uratnya saja. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Pengendalian: </span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(1) membuang dan membakar daun yang telah terkangkit; </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(2) penyemprotan pestisida oraganik </span><span style="font-family: Arial;">(dengan campuran bw.putih, cabe rawit, daun/niji nimba, daun tomat, merica, sambiloto)</span><span style="font-family: Arial;"> Penyemprotan dapat diulang setiap 7 hari sampai tanaman terbebas dari hama tersebut. </span></div><div class="ver9bld" style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ver9bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;"> <b>5.2. Penyakit</b></span></div><ol start="1" style="color: black; margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">Penyakit antraknosa</span></b><span style="font-family: Arial;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;"><i>Penyebab:</i> </span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">cendawan Colletotrichum lindemuthianum, termasuk dalam famili Melanconiaccae.. <b><i>Gejala:</i> </b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(1) terdapat bercak-bercak kecil berwarna coklat karat pada polong buncis muda;</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(2) bercak hitam atau coklat tua di bagian batang tanaman tua.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;"><i>Pengendalian:</i> </span></b></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(1) memakai benih yang benar-benar bebas dari penyakit;</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(2) pergiliran tanaman, maksudnya untuk memotong siklus hidup cendawan tersebut. Pergiliran tersebut dapat dengan tanaman lobak, wortel atau kol bunga;</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(3) penyemprotan pestisida organik.<br />
</span></div><ol start="2" style="color: black; margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">Penyakit embun tepung</span></b><span style="font-family: Arial;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Penyebab:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">cendawan Erysiphe polygoni, yang termasuk dalam famili Erysiphaceae.<i><b> </b></i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Gejala:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">daun, batang, bunga dan buah berwarna putih keabuan (seperti beludru). Apabila serangan pada bunga ringan, maka polong masih dapat terbentuk. Namun bila gagal serangannya berat akan dapat menggagalkan proses pembuahan, bunga menjadi kering dan akhirnya mati. Bila polong yang diserang maka polong tidak gugur, tetapi akan meninggalkan bekas berwarna cokelat surat sehingga kualitasnya menurun.<i><b> </b></i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Pengendalian:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(1) bagian-bagian yang sudah terserang sebaiknya dipotong atau dibakar;</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(2) dapat juga disemprot dengan pstisida organik. Atau dapat juga dilakukan penghembusasn dengan tepung belerang.<br />
</span></div><ol start="3" style="color: black; margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">Penyakit layu</span></b><span style="font-family: Arial;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Penyebab1:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">bakteri Pseudomonas sollanacearum. Bakteri ini termasuk dalam famili pseudomonadeceae.<i><b> </b></i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Gejala:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">tanaman akan terlihat layu, menguning dan kerdil. Bila batang tanaman yang terserang dipotong melintang, maka akan terlihat warna cokelat dan kalau dipijit keluar lendir berwarna putih. Kadang-kadang warna cokelat ini bisa sampai ke daun. Akar yang sakit juga berwarna cokelat.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Pengendalian:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(1) penyiraman tanaman dengan air yang bebas dari penyakit;</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(2) dengan rotasi tanaman selama 2 tahun;</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(3) penyemprotan dengan fungsida Agrept 20 WP dengan konsentrasi 0,5-1 gram/liter air.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><br />
<i><b>Penyebab2:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Penyebab layu dengan gejala diatas disebabkan oleh cendawan Fusarium oxyporum, termasuk dalam famil Stilbellaceae.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Gejala 2:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Gejala yang terlihat seperti gejala 1 di atas dengan sedikit perbedaan. Perbedaannya yaitu bila batang yang terserang dipijit tidak mengeluarkan lendir.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Pengendalian:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">cara pengendalian hampir sama dengan cara pengendalian Pseudomonas. Untuk mengendalikan cendawan ini dapat digunakan campuran jelatang, kapur, kelor, mulsa daun bambu (pestisi organik) ini disemprotkan pada semua batang merata.<br />
</span></div><ol start="4" style="color: black; margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">Penyakit bercak daun</span></b><span style="font-family: Arial;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Penyebab:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">cendawan Cercospora canescens, termasuk dalam famili Dematiaceae. Sporanya dapat disebarkan melalui air hujan, angin, serangga, alat-alat pertanian, manusia dan lain-lain.<i><b> </b></i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Gejala:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Daun berbercak-bercak kecil berwarna cokelat kekuningan. Lama-kelamaan bercak akan melebar dan bagian tepinya terdapat pita berwarna kuning. Akibat lebih parah, daun menjadi layu lalu berguguran. Bila sampai menyerang polong, maka polong berbercak kelabu dan biji yang terbentuk kurang padat dan ringan.<i><b> </b></i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Pengendalian:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(1) sebelum ditanam benih buncis direndam air panas dengan suhu 48 derajat C selama 30 menit;</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(2) rotasi tanaman;</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(3) rotasi tanaman</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(4) memotong bagaian tanaman yang telah terserang;</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(5) penyemprotan dengan pestisida organik. Penyemprotan diulang dengan selang waktu 5-15 hari.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><br />
</span></div><ol start="5" style="color: black; margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">Penyakit hawar daun</span></b><span style="font-family: Arial;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Penyebab:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">bakteri Xanthomonas campestris dari famili Pseudomonadaceae. Bakteri ini dapat berkembang pada suhu lebih dari 20 derajat C dan suhu optimum 30 derajat C. Hidupnya bisa bertahan beberapa tahun di dalam biji, tanah dan sisa-sisa tanaman yang sakit.<i><b> </b></i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Gejala:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pertama-tama terlihat bercak kuning di bagian tepi daun, kemudian meluas menuju tulang daun tengah. Daun terlihat layu, kering dan berwarna cokelat kekuningan. Bila serangannya hebat, daun berwarna kuning seluruhnya dan akhirnya rontok. Kemudian gejala tersebut dapat meluas ke batang, sehingga lama-kelamaan tanaman akan mati.<i><b> </b></i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Pengendalian:</b></i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(1) memakai benih yang bebas dari penyakit;</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(2) menjaga kebersihan lahan.<br />
</span></div><ol start="6" style="color: black; margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">Penyakit busuk lunak</span></b><span style="font-family: Arial;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Penyebab:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">bakteri Erwinia carotopora, termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Bakteri ini hanya menyerang bila ada bagian tanaman yang luka, misalnya gigitan ulat atau memang sudah sakit karena penyakit lain. Serangan ini dapat terjadi di lapangan atau di penyimpanan.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><b>Gejala:</b> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Daun berbercak, berair dan warnanya menjadi kecokelatan. Gejala ini akan cepat menjalar ke seluruh bagian tanaman sehingga tanaman menjadi lunak, berlendir dan berbau busuk. Kadang-kadang juga bisa roboh bila yang terserang batangnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i>Pengendalian:</i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(1) membakar dan membuang tanaman yang telah terjangkit penyakit;</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(2) menjaga kebersihan lingkungan tanaman;</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(3) penyemprotan dengan pestisida organik Penyemprotan dapat dilakukan setiap 7-10 hari sekali. Penggunaan pestisida dapat dengan dioleskan pada bagian tanaman yang sakit.<br />
</span></div><ol start="7" style="color: black; margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">Penyakit karat</span></b><span style="font-family: Arial;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Penyebab:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">cendawan Uromyces appendiculatus, termasuk dalam ordo Uredinales. Cendawan ini masih dapat bertahan pada bagian tanaman yang sakit walaupun iklimnya kering. Serangan akan kembali menghebat pada musim hujan. Penyebarannya dapat melalui hembusan angin, percikan atau aliran air, serangga maupun terbawa dalam pengangkutan bibit-bibit tanaman di daerah lain</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Gejala:</b></i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pada jaringan daun terdapat bintik-bintik kecil berwarna cokelat baik dipermukaan daun sebelah atas maupun bawah dan biasanya dikelilingi oleh jaringan khlorosis. Pada varietes yang tahan, gejalanya hanya berupa bintik-bintik cokelat saja.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Pengendalian:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(1) menanam bibit buncis yang tahan terhadap penyakit karat, yaitu manoa wonder;</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(2) mencabut dan membakar tanaman yang telah terjangkit;</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(3) menggunakan pestisida organik Penyemprotannya dilakukan bila intensitas serangan mencapai 10% dengan selang waktu 7 hari.<br />
</span></div><ol start="8" style="color: black; margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">Penyakit Damping Off</span></b><span style="font-family: Arial;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Penyebab:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">cendawan Phytium sp, termasuk dalam famili Phytiaceae. Penularannya dapat melalui tanah maupun biji. Serangannya akan sangat hebat bila suhu dan kelembaban udara cukup tinggi.<i><b> </b></i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Gejala:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Bagian batang yang terletak di bawah keping biji (hipokotil) berwarna putih pucat karena mengalami kerusakan klorofil. Akibatnya terjadi nekrosa secara cepat, jaringan yang berada di atas tanah menjadi mengkerut dan mengecil sehingga batang tidak kuat lagi menyangga kotiledon dan kemudian tanaman menjadi roboh.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Pengendalian:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(1) menyiram tanaman denganair yang bebas penyakit;</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(2) menyemprotkan pestisida organik yang telah disesuaikan.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><br />
</span></div><ol start="9" style="color: black; margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">Penyakit ujung keriting</span></b><span style="font-family: Arial;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Penyebab:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">virus mosaik keriting, yang penularannya biasanya melalui vektor serangga yaitu sejenis kutu loncat dari famili Yassidae. Dari tingkat muda sampai dewasa, kutu ini dapat menjadi pembawa (carrier) virus tersebut.<i><b> </b></i></span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Gejala:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Daun-daun muda menjadi keriting dan berwarna kuning, sedang daun yang sudah tua menggulung atau memilin. Biasanya daun-daun terasa lebih kaku, tangkai daun mengeriting ke bawah dan batang tidak normal. Tanaman muda yang terserang menjadi kerdil.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><i><b>Pengendalian:</b></i> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(1) menanam bibit yang tahan penyakit seperti spurt dan strike;</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(2) mencabut dan membakar tanaman yang telah terserang penyakit;</span></div><div class="MsoNormal" style="color: black; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">(3) melakukan penyemprotan pestisida organik </span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="arial12bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="arial12bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Panen</b></span></div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="ver9bld1"><span style="font-family: Arial;"> <b>1. Ciri dan Umur Panen</b></span></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pemanenan dapat dilakukan saat tanaman berumur 60 hari dan polong memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut:</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-family: Arial;">a) Warna polong agak muda dan suram.<br />
b) Permukaan kulitnya agak kasar.<br />
c) Biji dalam polong belum menonjol.<br />
d) Bila polong dipatahkan akan menimbulkan bunyi letup.</span></div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="ver9bld1"><span style="font-family: Arial;"><br />
</span></span></div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="ver9bld1"><span style="font-family: Arial;"> <b>2. Cara Panen</b></span></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Dalam menentukan saat panen harus setepat mungkin sebab bila sampai terlambat memetiknya beberapa hari saja maka polong bincis dapat terserang penyakit bercak Cercospora. Penyakit tersebut sebenarnya hanya menyerang daun dan bagian tanaman lainnya, tetapi karena saat pemetikan yang terlambat maka penyakit tersebut berkembang sampai ke polong-polongnya.<br />
Cara panen yang dilakukan biasanya dengan cara dipetik dengan tangan. Penggunaan alat seperti pisau atau benda tajam yang lain sebaiknya dihindari karena dapat menimbulkan luka pada polongnya. Kalau hal ini terjadi maka cendawan atau bakteri dapat masuk kedalam jaringan, sehingga kualitas polong menurun.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="ver9bld1"><span style="font-family: Arial;"> <b>3. Periode Panen</b></span></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Pelaksanaan panennya dapat dilakukan secara bertahap, yaitu setiap 2-3 hari sekali. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh polonh yang seragam dalam tingkat kemasakkannya. Pemetikan dihentikan pada saat tanaman berumur lebih dari 80 hari, atau kira0kira sejumlah 7 kali panen.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="ver9bld1"><span style="font-family: Arial;"><b>4. Prakiraan Produksi</b></span></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Bila dalam pelaksanaan budidaya tanaman buncis sudah baik, artinya sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan diatas maka produksi perhektar dapat mencapai 150 kuintal polong segar.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="arial12bld" style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="arial12bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="arial12bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Pascapanen</b></span></div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="ver9bld1"><span style="font-family: Arial;"> <b>1. Sortasi</b></span></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Sortasi meliputi kegiatan-kegiatan membuang atau memisahkan hasil berdasarkan kualitas dan mengadakan klarifikasinya. Polong buncis yang cacat akibat serangan hama dan penyakit, polong yang tua maupun polong yang patah akibat panen yang kurang baik, semuanya kita pisahkan. Polong-polong yang demikian hanya akan mengurangi nilai pasar dan nilai beli dari komoditi tersebut.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Proses sortasi ini biasanya dilakukan ditempat-tempat pengumpulan yang diletakkan tidak jauh dari lahan pertanian. Tempat dilakukannya sortasi ini harus cukup terlindung, supaya hasil yang baru dipanen tidak lekas menjadi layu.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ver9bld" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt;">.<b> 2. Penyimpanan</b></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Buncis termasuk sejenis sayuran yang tidak tahan disimpan lama dalam keadaan segar, cepat rusak atau busuk sehingga disebut sebagai perishable food. Hal ini terjadi karena setelah dipanen masih terjadi respirasi dan transpirasi sehingga lama kelamaan komoditi ini mengalami kemunduran (deterioration). Dengan kemunduran tersebut menyebabkan komoditi menjadi lebih peka terhadap serangan jasad renik sehingga komoditi menjadi rendah mutunya dan akhirnya membusuk.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Mengingat sifat buncis tersebut maka diperlukan penyimpanan khusus bila buncis tidak langsung dikonsumsi. Cara penyimpanan yang biasa dilakukan adalah sistem refrigarasi (pendinginan), dengan suhu 0-4,4 derajat C dan kelembaban 85-90%. Pada keadaan yang demikian, maka umur kesegaran buncis bisa mencapai 2-4 minggu. Ruangan penyimpanan diusahakan agar udara segar dapat beredar dan selalu berganti.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> Yang menjadi masalah adalah, masih ada sebagian orang yang beranggapan bahwa dengan suhu dan kelembaban yang lebih rendah lagi akan menghasilkanumur kesegaran yang lebih lama pula. Padahal pendapat ini kurang benar pula. Penyimpanan pada suhu yang lebih rendah dengan suhu yang dianjurkan memberikan hasil yang sama, sedangkan kelembaban yang terlampau rendah, akan menyebabkan komoditi menjadi cepat layu.</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">SUMBER:</span></b></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><b><a href="http://leuitkuring.multiply.com/">leuitkuring.multiply.com</a></b> </span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><br />
</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">#############</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">#######################</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">#################################</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><br />
</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><br />
</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><br />
</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><br />
</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><br />
</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><br />
</span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><span style="color: blue; font-size: large;"><b>Khasiat / Manfa'at Buncis</b></span></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"> Selain enak dinikmati sebagai lalapan, buncis juga berkhasiat mencegah dan mengobati Diabetes Mellitus. Mungkin belum banyak orang yang tahu tentang manfaat<br />
buncis, tapi bagi mereka yang gemar memakan buncis, tanpa disadari sayuran berukuran mini ini dapat mencegah timbulnya Diabetes Mellitus.<br />
Setiap 1 liter darah manusia sehat mengandung gula sekitar 800-1000 miligram. Hormon yang paling berperan dalam dalam mengatur kadar gula adalah hormone<i><b> insulin</b></i>.<br />
Hormon ini dihasilkan secara alamiah oleh tubuh dari organ tubuh yang bernama<i><b> pankreas</b></i>. Pankreas terletak di dekat hati. Hormon insulin bertugas mengatur agar kadar gula dalam darah tetap seimbang ketika tubuh dalam keadaan tegang, lapar, ataupun kenyang. Cara kerja insulin adalah dengan mengubah gula ( glukosa ) yang berlebih dalam darah menjadi glikogen yang kemudian disimpan didalam hati untuk digunakan sebagai persediaaan. Kadar gula akan naik jika gula yang berasal dari makanan atau miniman yang masuk ke dalam tubuh telah masuk melalui dinding usus. Saaat inilah pankreas akan membuat insulin. Seseorang akan<br />
menderita Diabetes Mellitus apabila pankreasnya hanya dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang sedikit, atau mungkin pankreasnya tidak bisa menghasilkan insulin sama sekali.<br />
Zat dalam buncis yang sangat berperan dalam pencegahan dan pengobatan Diabetes Mellitus adalah <b><i>B-Sitosterol</i></b> dan <b><i>Stigmasterol</i></b>. Dengan bantuan kedua zat inilah pankreas dapat terangsang untuk memproduksi insulin. Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa B-sitosterol dan Stigmasterol hanya berperan untuk merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin tanpa menyebabkan terjadinya <i><b>Hipoglemik</b></i>, yaitu suatu keadaan dimana tingkat gula dalam darah berada pada keadaan dibawah kadar normal. Dengan demikian, pemakaian buncis ini aman bagi tubuh.<br />
Untuk hasil yang maksimal, sebaiknya penderita diabetes mellitus mengkonsumsi buncis tiga kali sehari dengan takaran kurang lebih 250 gram tiap kali minum. Dan yang harus diperhatikan adalah pengkonsumsian buncis ini haruslah teratur, sehingga hasil yang dicapai tidak mengecewakan. Selain itu pola makan tetap harus dijaga agar khasiat buncis dapat benar – benar terasa.</div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><b>SUMBER:</b><br />
<b><a href="http://zumlie-fahrie.blogspot.com/">zumlie-fahrie.blogspot.com</a> </b><br />
<br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">Semoga Bermanfa'at </span></b><br />
<div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><span style="color: blue; font-size: large;"></span></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><span style="color: blue; font-size: large;"></span></span></div><div style="color: black; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><span style="color: blue; font-size: large;"><b></b></span></span></div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-3017558800389642062011-06-17T13:31:00.000-07:002011-11-18T13:30:32.763-08:00Budidaya Belimbing Manis<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayabelimbingmanis"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLT67T7y0EpuOx7k5uEfWozE2pBq6hbPJ2D4t5Z9A65cDL7LgjNMTcTu4k4harED_0_m5Xs38Um71wc3XjALByZxYjSFBWXGpZ5nwbMriNj0jOQQehoYqppnamYr5HO41yvKg6lP8AwaRK/s1600/Belimbing+Manis.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLT67T7y0EpuOx7k5uEfWozE2pBq6hbPJ2D4t5Z9A65cDL7LgjNMTcTu4k4harED_0_m5Xs38Um71wc3XjALByZxYjSFBWXGpZ5nwbMriNj0jOQQehoYqppnamYr5HO41yvKg6lP8AwaRK/s200/Belimbing+Manis.jpeg" width="162" /></a><span style="font-size: large;"><b> SYARAT TUMBUH</b></span><br />
<b>1. Iklim</b><br />
<b>1) </b>Untuk pertumbuhan dibutuhkan keadaan angin yang tidak terlalu kencang, karena dapat menyebabkan gugurnya bunga atau buah.<br />
<br />
<b>2) </b>Curah hujan sedang, di daerah yang curah hujannya tinggi seringkali menyebabkan gugurnya bunga dan buah, sehingga produksinya akan rendah.<br />
<a name='more'></a><br />
<b>3)</b> Tempat tanamnya terbuka dan mendapat sinar matahari secara memadai dengan intensitas penyinaran 45–50 %, namun juga toleran terhadap naungan (tempat terlindung).<br />
<br />
<b>4)</b> Suhu dan kelembaban ataupun iklimnya termasuk tipe A (amat basah), B (agak basah), C (basah), dengan 6–12 bulan basah dan 0–6 bulan keing, namun paling baik di daerah yang mempunyai 7,5 bulan basah dan 4,5 bulan kering.<br />
<br />
<b>2. Media Tanam</b><br />
<b>1) </b>Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok pula untuk tanaman belimbing. Tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik.<br />
<br />
<b>2)</b> Derajat keasaman tanah untuk tanaman belimbing yaitu memiliki pH 5,5–7,5.<br />
<br />
<b>3) </b>Kandungan air dalam tanah atau kedalaman air tanah antara 50–200 cm dibawah permukaan tanah.<br />
<br />
<b>3. Ketinggian Tempat</b><br />
Ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman belimbing yaitu di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl.<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b> PEDOMAN BUDIDAYA</b></span><br />
<b>1. Pembibitan</b><br />
<b>1) </b>Persyaratan Benih dan Bibit<br />
Teknologi produksi bibit unggul belimbing harus selalu menggunakan pohon induk unggul atau pembiakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten, dan susuan). Pembiakan secara generatif dengan biji tidak dianjurkan, karena hampir selalu memberikan keturunan berbeda dengan induknya (segregasi genetis). Oleh karena itu, pembiakan generatif (biji) hanya dimaksudkan untuk menghasilkan bibit batang bawah (onderstam) yang kelak digunakan pada perbanyakan vegetatif.<br />
<br />
<b>2)</b> Penyiapan Benih<br />
Penyiapan bibit unggul belimbing dilakukan dengan cara pembiakan vegetatif (cangkok, okulasi, susuan dan enten). Khusus pada perbanyakan vegetatif dengan cara penyambungan (okulasi, enten, susuan) diperlukan batang bawah atau bibit onderstam yang berasal dari biji (pembiakan generatif). Tata cara penyiapan batang bawah untuk penyiapan biji (benih) belimbing sebagai berikut :<br />
<b>a)</b> Pilih buah belimbing yang sudah matang dipohon dan keadaannya sehat serta berasal dari varietas unggul nasional ataupun lokal.<br />
<b>b) </b>Ambil (keluarkan) biji dari buah dengan cara membelahnya, kemudian tampung dalam suatu wadah.<br />
<b>c)</b> Cuci biji belimbing dengan air bersih hingga bebas dari lendirnya.<br />
<b>d)</b> Keringanginkan biji belimbing ditempat teduh dan kering hingga kadar airnya berkisar antara 12–14 %.<br />
<b>e)</b> Simpan biji belimbing dalam suatu wadah tertutup rapat dan berwarna, atau langsung disemai di persemaian.<br />
<br />
<b>3) </b>Teknik Penyemaian Benih<br />
Penyiapan lahan persemaian meliputi tahapan sebagai berikut :<br />
<b>a)</b> Tentukan (pilih) areal untuk lahan persemaian di tempat yang strategis dan tanahnya subur.<br />
<b>b)</b> Olah tanahnya cukup dalam antara 30-40 cm hingga gembur, kemudian dikering-anginkan selama ± 15 hari.<br />
<b>c)</b> Buat bedengan selebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Arah bedengan sebaiknya membujur posisi Utara-Selatan.<br />
<b>d)</b> Tambahkan pupuk kandang yang matang dan halus sebanyak 2 kg/m2 luas bedengan sambil dicampurkan dengan tanah atas secara merata, kemudian rapikan bedengan dengan alat bantu papan kayu atau bambu ataupun cangkul.<br />
<b>e)</b> Tancapkan tiang-tiang bambu di sisi Timur bedengan setinggi 100-150 cm dan di sisi Barat 75-100 cm, kemudian pasang pula palang-palang dari bilah bambu sambil diikat.<br />
<b>f)</b> Pasang atap persemaian dari dedaunan (jerami) atau lembar plastik bening (transparan), sehingga bedengan persemaian lengkap dengan atapnya siap disemai biji belimbing.<br />
Tatalaksana menyemai biji belimbing adalah sebagai berikut :<br />
a) Rendam biji belimbing dalam air dingin atau hangat kuku (55-60 derajat C) selama 30 menit atau lebih.<br />
b) Kecambahkan biji belimbing dengan cara disimpan dalam gulungan kain basah di tempat yang lembab selama beberapa waktu.<br />
c) Semai biji belimbing yang telah berkecambah pada lahan pesemaian. Caranya adalah biji disebar di sepanjang garitan atau alur-alur dangkal pada jarak antar alur sekitar 10-15 cm, kemudian tutup dengan tanah tipis.<br />
d) Biarkan kecambah tumbuh dan berkembang menjadi bibit muda.<br />
<br />
<b>4)</b> Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian<br />
Pemeliharaan bibit selama di pesemaian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :<br />
<b>a)</b> Penyiraman (pengairan) secara kontinyu 1-2 kali sehari atau tergantung keadaan cuaca.<br />
<b>b) </b>Pemupukan dengan pupuk Nitrogen (Urea, ZA) ataupun NPK yang dilarutkan dalam air dengan dosis 10 gram/10 liter untuk disiramkan pada media pesemaian setiap 3 bulan sekali.<br />
<b>c)</b> Pengendalian hama atau penyakit dengan cara memotong bagian yang terserang parah, perbaikan drainase tanah dan penyemprotan pestisida pada konsentrasi rendah antara 30–50 % dari yang dianjurkan.<br />
<br />
<b>5)</b> Pemindahan Bibit<br />
Penyapihan (pendederan bibit pada umur 6–8 bulan dari pesemaian ke dalam polibag atau keranjang atau lahan yang telah diisi media campuran tanah dengan pupuk kandang.<br />
<br />
<br />
<b>2. Pengolahan Media Tanam</b><br />
<b>1) </b>Persiapan<br />
Luasan minimum yang diperlukan untuk operasional pembibitan adalah 2.000 m2, yang dapat menampung bibit sebanyak 5.000-10.000 bibit. Sedangkan lahan untuk pohon induk dapat disediakan tersendiri atau ditanam dalam lahan operasional. Syarat utama dalam pemilihan lahan adalah tersedianya air bagi tanaman, sebagai indikator alami ada atau tidaknya sumber air dapat digunakan pohon enau, karena umumnya pohon enau hidup di daerah yang banyak mengandung air. Ciri lain lahan yang mengandung air adalah daerah tersebut berada di suatu lembah bukit atau pegunungan. Lahan untuk tanaman belimbin di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl, dengan kedalaman air tanah antara 50–200 cm dibawah pemukaan tanah dan memiliki pH 5,5–7,5. Tanah lahannya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik, serta waktu penanaman yang paling baik di daerah yang mempunyai iklim antara 7,5 bulan basah dan 4,5 bulan kering.<br />
<br />
<b>2) </b>Pembukaan Lahan<br />
Tentukan areal lahan yang strategis dan subur, cara pengolahan lahan (pembajakan/pengarukan dan pencangkulan) tanah lahan cukup dalam antara 30–40 cm hingga gembur, kemudian dikeringanginkan selama 15 hari. Tambahkan pada tanah lahan yang telah diolah pupuk kandang yang matang dan halus sebanyak 2 kg/m2 kemudian rapikan bedengan sambil dicampurkan dengan tanah atas secara merata, dan dirapikan dengan alat bantu papan kayu atau bambu atau cangkal dan selanjutnya lahan siap ditanami.<br />
<br />
<b>3)</b> Pembentukan Bedengan<br />
Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 100–120 cm, tinggi 30 cm dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Bedengan sebaiknya membujur posisi Utara-Selatan. Pasang (tancapkan) tiang-tiang bambu di sisi Timur bedengan setinggi 100–150 cm, dan di sisi Barat 75–100 cm, kemudian pasang pula palang-palang sambil diikat. Selanjutnya pasang atap dari dedaunan (jerami) atau plastik bening (transparan) sehingga bedengan siap digunakan.<br />
<br />
<br />
<b>3. Teknik Penanaman</b><br />
<b>1) </b>Penentuan Pola Tanam<br />
Penetuan jarak tanam dan pola tanam biasanya relatif tergantung pada luas lahan yang ada. Pada umumnya, bila areal lahan cukup luas maka jarak tanam antar tanaman belimbing dibuat sekitar 6 x 6 meter. Atau dapat pula digunakan dalan jarak tanam 5 x 5 m dengan pola tanam dalam bentuk kultur perkebunan secara permanen dan dipelihara intensif.<br />
<br />
<b>2)</b> Pembuatan Lubang Tanam<br />
Sebelum bibit ditanam, terlebih dulu dibuat lubang tanam. Lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm. Lubang digali sedalam 50 cm, separuh tanah galian bagian atas dipisahkan, lubang diangin-anginkan selama 2-4 minggu. Setelah cukup dianginkan, tanah dibagian atas dicampur dengan pupuk kandang ayam<br />
dengan perbandingan 1:1. Selain itu juga diberi pupuk NPK 20-10-10 sebanyak 1 genggam per lubang tanam. Kemudian campuran tanah dan pupuk itu dimasukkan kembali ke dalam lubang.<br />
<br />
<b>3)</b> Cara Penanaman<br />
Lubang yang sudah dipersiapkan untuk ditanami seperti diatas, setelah diberi pupuk tidak langsung ditanami, tetapi dibiarkan selama 1 minggu setelah itu baru ditanami. Bila yang ditanam bibit okulasi klon B17, maka pada waktu ditanam di lapang harus dikombinasikan/diseling dengan bibit klon B2. Caranya,diantara 8 tanaman B17 ditengah-tengahnya ditanami B2. Kombinasi ini dimaksudkan untuk membantu penyerbukan, karena menurut seorang ahli, diduga belimbing klon B17 ini bersifat male sterile, sehingga perlu bantuan serbuk sari klon B2 dalam penyerbukannya.<br />
<br />
<br />
<b>4. Pemeliharaan Tanaman</b><br />
<b>1) </b>Penjarangan dan Penyulaman<br />
Penjarangan dan penyulaman dimaksudkan agar buah lebih leluasa berkembang dan distribusi makanan hanya untuk buah yang dipelihara. Dalam penjarangan ini diusahakan tidak ada buah yang bergerombol atau berdempetan. Satu pohon diperkirakan hanya ada 100 buah belimbing yang dipelihara sampai besar.<br />
Penjarangan dilakukan saat buah sebesar 2,5–5 cm, atau 5–10 hari setelah bunga bermekaran.<br />
<br />
<b>2)</b> Penyiangan, Pembubunan dan Perempalan<br />
Penyiangan, pembubunan dan perempalan dilakukan agar tanaman belimbing menghasilkan buah secara produktif, dan mendapatkan hasil yang maksimal. Penyiangan dilakukan dengan melakukan pemangkasan untuk membentuk tajuk tanaman agar tanaman tidak saling berhimpitan. Hal ini untuk mendorong produksi<br />
buah dan memudahkan pemanenan.<br />
<br />
<b>3) </b>Pemupukan<br />
Pemupukan untuk 3 bulan setelah tanam adalah 25 kg pupuk kandang ayam dengan 50 gram NPK/pohon. Umur setahun 25 kg pupuk kandang dengan 150 gram NPK/pohon. Umur 2 tahun diberikan 50 kg pupuk kandang dan 500 gram NPK/pohon, dan umur 3 tahun keatas diberikan 75 kg pupuk kandang dengan 1 kg NPK/pohon. Untuk media tanam berupa pot atau tanaman buah dalam pot (tabulampot) pemupukan diberikan pada waktu umur tanaman 1 bulan diberi pupuk dasar berupa campuran urea, TSP atau SP dan KCL (2:1:1) sebanyak 20 gr atau 2 sendok makan per pohon (pot). Pupuk tersebut dibenamkan dalam pot.<br />
Setiap sebulan sekali dipupuk dengan pupuk nitrogen ZA sebanyak 10 gr dilarutkan dalam 10 liter air, larutan ini disiramkan pada tanaman belimbing dalam pot hingga tampak cukup basah. Pada tanaman belimbing yang sudah mulai berbunga dan berbuah diberi pupuk NPK sebanyak 25–50 gram/pohon<br />
(pot)/tahun. Waku pemberian pupuk sebaiknya sebelum tanaman berbunga, setelah berbuah, dan seusai panen, sehingga tiap tahun minimal dilakukan pemupukan 3 kali masing-masing 1/3 dosis.<br />
<br />
<b>4)</b> Pengairan dan Penyiraman<br />
Tanaman belimbing banyak membutuhkan air sepanjang hidupnya. Di daerah yang sepanjang tahun mendapatkan air tentu tidak masalah, namun di daerah yang kering tanaman perlu diberi pengairan dan disiram. Sebagai indikasi bila tanaman perlu disiram yaitu bila rumput-rumput yang tumbuh dibawah pohon<br />
sudah mulai layu. Penyiraman dapat dilakukan dengan cara penggenangan (dileb) atau disiram sampai daerah sekitar tajuk tanaman basah. Meskipun selalu butuh air, tanaman ini kurang menyukai air tergenang, perlu diberi sarana drainase dan air segera dialirkan ke luar kebun agar tidak menggenang.<br />
<br />
<b>5) </b>Waktu Penyemprotan Pestisida<br />
Sebagai pencegahan terhadap hama dan penyakit tanaman belimbing maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida. Waktu penyemprotan pestisida dilakukan 2 minggu sekali, misalnya dengan ‘Thamaron Super’ yang takarannya disesuaikan dengan dosis yang tertera pada kemasan.<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>HAMA DAN PENYAKIT</b></span><br />
<b>1. Hama</b><br />
<b>1)</b> Lalat buah (Dacus pedestris)<br />
Lalat ini berwarna coklat kekuning-kuningan dengan dua garis membujur, pinggangnya ramping, bersayap seperti baju tidur yang strukturnya tipis dan transparan. Lalat betina meletakkan telur pada kulit buah, kemudian menetas menjadi larva. Larva inilah yang kemudian merusak daging buah belimbing hingga menyebabkan bususk dan berguguran. Pengendalian: dilakukan dengan cara pembungkusan buah pada stadium pentil (umur 1 bulan dari bunga mekar), mengumpulkan dan membakar sisa-sisa tanaman yang berserakan di bawah pohon, memasang sex pheromone seperti Methyl eugenol dalam botol aqua bekas.<br />
<br />
<b>2) </b>Hama lain: kutu daun, semut ngangrang (Oecophylla smaragdina) dan kelelawar. Pengendalian : kutu daun dan semut dapat disemprot dengan insektisida yang mangkus seperti Matador 25 EC dll, sedangkan kelelawar harus dengan cara dihalau.<br />
<br />
<br />
<b>2. Penyakit</b><br />
<b>1) </b>Bercak daun<br />
Penyebab: cendawan Cercospora averrhoae Fres. Gejala: terjadi bercak-becak klorotik berbentuk bulat dan kecil-kecil pada anak daun. Daun yang terserang berat menjadi kuning dan rontok, bahkan sampai gundul pada tanaman muda atau stadium bibit. Pengendalian: dengan cara memotong (amputasi) bagian tanaman yang sakit dan disemprot fungisida yang berbahan aktif Kaptafol, seperti Difolatan, dll.<br />
<br />
<b>2) </b>Penyakit kapang jelaga<br />
Penyakit ini hidup sebagai saprofit pada madu yang dihasilkan oleh kutu-kutu putih. Gejala: permukaan daun tertutup oleh warna hitam, sehingga dapat mengganggu proses fotosintesis. Pengendalian : disemprot dengan fungisida yang mangkus, misalnya Dithane M45 pada konsentrasi yang dianjurkan.<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>PANEN</b></span><br />
<b>1. Ciri dan Umur Panen</b><br />
Umur panen (petik) buah belimbing sangat dipengaruhi oleh letak geografi penanaman, yaitu faktor lingkungan dan iklim. Di dataran rendah yang tipe iklimnya basah, umur petik buah belimbing sekitar 35–60 hari setelah pembungkusan buah atau 65–90 hari setelah bunga mekar. Ciri buah belimbing yang sudah saatnya dipanen adalah ukurannya besar (maksimal), telah matang dan warna buahnya berubah dari hijau menjadi putih atau kuning atau merah atau variasi warna lainnya. Hal ini tergantung dari varietas belimbing.<br />
<br />
<b>2. Cara Panen</b><br />
Cara panen buah belimbing dilakukan dengan cara memotong tangkainya. Pemetikan buah berlangsung secara kontinyu dengan memilih buah yang telah matang. Waktu panen yang paling baik adalah pagi hari, saat buah masih segar dan sebelum cuaca terlalu panas (terik). Buah belimbing yang baru dipetik segera<br />
dimasukkan (ditampung) dalam suatu wadah secara hati-hati agar tidak memar atau rusak.<br />
<br />
<b>3. Periode Panen</b><br />
Periode panen buah belimbing, umumnya penen perdana pada umur 3-4 tahun setelah tanam. Pembungaan dan pembuahan belimbing dapat terus menerus sepanjang tahun, masa panen paling lebat (banyak) biasanya terjadi tiga kali dalam setahun.<br />
<br />
<b>4. Prakiraan Produksi</b><br />
Potensi hasil/produksi buah belimbing varietas unggul yang ditanam di kebun secara permanen dan dipelihara intensif dapat mencapai antara 150 – 300 buah/pohon/tahun. Bila jarak tanam 5 x 5 m dengan populasi per hektar antara 250 – 400 pohon dengan produktivitas 150–300 buah/pohon dan berat per buah rata-rata 160 gram, maka tingkat produksi per hektar mencapai 6 – 19 ton.<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>PASCAPANEN</b></span><br />
Seusai panen belimbing perlu penanganan pascapanen lebih lanjut, terutama bila jumlahnya melimpah (banyak). Tahapan penangan pascapanen buah belimbing adalah sebagai berikut :<br />
<b>1. Pengumpulan</b><br />
Kumpulkan buah belimbing di suatu tempat atau ruangan yang teduh.<br />
<br />
<b>2. Penyortiran dan Penggolongan</b><br />
Pilih buah bedasarkan tingkat kematangan dan ukuran yang seragam. Pisahkan (buang) buah yang rusak, cacat atau diserang hama dan penyakit. Bersihkan buah dari kotoran yang mungkin menempel dengan alat bantu kuat lembut (halus).<br />
<br />
<b>3. Penyimpanan</b><br />
Simpan buah belimbing dalam wadah dan ruangan (tempat) yang dingin untuk persediaan keluarga, atau simpan kotak karton berisi buah belimbing di ruangan pendingin bersuhu antara 5-20 derajat C.<br />
<br />
<b>4. Pengemasan dan Pengangkutan</b><br />
<b>1) </b>Bungkus tiap buah atau beberapa buah dengan plastik regang atau kertas tissue atau polysterene net.<br />
<br />
<b>2) </b>Masukkan buah belimbing ke dalam wadah (kontainer) berupa kotak karton yang bagian dasar dan dindingnya dialasi (dilapisi) busa. Tiap kotak karton berisi maksimal 3 lapis buah belimbing dengan posisi buah bagian pangkalnya berada di bawah. Buah belimbing yang sudah dikemas siap diangkut ke tempat<br />
penjualan/penampungan.<br />
<br />
<br />
<b>SUMBER:</b><br />
<b><a href="http://ayobertani.wordpress.com/">ayobertani.wordpress.com</a> </b><br />
<br />
###########<br />
#########################<br />
###########################################<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="color: blue; font-size: large;"><b>Khasiat / Manfa'at Belimbing Manis</b></span><br />
Buah belimbing manis memiliki khasiat sebagai antipiretik dan ekspektoran, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi batuk pada anak-anak. Buahnya yang mengandung banyak vitamin C memiliki manfaat sebagai antiinflasi, analgesik, dan diuretik, sehingga baik untuk penyembuhan batuk, sariawan, sakit tenggorokan, mengatasi demam, hingga mengatasi masalah kencing manis, dan kolesterol. Kandungan vitamin C-nya yang tinggi juga baik untuk dikonsumsi penderita penyakit kanker. Akar belimbing manis juga berkhasiat untuk menyembuhkan sakit kepala dan nyeri persendian. Sedangkan daunnya dapat digunakan untuk mengatasi radang lambung, radang kulit bernanah, dan bisul.<br />
<br />
Meski banyak memberi manfaat, bagi penderita penyakit ginjal harus berhati-hati dengan buah ini karena ia mengandung banyak asam oxalic yang berbahaya bagi mereka.<br />
<br />
<br />
<b>SUMBER:</b><br />
<b><a href="http://khasiatbuah.com/">khasiatbuah.com</a> </b><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Semoga Bermanfa'at</b></span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-44805889014018421682011-06-17T12:40:00.000-07:002011-11-18T13:29:49.866-08:00Budidaya Belimbing Wuluh<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayabelimbingwuluh"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDKhOnQ8OA_aPQGmpR88f1hVWoNSHW_dGEhyPf9Fnrp-NdYOc30t96PrJtZqccVmyy_waLLUXqWkRFcZ_mMuboP606-ZjB9pR1xV6hngNPisJywiIPcyL6TiLPFyRhu3zY5hyAtjE8xKTM/s1600/Belimbing+Wuluh.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="157" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDKhOnQ8OA_aPQGmpR88f1hVWoNSHW_dGEhyPf9Fnrp-NdYOc30t96PrJtZqccVmyy_waLLUXqWkRFcZ_mMuboP606-ZjB9pR1xV6hngNPisJywiIPcyL6TiLPFyRhu3zY5hyAtjE8xKTM/s200/Belimbing+Wuluh.jpeg" width="200" /></a></div><span style="font-size: large;"><b> PERSIAPAN TANAH UNTUK PENANAMAN.</b></span><br />
Apabila ditanam di daerah pegunungan hasilnya tidak akan bagus, karena suhu yang rendah akan menghambat pembentukan buah, sehingga tidak dapat masak pada waktunya, dan ukurannya akan tetap kecil saja serta rasanya tidak enak. Tanah yang gembur dan subur sangat cocok. Bibit-bibit harus ditanam dalam lubang tanaman berukuran 1 x 1 meter yang berkedalaman setengah meter. Pada waktu menggali lubang tanaman, lapisan tanah yang tadinya terletak di<br />
<a name='more'></a>bagian atas harus ditumpuk di suatu tempat tersendiri, sedangkan lapisan tanah yang terletak di bawahnya ditumpuk di tempat lain yang tersendiri pula. Kemudian biarkanlah semuanya berangin-angin begitu saja selama tiga minggu.<br />
<br />
Lubang tanaman harus digali kira-kira satu bulan sebelum bertanam. Begitu lubang selesai digali, cobalah menuangkan air, sampai penuh ke dalam lubang tadi. Apabila sebentar kemudian air becek sudah hilang lagi merembes ke bawah, maka ini berarti suatu tanda bahwa tanah tadi memang sudah bagus. Namun apabila sampai lama sekali tergenang dalam kubangan, maka tempat itu tidak bagus untuk menanam<span style="font-style: italic; font-weight: bold;"></span>, karena pembentukan akar akan terhambat sirkulasi udaranya (air conditioning) macet, dan daunnya <span style="font-style: italic; font-weight: bold;"></span>akan kuning-kuning rontok, nanti kesulitan ini dapat diatasi dengan menggali selokan pengeringan buntu. <br />
<br />
Namun, apabila tanahnya memang bagus, maka lubang tadi tetap harus betul-betul dibiarkan berangin dulu selama tiga minggu. Setelah itu, tanah galian yang tadinya ditumpuk, dikembalikan lagi ke dalam lubang menurut susunan semula, yang bawah kembali ke bawh yang atas kembali ke atas. Tanah atas ini dicampur terlebih dahulu dengan pupuk kandang kering yang sudah dingin, sebanyak dua kaleng minyak tanah, sebelum dimasukkan ke dalam lubang lagi. Dan memang nantinya bakal penuh sampai melending ke atas.<br />
Tunggulah dua minggu lagi Tunggu ambles lagi. Barulah bibit<span style="font-style: italic; font-weight: bold;"> </span>boleh ditanam.<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b> PENYIAPAN BIBIT<span style="font-style: italic; font-weight: bold;"></span></b></span><br />
<br />
Bibit <span style="font-style: italic; font-weight: bold;"></span>biasanya diperoleh dengan jalan mencangkok, menempel atau mengokulasi. Waktu penanaman bibit<span style="font-style: italic; font-weight: bold;"></span> yang tepat adalah pada permulaan musim hujan, supaya nanti pada akhir musim kalau sudah kekurangan air, bibit itu sudah kuat dan tahan menghadapi kekeringan musim kemarau, karena saat-saat ini sudah banyak membentuk akar.<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b> PEMINDAHAN BIBIT <span style="font-style: italic; font-weight: bold;"></span>KE TEMPAT PENANAMAN.</b></span><br />
<br />
Bibit <span style="font-style: italic; font-weight: bold;"></span>yang biasanya berupa puteran dalam keranjang yang tidak dipotong daun-daun dan ujung akarnya, ditanam dengan menggali lubang dulu di atas gundukan tanah melending yang agak ambles tadi yang besarnya harus sesuai dengan lingkaran keliling yang ditempati akar-akar samping dari bibit tadi. <br />
<br />
Menanam bibit <span style="font-style: italic; font-weight: bold;"></span>tidak boleh terlalu dalam. Tempatkan batang tanaman itu persis di tengah-tengah lubang supaya akar-akarnya mengembang ke daerah seputarnya dapat sama rata menemukan tanah gembur yang sudah diberi pupuk kandang tempo hari. Mengisikan tanah diantara susunan akar-akar tadi harus hati-hati dan sedikit-sedikit. Apabila sudah tertimbun sebagian tekanlah sedikit dengan tangan, sebelum ditimbuni tanah lebih lanjut sapai penuh. Apabila sudah penuh, barulah boleh diinjak-injak dengan kaki supaya bibit itu lebih kuat menancap di atas tanah.<br />
<br />
Apabila ingin menanam<span style="font-style: italic; font-weight: bold;"> </span>lebih dari satu batang di pekarangan yang agak luas, jarak tanam antara yang satu dengan yang lain minimal enam meter.<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b> PEMELIHARAAN TANAMAN.</b></span><br />
<br />
Pada hari-hari pertama sesudah ditanamkan, bibit tadi harus dilindungi dengan atap rumbia atau daun kelapa.<br />
<br />
Bibit yang ditanam demikian sudah dapat berbunga dan berbuah setelah berumur tiga sampai empat tahun dan berbuahnya tidak terikat kepada sesuatu musim tetapi setiap waktu sepanjang tahun dapat saja berbunga dan berbuah.<br />
<br />
Namun, sejak berumur satu tahun, harus diberi pupuk tambahan yang banyaknya sesuai dengan kebutuhan. Terutama umur satu sampai sepuluh tahun pertama, pohon<span style="font-style: italic; font-weight: bold;"></span>nya harus mendapat pupuk yang cukup, supaya di kemudian hari tidak terlanjur menderita kekurangan makanan.<br />
<br />
Semakin cukup mendapat makanan pada masa pertumbuhan, maka makin besarlah daya tahan pohon <span style="font-style: italic; font-weight: bold;"></span>terhadap serangan hama penyakit.<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Hama</b></span> <span style="font-style: italic; font-weight: bold;"></span>yang terkenal adalah lalat buah Dacus pedestris (Docus dorsalis) yang suka menyerang buah-buah di waktu muda. Hama ini menyerang dan menghabiskan pucuk-pucuk daun sehingga pohon itu dapat gundul. Apabila hama merajalela, dan daun-daun jadi gundul semua, pembentukan buah dapat terganggu karena buah yang menempel pada batang dan cabang memerlukan naungan. Ulat-ulat harus diberantas dengan semprotan larutan 0,2 % tepung DDT.<br />
<br />
<br />
<b>SUMBER:</b><br />
<b><a href="http://laely-widjajati.blogspot.com/">laely-widjajati.blogspot.com</a> </b><br />
<br />
###################<br />
##############################<br />
###########################################<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="color: blue; font-size: large;"><b>Khasiat / Manfa'at Belimbing Wuluh</b></span><br />
<b>1. JERAWAT</b><br />
Untuk mengobati jerawat siapkan 3 buah belimbing wuluh segar. Cuci hingga bersih. Buah diparut dan diberi sedikit garam. Tempelkan pada kulit yang berjerawat. Lakukan 2 kali sehari. Buah belimbing wuluh secukupnya dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan air garam secukupnya, untuk menggosok muka yang berjerawat. Kakukan 3 kali sehari.<br />
Atau siapkan 6 buah belimbing wuluh dan ½ sendok the bubuk belerang, digiling halus lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis. Ramuan ini dipakai untuk menggosok dan melumas muka yang berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari.<br />
<br />
<b>2. TEKANAN DARAH TINGGI</b><br />
Siapkan 3 buah belimbing wuluh dan biji srigading 25 gr yang sudah dicuci bersih. Biji srigading ditumbuk halus. Masukkan ke dalam panic berisi 4 gelas air dan rebuslah bersama belimbing wuluh. Dinginkan lalu saring sebelum diminum. Cukup diminum 1 gelas sehari.<br />
Buah yang besar dan berwarna hijau diparut, ambil airnya dan diminum. Atau bisa juga dengan cara menyiapkan 3 buah belimbing wuluh yang dicuci lalu dipotong-potong seperlunya, direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tinggal tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum setelah makan pagi.<br />
10 buah belimbing wuluh, 1 jari rimpang kunyit, ¼ genggam daun meniran, 3 jari labu air, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-potong seperlunya, lalu rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin saring dan diminum. Sehari 3 x ¾ gelas<br />
<br />
<b>3. OBAT BATUK</b><br />
Daun, bunga, buah yang masing-masing sama banyaknya direbus dalam air yang mendidih selama ½ jam, dan minum airnya. Segenggam daun belimbing wuluh, segenggam bunga dan 2 buah belimbing, gula batu, rebus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal setengah, saring, minum 2 kali sehari.<br />
Untuk batuk pada anak, ambillah 25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu giring, 1 jari kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, ¼ genggam pegagan, ¼ genggam daun saga, ¼ genggam daun inggu, ¼ genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong seperlunya, direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin saring, diminum dengan madu seperlunya. Sehari 3 kali ¾ gelas.<br />
<br />
<b>4. DIABETES</b><br />
Sementara untuk anda yang menderita diabetes, siapkan 6 buah belimbing wuluh, lalu dilumatkan, direbus dengan 1 gelas air sampai airnya tinggal setengah, saring, minum 2 kali sehari.<br />
<br />
<b>5. GONDONGAN</b><br />
½ genggam daun belimbing wuluh ditumbuk dengan 3 bawang putih. Kompreskan pada bagian yang gondongan. 10 ranting muda belimbing wuluh berikut daunnya dan 4 butir bawang merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ke tempat yang sakit.<br />
<br />
<b>6. REMATIK</b><br />
Segenggam daun belimbing wuluh dicuci, tumbuk sampai halus, tambahkan kapur sirih, gosokkn ke bagian yang sakit.<br />
100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh dan 15 biji merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi ke tempat yang sakit.<br />
Atau bisa juga dengan cara menyiapkan 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia Champaca L.), 15 biji cengkeh, 15 butir lada hitam, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok dan mengurut bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.<br />
<br />
<b>7. PEGAL LINU</b><br />
1 genggam daun belimbing wuluh yang masih mudah, 10 biji cengkeh, 15 biji lada, digiling halus lalu ditambahkan cuka secukupnya. Lumurkan ketempat yang sakit.<br />
<br />
<b>8. PANU</b><br />
10 buah belimbing wuluh dicuci lalu diling halus, tambahkan kapur sirih sebesar biji asam, diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai untuk menggosok kulit yang terserang panu. Lakukan 2 kali sehari.<br />
<br />
<br />
<b>SUMBER:</b><br />
<b><a href="http://udechi.blogspot.com/">udechi.blogspot.com</a> </b><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Semoga Bermanfa'at</b></span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-3900318903102923462011-06-15T12:26:00.000-07:002011-11-18T13:29:08.316-08:00Budidaya Belinjo / Melinjo<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayabelinjo-melinjo"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEya3U7gX_-D1ZSupT9U0-oQvKR8E08XJ2JHH8-rNcVAg5v2xPiDMPB_k13z3DbWH4TuIky9UwIWG7mq1DR6Qmnxdhhl8qK7pT9yu5rr3CsOqa6mh6kBLpzhyTin1204ZUc1dpqLmtwmUv/s1600/melinjo.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEya3U7gX_-D1ZSupT9U0-oQvKR8E08XJ2JHH8-rNcVAg5v2xPiDMPB_k13z3DbWH4TuIky9UwIWG7mq1DR6Qmnxdhhl8qK7pT9yu5rr3CsOqa6mh6kBLpzhyTin1204ZUc1dpqLmtwmUv/s200/melinjo.jpeg" width="200" /></a><span style="font-size: large;"><b> Syarat Tumbuh</b></span><br />
Pohon melinjo tumbuh liar di hutan-hutan hujan, pada ketinggian sampai 1200 m dpl.; umum dijumpai di pinggiran sungai di Niugini. Lahan yang mengalami musim kering yang nyata tampaknya disenangi untuk pembudidayaan melinjo, barangkali karena panennya dapat sekaligus pada lingkungan yang demikian itu. Rupa-rupanya tidak ada persyaratan khusus mengenai kualitas tanah dan kedalamannya, tetapi diperlukan retensi kelembapan yang memadai, demikian juga air rembesan atau irigasi, untuk menjembatani musim kemarau. Pohon melinjo dianjurkan untuk program penghijauan wilayah.<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b> Pedoman Budidaya</b></span><br />
Pohon melinjo diperbanyak dengan benih atau cangkokan, juga dapat dilakukan perbanyakan dengan setek atau sambungan. Uncuk sejumlah kecil pohon semai yang tumbuh spontan di bawah-bawah pohon yang berbuah dapat dikumpulkan dan dipelihara di persemaian sampai cukup besar untuk ditanam di lapangan. Untuk memperoleh pohon dalam jumlah besar, buah-buah matang berukuran besar yang telah berjatuhan dari pohonnya, dikumpulkan. Kulit buahnya dibuang dan bijinya dikering-anginkan serta disimpan sampai cerkumpul dalam jumlah yang besar. Benih yang akan ditumbuhkan diprasemaikan (pre-germinated) dalam kotak yang diisi dengan beberapa lapis pasir yang letaknya berselang-seling dengan lapisan benih. Setelah 3 bulan disirami setiap hari, perkecambahan celah cukup maju, sehingga benih ini dapac dipindahkan ke persemaian sampai berkecambah, dan semai-semai itu dipelihara lebih lanjut, mula-mula di bawah naungan selama 6 bulan atau lebih, kemudian dipindahtanamkan ke lapangan pada awal musim hujan. Penggunaan cangkokan memiliki keuntungan, bahwa kita dapat memilih pohon induk cerbaik, juga tanaman mudanya dapat berbuah dalam 2-3 tahun secelah penanaman, dan hanya pohon betina (yang mampu menghasilkan biji) yang akan diperoleh. Keberhasilan pencangkokan bergantung kepada letak tempat pengirisan (cincturing): bagian atas dari cincin kulit luar yang akan dibuang harus berada di ujung buku yang membengkak. Tumbuhnya perakaran berlangsung 2 bulan atau lebih. Cangkokan itu harus dipelihara selama beberapa waktu setelah dipisahkan dari pohon induknya sebelum ditanam di lapangan. Cangkokan hendaknya dipangkas untuk menjadikan seimbang antara bagian atas dan perakarannya, dan dicumbuhkan dalam pot, serta disimpan di bawah naungan. Melinjo biasa dipelihara sebagai pohon pekarangan atau ditanam di batas-batas lahan, juga dijadikan kebun buah-campuran (seperci halnya dijumpai di sekitar Jakarta), dan bahkan sebagai tanaman monokultur (seperti dijumpai di dekat Batang, Jawa Tengah). Pohon melinjo ditanam dengan jarak 5 m, dan setelah tumbuh dengan baik praktis tidak memerlukan pemeliharaan, selain penyiangan sewaktu-waktu.<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b> Pemeliharaan</b></span><br />
Pohon melinjo dapat segera pulih dari pemangkasan yang dilakukan untuk membatasi tinggi pohon, dengan maksud untuk merangsang terjadinya pucuk secara serempak, yang akan dimanfaatkan sebagai sayuran, atau untuk memperbaiki bentuk pohon setelah berulang-ulang dipanen pucuknya. Belumlah jelas, sampai sejauh mana pemanenan pucuk mengganggu pembuahan. Perbungaan muncul dari pucuk muda, juga dari cabang-cabang yang lebih tua. Tidak dijumpai informasi mengenai penyerbukan dan pembentukan buah. Pohon melinjo dipanjat untuk dipetik buahnya: karena cabangnya mudah sekali patah, sehingga pemanjatan selalu menimbulkan risiko.<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b> Hama dan Penyakit</b></span><br />
Tak ada laporan mengenai hama dan penyakit, kecuali adanya penggerek dan semacam serangga pengisap yang dijumpai di kabupaten Batang, yang kadang-kadang menghancurkan panen. Pohon melinjo mungkin perlu dijaga dari serangan tikus dan bajing.<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b> Panen dan Pasca Panen</b></span><br />
Di Sumatra Barat tidak jelas adanya musim panen, dan pohon melinjo yang besar-besar dilaporkan menghasilkan 20.000-25.000 butir buah per tahun. Di Filipina, buah melinjo masak lebih awal, yaitu pada musim hujan (JuniJuli).<br />
<br />
<br />
<b>SUMBER:</b><br />
<b><a href="http://ayobertani.wordpress.com/">ayobertani.wordpress.com</a> </b><br />
<br />
############<br />
#######################<br />
#####################################<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="color: blue; font-size: large;"><b>Khasiat / Manfa'at Melinjo</b></span><br />
Melinjo ternyata sangat berkhasiat sebagai <i><b>antioksidan</b></i>. Tri Agus Siswoyo PhD, peneliti di Pusat Penelitian Biologi Molekuler, Universitas Jember, Jawa Timur menguji aktivitas antioksidan ekstrak akar, daun, biji dan batang melinjo untuk menangkal radikal bebas. Ternyata semua bagian tanaman itu bersifat antioksidan. Kemampuannya adalah: <br />
<div style="text-align: justify;"> -Ekstrak akar : 37,27 mg VCEAC (Vitamin C Equivalent Antioxidant Capacity)</div><div style="text-align: justify;"> -Ekstrak daun : 36,66 mg VCEAC</div><div style="text-align: justify;"> -Ekstrak biji : 34,08 mg VCEAC</div><div style="text-align: justify;"> -Ekstrak batang : 32,52 mg VCEAC</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> Menurut Siswoyo, ekstrak melinjo mengandung 9-11% protein yang berpotensi sebagai antioksidan. Kandungan protein utama dalam melinjo berukuran 30 kilo dalton efektif mengusir radikal bebas. Radikal bebas adalah salah satu penyebab utama timbulnya kanker dan mempercepat proses penuaan.</div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu, melinjo berpeluang sebagai sumber <i>nutraseutikal-substansi</i> yang bermanfaat bagi kesehatan, termasuk mencegah dan mengobati penyakit.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> Kesadaran akan khasiat melinjo ini ternyata sudah diketahui oleh sebagian besar masyarakat Jepang. Di Jepang, melinjo bahkan dibikin tepung untuk bahan baku aneka makanan seperti kue dan roti, tidak seperti di Indonesia yang terbatas hanya dibikin emping dan sebagai bahan untuk sayur. Bahkan sebagian masyarakat Jepang ada yang mempunyai kebiasaan mencampurkan tepung melinjo dalam minuman teh. Mereka ingin memperoleh khasiat melinjo saat menyeruput teh. Takarannya adalah setengah sendok teh. Menurut mereka penambahan tepung melinjo pada teh mereka membuat teh mereka menjadi kental dan nikmat. Selain itu, tepung melinjo di Jepang juga sering dibuat untuk saus salad.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> Masyarakat Jepang menyukai melinjo karena setelah diadakan uji khasiat <b>stilbenoid</b> dari biji melinjo yang dilakukan Yuji Tokunaga, di <i>University of Fukui</i> Jepang, melinjo dapat menangkal radikal bebas, menghambat aktivitas <i>enzim lipase</i> dan <i>amilase</i> serta sebagai <i>antimikroba</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i> Stilbenoid</i> dari biji melinjo terbukti mampu menghambat kerja <i>enzim lipase</i>, sehingga berpotensi menekan penumpukan dan penyerapan lemak dalam tubuh. <i>Stilbenoid</i> dari biji melinjo juga dapat menghalangi aktivitas <i>enzim amilase</i>. Akibatnya, perombakan karbohidrat menjadi glukosa terhambat. Sehingga melinjo berpotensi sebagai pengontrol kadar gula darah bagi penderita diabetes. Sebagai <i>antimikroba</i>, ekstrak melinjo efektif membunuh <i>mikroorganisme</i> jahat.</div><br />
Penelitian Tokunaga memperlihatkan salad yang diberi ekstrak melinjo lebih awet ketimbang yang tidak diberi ekstrak melinjo. Karena pertumbuhan bakteri pada salad yang diberi ektrak melinjo jadi lebih sedikit. Penelitian itu dilakukan selama tiga hari. Hal itu mengindikasikan bahwa ekstrak melinjo dapat menekan pertumbuhan bakteri.<br />
<br />
<br />
<b>DAUN </b><br />
<div style="text-align: justify;"> Beberapa literatur menyebutkan, secara empiris daun melinjo dapat mempermudah persalinan. Caranya adalah dengan mengambil beberapa lembar daun melinjo yang tidak terlalu tua tapi juga tidak terlalu muda, lalu daun itu dicuci dan diiris2, setelah itu dijemur hingga kering. Setelah kering seduh dengan air panas seperti membuat teh, lalu ramuan air daun melinjo itu diminum 2 kali sehari hingga kehamilan mencapai 8 bulan lebih.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> Kebiasaan menggunakan daun melinjo untuk mempermudah proses melahirkan ini sudah banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia, tapi belum ada penelitian khusus tentang hal ini. (Berbagai sumber).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>SUMBER:</b></div><div style="text-align: justify;"><b><a href="http://atikofianti.wordpress.com/">atikofianti.wordpress.com</a> </b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Semoga Bermanfa'at</b></span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-54162888772236277192011-06-15T12:00:00.000-07:002011-11-18T13:28:19.825-08:00Budidaya Bayam<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayabayam"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1NF90pEa9jxTZ8B4-in5VZ6gERj_tYnKVcnCEzpI7k7FzLNxOsVUf2_oKk4PY9wzdjYin3IroL0aZGJ4_eAWYpuKwZdYz7RX9suXrFEkXypXBGAGcmeBNCRTkCQOiDv1K4AoB2ianfItT/s1600/Bayam.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="158" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1NF90pEa9jxTZ8B4-in5VZ6gERj_tYnKVcnCEzpI7k7FzLNxOsVUf2_oKk4PY9wzdjYin3IroL0aZGJ4_eAWYpuKwZdYz7RX9suXrFEkXypXBGAGcmeBNCRTkCQOiDv1K4AoB2ianfItT/s200/Bayam.jpeg" width="200" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;"><b><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">Terdapat 3 jenis sayuran bayam, yaitu: </span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><b>1.</b> Bayam cabut, batangnya berwarna merah juga ada berwarna hijau keputih-putihan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><b>2.</b> Bayam petik, pertumbuhannya lebih tegak serta berdaun lebar, warna daun hijau tua dan ada yang berwarna kemerah-merahan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><b>3.</b> <span lang="ES">Bayam yang biasa dicabut dan juga dapat dipetik. </span>Jenis bayam ini tumbuh tegak, berdaun besar berwarna hijau keabu-abuan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: left;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"> Cara Budidaya </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b> Benih</b></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"> Bayam dikembangkan melalui biji. Biji bayam yang dijadikan benih harus cukup tua (<u>+</u> 3 bulan). Benih yang muda , daya simpannya tidak lama dan tingkat perkecambahannya rendah. Benih bayam yang tua dapat disimpan selama satu tahun. Benih bayam tidak memiliki masa dormansi dan kebutuhan benih adalah sebanyak 5-10 kg tiap hektar atau 0,5 – 1 g/m<sup>2</sup>. Varietas yang </span></span><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">dianjurkan adalah Giti Hijau, Giti Merah, Kakap Hijau, Bangkok dan Cimangkok.</span></span><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b> Persiapan Lahan</b></span></span></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"> Lahan dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur. Selanjutnya buat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan 30 cm. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"> Pemupukan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"> Setelah bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam berikan pupuk dasar (pupuk kandang kotoran ayam) dengan dosis 20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m<sup>2</sup>. Sebagai starter tambahkan Urea 150 kg/ha (15 g/m<sup>2</sup>) diaduk dengan air dan disiramkan kepada tanaman pada sore hari 10 hari setelah penaburan benih, jika perlu berikan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m<sup>2</sup>) pada umur 2 minggu setelah penaburan benih.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"> Penanaman/Penaburan Benih</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">Dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:</span></span></div><ol style="margin-top: 0cm; text-align: left;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: 140%; margin: 0cm 0cm 0pt;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">Ditebar langsung di atas bedengan, yaitu biji dicampur dengan pupuk kandang yang telah dihancurkan dan ditebar secara merata di atas bedengan.</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 140%; margin: 0cm 0cm 0pt;"><span lang="SV"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">Ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm, kemudian ditutup dengan lapisan tanah.</span></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 140%; margin: 0cm 0cm 0pt;"><span lang="SV"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">Disemai setelah tumbuh (sekitar 10 hari) bibit dibumbun dan dipelihara selama <u>+</u> 3 minggu. Selanjutnya dipindahkan ke bedengan dengan jarak tanam 50 x 30 cm. Biasanya untuk bayam petik.</span></span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 140%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: left;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 140%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: left;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"> Pemeliharaan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 140%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"> Bayam yang jarang terserang penyakit (yang ditularkan melalui tanah), adalah bayam cabut. Bayam dapat berproduksi dengan baik asalkan kesuburan tanahnya selalu dipertahankan, misalnya dengan pemupukan organik yang teratur dan kecukupan air, untuk tanaman muda (sampai satu minggu setelah tanam) membutuhkan air 4 l/m<sup>2</sup>/hari dan menjelang dewasa tanaman ini membutuhkan air sekitar 8 l/m<sup>2</sup>/hari. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 140%; margin: 0cm 0cm 0pt 17.85pt; text-align: left; text-indent: -17.85pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 140%; margin: 0cm 0cm 0pt 17.85pt; text-align: left; text-indent: -17.85pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 140%; margin: 0cm 0cm 0pt 17.85pt; text-align: left; text-indent: -17.85pt;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"> Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)</span></b></span></div><div style="line-height: 140%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"> Jenis hama yang sering menyerang tanaman bayam diantaranya ulat daun, kutu daun, penggorok daun dan belalang. Penyakit yang sering dijumpai adalah rebah kecambah (<i>Rhizoctonia solani</i>) dan penyakit karat putih (<i>Albugo</i> sp.). Untuk pengendalian OPT gunakan pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"> Panen.</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"> Bayam cabut biasanya dipanen apabila tinggi tanaman kira-kira 20 cm, yaitu pada umur 3 sampai dengan 4 minggu setelah tanam. Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya ataupun dipotong pangkalnya. Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur 1 sampai dengan 1,5 bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: left;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: left;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: left;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"> Pasca Panen</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"> Tempatkan bayam baru panen di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar dalam air dan pengiriman produk secepat mungkin untuk menjaga kesegarannya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"> <b>SUMBER:</b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><b><a href="http://jambi.litbang.deptan.go.id/">jambi.litbang.deptan.go.id</a></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><b>##############</b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><b>#################################</b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><b>#######################################</b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: blue; line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt 18pt; text-align: left;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b>Khasiat/ manfa'at Bayam</b></span></span></span></div> Bayam diketahui banyak mengandung protein, lemak, karbohidrat, zat zat besi, kalium, kalsium, amarantin, rutin, purin, klorofil, fithohormon, serta vitamin A, B, dan C. Dengan kandungannya tersebut, Bayam berkhasiat untuk membantu meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan, mengatasi tekanan darah rendah, anemia, memperkuat akar rambut, membersihkan darah sehabis melahirkan, dan mencegah pengeroposan tulang.<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Semoga Bermanfa'at </b></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-65756727380358636612011-06-15T11:33:00.000-07:002011-11-18T13:27:33.302-08:00Budidaya Apel<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayaapel"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijN3hZ7RWDJqeWxt7jHcIxaKJRwtOlTpbIUUQOSkpctWQSkx9IJ-vzei6gdEJHXWMDG5HqPDEVk5aYoNUQPNCD2GNbMIlpKOAMa4wDDHS4X4fEfFIPyQzEiuQ-JFcIknvzezbLbD8AwWJO/s1600/Apel.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="199" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijN3hZ7RWDJqeWxt7jHcIxaKJRwtOlTpbIUUQOSkpctWQSkx9IJ-vzei6gdEJHXWMDG5HqPDEVk5aYoNUQPNCD2GNbMIlpKOAMa4wDDHS4X4fEfFIPyQzEiuQ-JFcIknvzezbLbD8AwWJO/s200/Apel.jpeg" width="200" /></a></div><b>SYARAT TUMBUH</b><br />
<i><b>1. Iklim</b></i><br />
1) Curah hujan yang ideal adalah 1.000-2.600 mm/tahun dengan hari hujan 110-150 hari/tahun. Dalam setahun banyaknya bulan basah adalah 6-7 bulan dan bulan kering 3-4 bulan. Curah hujan yang tinggi saat berbunga akan menyebabkan bunga gugur sehingga tidak dapat menjadi buah.<br />
2) Tanaman apel membutuhkan cahaya matahari yang cukup antara 50-60% setiap harinya, terutama pada saat pembungaan.<br />
3) Suhu yang sesuai berkisar antara 16-27 derajat C.<br />
4) Kelembaban udara yang dikehendaki tanaman apel sekitar 75-85%.<br />
<br />
<i><b>2. Media Tanam</b></i><br />
1) Tanaman apel tumbuh dengan baik pada tanah yang bersolum dalam, mempunyai lapisan organik tinggi, dan struktur tanahnya remah dan gembur, mempunyai aerasi, penyerapan air, dan porositas baik, sehingga pertukaran oksigen, pergerakan hara dan kemampuan menyimpanan airnya optimal.<br />
2) Tanah yang cocok adalah Latosol, Andosol dan Regosol.<br />
3) Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk tanaman apel adalah 6-7 dan kandungan air tanah yang dibutuhkan adalah air tersedia.<br />
4) Dalam pertumbuhannya tanaman apel membutuhkan kandungan air tanah yang cukup.<br />
5) Kelerengan yang terlalu tajam akan menyulitkan perawatan tanaman, sehingga bila masih memungkinkan dibuat terasering maka tanah masih layak ditanami.<br />
<br />
<i><b>3. Ketinggian Tempat</b></i><br />
Tanaman apel dapat tumbuh dan berbuah baik pada ketinggian 700-1200 m dpl. dengan ketinggian optimal 1000-1200 m dpl. <br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b> PEDOMAN BUDIDAYA</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><i><b> Pembibitan</b></i></span><br />
Perbanyakan tanaman apel dilakukan secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan yang baik dan umum dilakukan adalah perbanyakan vegetatif, sebab perbanyakan generatif memakan waktu lama dan sering menghasilkan bibit yang menyimpang dari induknya. Teknik perbanyakan generatif dilakukan dengan biji, sedangkan perbanyakan vegetatif dilakukan dengan okulasi atau penempelan (budding), sambungan<br />
(grafting) dan stek.<br />
<b>1) Persyaratan Benih</b><br />
Syarat batang bawah : merupakan apel liar, perakaran luas dan kuat, bentuk pohon kokoh, mempunyai daya adaptasi tinggi. Sedangkan syarat mata tunas adalah berasal dari batang tanaman apel yang sehat dan memilki sifat-sifat unggul.<br />
<br />
<b>2) Penyiapan Benih</b><br />
Penyiapan benih dilakukan dengan cara perbanyakan batang bawah dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:<br />
<b>a)</b> Anakan / siwilan<br />
1. Ciri anakan yang diambil adalah tinggi 30 cm, diameter 0,5 cm dan kulit batang kecoklatan.<br />
2. Anakan diambil dari pangkal batang bawah tanaman produktif dengan cara menggali tanah disekitar pohon, lalu anakan dicabut beserta akarnya secara berlahan-lahan dan hati-hati.<br />
3. Setelah anakan dicabut, anakan dirompes dan cabang-cabang dipotong, lalu ditanam pada bedengan selebar 60 cm dengan kedalaman parit 40 cm.<br />
<b>b) </b>Rundukan (layering)<br />
1. Bibit hasil rundukan dapat diperoleh dua cara yaitu:<br />
- Anakan pohon induk apel liar: anakan yang agak panjang direbahkan melekat tanah, kemudian cabang dijepit kayu dan ditimbun tanah; penimbunan dilakukan tiap 2 mata; bila sudah cukup kuat, tunas dapat<br />
dipisahkan dengan cara memotong cabangnya.<br />
- Perundukan tempelan batang bawah: dilakukan pada waktu tempelan dibuka (2 minggu) yaitu dengan memotong 2/3 bagian penampang batang bawah, sekitar 2 cm diatas tempelan; bagian atas keratan dibenamkan dalam tanah kemudian ditekuk lagi keatas. Pada tekukan diberi penjepit kayu atau bambu.<br />
2. Setelah rundukan berumur sekitar 4 bulan, dilakukan pemisahan bakal bibit dengan cara memotong miring batang tersebut dibawah keratan atau tekukan. Bekas luka diolesi defolatan.<br />
<b>c)</b> Stek<br />
Stek apel liar berukuran panjang 15-20 cm ( diameter seragam dan lurus), sebelum ditanam bagian bawah stek dicelupkan ke larutan Roton F untuk merangsang pertumbuhan akar. Jarak penanaman 30 x 25 cm, tiap bedengan ditanami dua baris. Stek siap diokulasi pada umur 5 bulan, diameter batang ± 1<br />
cm dan perakaran cukup cukup kuat.<br />
<br />
<b>3) Teknik Pembiitan</b><br />
<b>a)</b> Penempelan<br />
1. Pilih batang bawah yang memenuhi syarat yaitu telah berumur 5 bulan, diameter batang ± 1 cm dan kulit batangnya mudah dikelupas dari kayu.<br />
2. Ambil mata tempel dari cabang atau batang sehat yang berasal dari pohon apel varietas unggul yang telah terbukti keunggulannya. Caranya adalah dengan menyayat mata tempel beserta kayunya sepanjang 2,5-5 cm (Matanya ditengah-tengah). Kemudian lapisan kayu dibuang dengan hati-hati agar matanya tidak rusak<br />
3. Buat lidah kulit batang yang terbuka pada batang bawah setinggi ± 20 cm dari pangkal batang dengan ukuran yang disesuaikan dengan mata tempel. Lidah tersebut diungkit dari kayunya dan dipotong setengahnya.<br />
4. Masukkan mata tempel ke dalam lidah batang bawah sehingga menempel dengan baik. Ikat tempelan dengan pita plastik putih pada seluruh bagian tempelan.<br />
5. Setelah 2-3 minggu, ikatan tempelan dapat dibuka dan semprot/ kompres dengan ZPT. Tempelan yang jadi mempunyai tanda mata tempel berwarna hijau segar dan melekat.<br />
6. Pada okulasi yang jadi, kerat batang sekitar 2 cm diatas okulasi dengan posisi milintang sedikit condong keatas sedalam 2/3 bagian penampang.<br />
Tujuannya untuk mengkonsentrasikan pertumbuhan sehingga memacu pertumbuhan mata tunas.<br />
<b>b) </b>Penyambungan<br />
1. Batang atas (entres) berupa cabang (pucuk cabang lateral).<br />
2. Batang bawah dipotong pada ketinggian ± 20 cm dari leher akar.<br />
3. Potong pucuknya dan belah bagian tengah batang bawah denngan panjang 2-5 cm.<br />
4. Cabang entres dippotong sepanjang ± 15 cm (± 3 mata), daunnya dibuang, lalu pangkal batang atas diiris berbentuk baji. Panjang irisan sama dengan panjang belahan batang bawah.<br />
5. Batang atas disisipkan ke belahan batang bawah, sehingga kambium keduanya bisa bertemu.<br />
6. Ikat sambungan dengan tali plastik serapat mungkin.<br />
7. Kerudungi setiap sambungan dengan kantung plastik. Setelah berumur 2-3 minggu, kerudung plastik dapat dibuka untuk melihat keberhasilan sambungan.<br />
<br />
<b>4) Pemeliharaan pembibitan</b><br />
Pemeliharaan batang bawah meliputi<br />
<b>a) </b>Pemupukan: dilakukan 1-2 bulan sekali dengan urea dan TSP masing-masing 5 gram per tanaman ditugalkan (disebar mengelilingi) di sekitar tanaman.<br />
<b>b) </b>Penyiangan: waktu penyiangan tergantung pada pertumbuhan gulma.<br />
<b>c)</b> Pengairan: satu minggu sekali (bila tidak ada hujan)<br />
<b>d)</b> Pemberantasan hama dan penyakit: disemprotkan pestisida 2 kali tiap bulan dengan memperhatikan gejala serangan. Fungisida yang digunakan adalah Antracol atau Dithane, sedangkan insektisida adalah Supracide atau Decis.<br />
Bersama dengan ini dapat pula diberikan pupuk daun, ditambah perekat Agristic.<br />
<br />
<b>5) Pemindahan Bibit</b><br />
Bibit okulasi grafting (penempelan dan sambungan) dapat dipindahkan ke lapang pada umur minimal 6 bulan setelah okulasi, dipotong hingga tingginya 80-100 cm dan daunnya dirompes.<br />
<span style="font-size: large;"><i><b> </b></i></span><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><i><b> Pengolahan Media Tanam</b></i></span><br />
<b>1) Persiapan</b><br />
Persiapan yang diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai. Tujuannya untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah, menentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan paralatan dan biaya yang diperlukan.<br />
<br />
<b>2) Pembukaan Lahan</b><br />
Tanah diolah dengan cara mencangkul tanah sekaligus membersihkan sisa-sisa tanaman yang masih tertinggal.<br />
<br />
<b>3) Pembentukan Bedengan</b><br />
Pada tanaman apel bedeng hampir tidak diperlukan, tetapi hanya peninggian alu penanaman.<br />
<br />
<b>4) Pengapuran</b><br />
Pengapuran bertujuan untuk menjaga keseimbangan pH tanah. Pengapuran hanya dilakukan apabila ph tanah kurang dari 6.<br />
<br />
<b>5) Pemupukan</b><br />
Pupuk yang diberikan pada pengolahan lahan adalah pupuk kandang sebanyak 20 kg per lubang tanam yang dicampur merata dengan tanah, setelah itu dibiarkan selama 2 minggu.<br />
<span style="font-size: large;"><i><b> </b></i></span><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><i><b> Teknik Penanaman</b></i></span><br />
<b>1) Penentuan Pola Tanam</b><br />
Tanaman apel dapat ditanam secara monokultur maupun intercroping. Intercroping hanya dapat dilakukan apabila tanah belum tertutup tajuk-tajuk daun atau sebelum 2 tahun. Tapi pada saat ini, setelah melalui beberapa penelitian intercroping pada tanaman apel dapat dilakukan dengan tanaman yang berhabitat<br />
rendah, seperti cabai, bawang dan lain-lain. Tanaman apel tidak dapat ditanam pada jarak yang terlalu rapat karena akan menjadi sangat rimbun yang akan menyebabkan kelembaban tinggi, sirkulasi<br />
udara kurang, sinar matahari terhambat dan meningkatkan pertumbuhan penyakit. Jarak tanam yang ideal untuk tanaman apel tergantung varietas. Untuk varietas Manalagi dan Prices Moble adalah 3-3.5 x 3.5 m, sedangkan untuk varietas Rome Beauty dan Anna dapat lebih pendek yaitu 2-3 x 2.5-3 m.<br />
<br />
<b>2. Pembuatan Lubang Tanam</b><br />
Ukuran lubang tanam antara 50 x 50 x 50 cm sampai 1 x 1 x 1 m. Tanah atas dan tanah bawah dipisahkan, masing-masing dicampur pupuk kandang sekurangkurangnya 20 kg. Setelah itu tanah dibiarkan selama ± 2 minggu, dan menjelang tanam tanah galian dikembalikan sesuai asalnya.<br />
<br />
<b>3. Cara Penanaman</b><br />
Penanaman apel dilakukan baik pada musim penghujan atau kemarau (di sawah). Untuk lahan tegal dianjurkan pada musim hujan.<br />
Cara penanaman bibit apel adalah sebagai berikut:<br />
a. Masukan tanah bagian bawah bibit kedalam lubang tanam.<br />
b. Masukan bibit ditengah lubang sambil diatar perakarannya agar menyebar.<br />
c. Masukan tanah bagian atas dalam lubang sampai sebatas akar dan ditambah tanah galian lubang.<br />
d. Bila semua tanah telah masuk, tanah ditekan-tekan secara perlahan dengan tangan agar bibit tertanam kuat dan lurus. Untuk menahan angin, bibit dapat ditahan pada ajir dengan ikatan longgar.<br />
<span style="font-size: large;"><i><b> </b></i></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><i><b> Pemeliharaan Tanaman</b></i></span><br />
<b>1) Penjarangan dan penyulaman</b><br />
Penjarangan tanaman tidak dilakukan, sedangkan penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau dimatikan kerena tidak menghasilkan dengan cara menanam tanaman baru menggantikan tanaman lama. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim penghujan.<br />
<br />
<b>2) Penyiangan</b><br />
Penyiangan dilakukan hanya bila disekitar tanaman induk terdapat banyak gulma yang dianggap dapat mengganggu tanaman. Pada kebun yang ditanami apel dengan jarak tanam yang rapat (± 3×3 m), peniangan hampir tidak perlu dilakukan karena tajuk daun menutupi permukaan tanah sehingga rumput-rumput tidak dapat tumbuh.<br />
<br />
<b>3) Pembubunan</b><br />
Penyiangan biasanya diikuti dengan pembubunan tanah. Pembubunan dimaksudkan untuk meninggikan kembali tanah disekitar tanaman agar tidak tergenang air dan juga untuk menggemburkan tanah. Pembubunan biasanya dilakukan setelah panen atau bersamaan dengan pemupukan.<br />
<br />
<b>4) Perempalan/Pemangkasan</b><br />
Bagian yang perlu dipangkas adalah bibit yang baru ditanam setinggi 80 cm, tunas yang tumbuh di bawah 60 cm, tunas-tunas ujung beberapa ruas dari pucuk, 4-6 mata dan bekas tangkai buah, knop yang tidak subur, cabang yang berpenyakit dan tidak produkrif, cabang yang menyulitkan pelengkungan, ranting atau daun yang menutupi buah. Pemangkasan dilakukan sejak umur 3 bulan sampai didapat bentuk yang diinginkan(4-5 tahun).<br />
<br />
<b>5) Pemupukan</b><br />
<b>a) </b>Pada musim hujan/tanah sawah<br />
1. Bersamaan rompes daun <span style="font-size: large;"><b> </b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b> HAMA DAN PENYAKIT</b></span><br />
<b><span style="font-size: large;"> <i><b> Hama</b></i></span></b><br />
<b>1) Kutu hijau (Aphis pomi Geer)</b><br />
Ciri: kutu dewasa berwarna hijau kekuningan, antena pendek, panjang tubuh 1,8 mm, ada yang bersayap ada pula yang tidak; panjang sayap 1,7 mm berwarna hitam; perkembangbiakan sangat cepat, telur dapat menetas dalam 3-4 hari. Gejala: (1) nimfa maupun kutu dewasa menyerang dengan mengisap cairan selsel<br />
daun secara berkelompok dipermukaan daun muda, terutama ujung tunas muda, tangkai cabang, bunga, dan buah; (2) kutu menghasilkan embun madu yang akan melapisi permukaan daun dan merangsang tumbuhnya jamur hitam (embun jelaga); daun berubah bentuk, mengkerut, leriting, terlambat berbunga, buah-buah muda gugur,jika tidak mutu buahpun jelek. Pengendalian: (1) sanitasi kebun dan pengaturan jarak tanam (jangan terlalu rapat); (2) dengan musuh alami coccinellidae lycosa; (3) dengan penyemprotan Supracide 40 EC (ba Metidation) dosis 2 cc/liter air atau 1-1,6 liter; (4) Supracide 40 EC dalam 500-800 liter/ha air dengan interval penyemprotan 2 minggu sekali; (5) Convidor 200 SL (b.a. Imidakloprid) dosis 0,125-0,250 cc/liter air; (6) Convidor 200 SL dalam 600 liter/h air dengan interval penyemprotan 10 hari sekali (7) Convidor ini dapat mematikan sampai telur-telurnya; cara penyemprotan dari atas ke bawah. Penyemprotan dilakukan 1-2 minggu sebelum pembungaan dan dilanjutkan 1-1,5 bulan setelah<br />
bunga mekar sampai 15 hari sebelum panen.<br />
<br />
<b>2) Tungau, Spinder mite, cambuk merah (panonychus Ulmi)</b><br />
Ciri: berwarna merah tua, dan panjang 0,6 mm. Gejala: (1) tungau menyerang daun dengan menghisap cairan sel-sel daun; (2) pada serangan hebat menimbulkan bercak kuning, buram, cokelat, dan mengering; (3) pada buah menyebabkan bercak keperak-perakan atau coklat. Pengendalian: (1) dengan musah alami coccinellidae dan lycosa; (2) penyemprotan Akarisida Omite 570 EC sebanyak 2 cc/liter air atau 1 liter Akarisida Omite 570 EC dalam 500 liter air per hektar dengan interval 2 minggu.<br />
<br />
<b>3) Trips</b><br />
Ciri: berukuran kecil dengan panjang 1mm; nimfa berwarna putih kekuningkuningan; dewasa berwarna cokelat kehitam-hitaman; bergerak cepat dan bila tersentuh akan segera terbang menghindar. Gejala: (1) menjerang daun, kuncup/tunas, dan buah yang masih sangat muda; (2) pada daun terlihat berbintikbintik<br />
putih, kedua sisi daun menggulung ke atas dan pertumbuhan tidak normal; (3) daun pada ujung tunas mengering dan gugur (4) pada daun meninggalkan bekas luka berwarna coklat abu-abu. Pengendalian: (1) secara mekanis dengan membuang telur-telur pada daun dan menjaga agar lingkungan tajuk tanaman tidk<br />
terlalu rapat; (2) penyemprotan dengan insektisida seperti Lannate 25 WP (b.a. Methomyl) dengan dosis 2 cc/liter air atau Lebaycid 550 EC (b.a. Fention) dengan dosis 2 cc/liter air pada sat tanaman sedang bertunas, berbunga, dan pembentukan buah.<br />
<br />
<b>4) Ulat daun (Spodoptera litura)</b><br />
Ciri: larva berwarna hijau dengan garis-garis abu-abu memanjang dari abdomen sampai kepala.pada lateral larva terdapat bercak hitam berbentuk lingkaran atau setengah lingkaran, meletakkan telur secara berkelompok dan ditutupi dengan rambut halus berwarna coklat muda. Gejala: menyerang daun, mengakibatkan lubang-lubang tidak teratur hingga tulang-tulang daun. Pengendalian: (1) secara mekanis dengan membuang telur-telur pada daun; (2) penyemprotan dengan penyemprotan seperti Tamaron 200 LC (b.a Metamidofos) dan Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos).<br />
<br />
<b>5) Serangga penghisap daun (Helopelthis Sp)</b><br />
Ciri: Helopelthis Theivora dengan abdomen warna hitam dan merah, sedang HelopelthisAntonii dengan abdomen warna merah dan putih. Serabgga berukuran kecil. Penjang nimfa yang baru menetas 1mm dan panjang serangga dewasa 6-8mm. Pada bagian thoraknya terdapat benjolan yang menyerupai jarum. Gejala : menyerang pada pagi, sore atau pada saat keadaan berawan; menyerang daun muda, tunas dan buah buah dengan cara menhisap cairan sel; daun yang terserang menjadi coklat dan perkembanganya tidak simetris; tunas yang terserang menjadi coklat, kering dan akhirnya mati; serangan pada buah<br />
menyebabkan buah menjadibercak-bercak coklat, nekrose, dan apabila buah membesar, bagian bercak ini pecah yang menyebebkan kualitas buah menurun. Pengendalian : (1) secara mekanis dengan cara pengerondongan atap plastik/pembelongsongan buah. (2) Penyemprotan dengan insektisida seperti<br />
Lannate 25 WP (b.a. Metomyl), Baycarb 500 EC (b.a. BPMC), yang dilakukan pada sore atau pagi hari.<br />
<br />
<b>6) Ulat daun hitam (Dasychira Inclusa Walker)</b><br />
Ciri: Larva mempunyai dua jambul dekat kepala berwarna hitam yang mengarah kearah samping kepala. Pada bagian badan terdapat empat jambul yang merupakan keumpulan seta berwarna coklat kehitam-hitaman. Disepanjang kedua sisi tubuh terdapat rambut berwarna ab-abu. Panjang larva 50 mm. Gejala : menyerang daun tua dan muda; tanaman yang terserang tinggal tulang daundaunnya dengan kerusakan 30%; pada siang hari larva bersembunyi di balik daun. Pengendalian: (1) secara mekanis dengan membuang telur-telur yang biasanya diletakkan pada daun; (2) penyemprotan insektisida seperti : Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos) dan Matador 25 EC.<br />
<br />
<b>7) Lalat buah (Rhagoletis Pomonella)</b><br />
Ciri: larva tidak berkaki, setelah menetas dari telur (10 hari) dapat segera memakan daging buah. Warna lalat hitam, kaki kekuningan dan meletakkan telur pada buah. Gejala: bentuk buah menjadi jelek, terlihat benjol-benjol. Pengendalian: (1) penyemprotan insektisida kontak seperti Lebacyd 550 EC; (2) membuat perangkat lalat jantan dengan menggunakan Methyl eugenol sebanyak 0,1 cc ditetesan pad kapas yang sudah ditetesi insektisida 2 cc. Kapas tersebutkapas tersebut dimasukkan ke botol plastik (bekas air mineral) yang digantungkan ketinggian 2 meter. Karena aroma yang mirip bau-bau yang dikeluarkan betina, maka jantan tertarik dan menhisap kapas.<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><i><b> Penyakit</b></i></span><br />
<b>1) Penyakit embun tepung (Powdery Mildew)</b><br />
Penyebab : Padosphaera leucotich Salm. Dengan stadia imperfeknya adalah oidium Sp. Gejala: (1) pada daun atas tampak putih, tunas tidak normal, kerdil dan tidak berbuah; (2) pada buah berwarna coklat, berkutil coklat. Pengendalian: (1) memotong tunas atau bagian yang sakit dan dibakar; (2) dengan menyemprotka fungisida Nimrod 250 EC 2,5-5 cc/10 liter air (500liter/Ha) atau Afugan 300 EC 0,5-1 cc/liter air (pencegahan) dan 1-1,5 cc/liter air setelah perompesan sampai tunas berumur 4-5 minggu dengan interval 5-7 hari.<br />
<br />
<b>2) Penyakit bercak daun (Marssonina coronaria J.J. Davis)</b><br />
Gejala : pada daun umur 4-6 minggu setelah perompesan terlihat bercak putih tidak teratur, berwarna coklat, permukaan atas timbul titik hitam, dimulai dari daun tua, daun muda hingga seluruh bagian gugur. Pengendalian: (1) jarak tanam tidak terlalu rapat, bagian yang terserang dibuang dan dibakar; (2) disemprot<br />
fungisida Agrisan 60 WP 2 gram/liter air, dosis 1000-2000 gram/ha sejak 10 hari setelah rompes dengan interval 1 minggu sebanyak 10 aplikasi atau Delseme MX 200 2 gram/liter air, Henlate 0,5 gram/liter air sejak umur 4 hari setelah rompes dengan interval 7 hari hingga 4 minggu.<br />
<br />
<b>3) Jamur upas (Cortisium salmonicolor Berk et Br)</b><br />
Pengendalian: mengurangi kelembapan kebun, menghilangkan bagian tanaman yang sakit.<br />
<br />
<b>4) Penyakit kanker (Botryosphaeria Sp.)</b><br />
Gejala : menyerang batang/cabang (busuk, warna coklat kehitaman, terkadang mengeluarkan cairan), dan buah (becak kecil warna cokelat muda, busuk, mengelembung, berair dan warna buah pucat. Pengendalian:<br />
(1) tidak memanen buah terlalu masak;<br />
(2) mengurangi kelembapan kebun;<br />
(3) membuang bagian yang sakit;<br />
(4) pengerokkan batang yang sakit lalu diolesi fungisida Difolatan 4 F 100 cc/10 liter air atau Copper sandoz;<br />
(5) disemprot Benomyl 0,5 gram/liter air, Antracol 70 WP 2 gram/liter air.<br />
<br />
<b>5) Busuk buah (Gloeosporium Sp.)</b><br />
Gejala: bercak kecil cokelat dan bintik-bintik hitam berubah menjadi orange. Pengendalian : tidak memetik buah terlalu masak dan pencelupan dengan Benomyl 0,5 gram/liter air untuk mencegah penyakit pada penyimpanan.<br />
<br />
<b>6) Busuk akar (Armilliaria Melea)</b><br />
Gejala : menjerang tanaman apel pada daerah dingin basah, ditandai dengan layu daun, gugur, dan kulit akar membusuk. Pengendalian: dengan eradifikasi, yaitu membongkar/mencabut tanaman yang terserang beserta akar-akarnya, bekas lubang tidak ditanami minimal 1 tahun.<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="color: black;"><b> PANEN dan PASCAPANEN</b></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="color: black;"><b> PANEN</b></span></span><br />
<span style="color: black;"><b></b><i><b>1. Ciri dan Umur Panen</b></i><br />
Pada umumnya buah apel dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar, tergantung pada varietas dan iklim. Rome Beauty dapat dipetik pada umur sekitar 120-141 hari dari bunga mekar, Manalagi dapat dipanen pada umur 114 hari setelah bunga mekar dan Anna sekitar 100 hari. Tetapi, pada musim hujan dan tempat lebih tinggi, umur buah lebih panjang. Pemanenan paling baik dilakukan pada saat tanaman mencapai tingkat masak fisiologis (ripening), yaitu tingkat dimana buah mempunyai kemampuan untuk menjadi masak normal setelah dipanen. Ciri masak fisiologis buah adalah: ukuran buah terlihat maksimal, aroma mulai terasa, warna buah tampak cerah segar dan bila ditekan terasa kres.</span><br />
<span style="color: black;"><br />
<i><b>2. Cara Panen</b></i><br />
Pemetikan apel dilakukan dengan cara memetik buah dengan tangan secara serempak untuk setiap kebun.</span><br />
<span style="color: black;"><br />
<i><b>3. Periode Panen</b></i><br />
Periode panen apel adalah enam bulan sekali berdasarkan siklus pemeliharaan yang telah dilakukan.</span><br />
<span style="color: black;"><br />
<i><b>4. Prakiraan Produksi</b></i><br />
Produksi buah apel sangat tergantung dengan varietas, secara umum produksi apel adalah 6-15 kg/pohon.</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b> PASCAPANEN</b></span><br />
<i><b>1. Pengumpulan</b></i><br />
Setelah dipetik, apel dikumpulkan pada tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung agar laju respirasi berkurang sehingga didapatkan apel yang tinggi kualitas dan kuantitasnya. Pengumpulan dilakukan dengan hati-hati dan jangan ditumpuk dan dilempar-lempar, lalu dibawa dengan keranjang ke gudang untuk diseleksi.<br />
<br />
<i><b>2. Penyortiran dan Penggolongan</b></i><br />
Penyortiran dilakukan untuk memisahkan antara buah yang baik dan bebas penyakit dengan buah yang jelek atau berpenyakit, agar penyakit tidak tertular keseluruh buah yang dipanen yang dapat menurunkan mutu produk. Penggolongan dilakukan untuk mengklasifikasikan produk berdasarkan jenis varietas, ukuran dan kualitas buah.<br />
<br />
<i><b>3. Penyimpanan</b></i><br />
Pada dasarnya apel dapat disimpan lebih lama dibanding dengan buahan lain, misal Rome Beauty 21-28 hari (umur petik 113-120 hari) atau 7-14 hari (umur petik 127- 141 hari). Untuk penyimpanan lebih lama (4-7 bulan), harus disimpan pada suhu minus 6-0 derajat C dengan precooling 2,2 derajat C.<br />
<br />
<br />
<b>SUMBER:</b><br />
<b><a href="http://infokebun.wordpress.com/">infokebun.wordpress.com</a> </b><br />
<br />
###############<br />
#########################<br />
####################################<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="color: blue; font-size: large;"><b>Khasiat / Manfa'at Apel</b></span><br />
<h2>Kaya vitamin</h2>Buah apel kaya akan kandungan vitamin. Beberapa vitamin yang terdapat dalam buah apel misalnya vitamin A, vitamin B<sub>1</sub>, vitamin B<sub>2</sub>, vitamin B<sub>3</sub>, vitamin B<sub>5</sub>, vitamin B<sub>6</sub>, vitamin B<sub>9</sub>, vitamin C.<br />
<br />
<h2>Kaya mineral</h2>Buah apel mengandung banyak mineral. Mineral dalam buah apel antara lain kalsium, magnesium, potasium, zat besi, dan zinc.<br />
<br />
<h2>Fitokimia</h2>Buah apel juga mengandung <b>fitokimia</b>. Fitokimia merupakan <b>antioksidan</b> untuk melawan radikal bebas yang berasal dari polusi atau lingkungan sekitar. Zat ini juga berfungsi untuk menekan jumlah kolesterol jahat (LDL) yang dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.<br />
<br />
<h2>Kaya Serat</h2>Apel <b>kaya akan serat</b>, sehingga baik untuk orang yang sedang dalam program diet. Hal ini disebabkan karena serat yang tinggi sehingga mencegah lapar datang lebih cepat.<br />
<br />
<h2>Serat untuk mengurangi lemak dan kolesterol</h2>Buah apel mengandung serat yang berguna mengikat lemak dan kolesterol jahat dalam tubuh untuk selanjutnya dibuang.<br />
<br />
<h2>Tanin</h2>Buah apel juga memiliki kandungan <b>tanin</b>. Tanin adalah zat yang berfungsi membersihkan dan menyegarkan mulut, sehingga dapat mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi.<br />
<br />
<h2>Baron</h2>Di dalam buah apel terdapat <b>baron</b>. Apakah baron itu? Baron berfungsi mempertahankan jumlah estrogen dalam tubuh seorang wanita.<br />
<br />
<h2>Flavoid</h2>Salah satu kandungan buah apel yang baik untuk menjegah penyakit adalah <b>flavoid</b>. Flavoid merupakan zat yang berfungsi menurunkan risiko kanker.<br />
<br />
<h2>Asam D-glucaric</h2>Apakah Asam D-glucaric itu? Asam D-glucaric merupakan zat yang dapat menurunkan kadar kolesterol. Asam D-glucaric juga terdapat di dalam buah apel.<br />
<br />
<h2>Quercetin</h2><b>Quercetin</b> merupakan zat yang dibutuhkan untuk meningkatkan kadar antioksidan sehingga tubuh terasa lebih sehat dan mencegah berbagai penyakit. Buah apel mengandung zat quercetin.<br />
<br />
<h2>Asam tartar</h2>Di dalam sebuah apel juga terdapat <b>asam tartar</b>. Asam tartar yang dapat menyehatkan saluran pencernaan, karena zat ini mampu membunuh bakteri yang ada dalam saluran pencernaan.<br />
<br />
<br />
<b>SUMBER:</b><br />
<b><a href="http://kumpulan.info/">kumpulan.info</a> </b><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Semoga Bermanfa'at</b></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-46056019907804703572011-06-15T10:36:00.000-07:002011-11-18T13:26:41.427-08:00Budidaya Anggur<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayaanggur"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6d9Z4TotxyaaA6FoP1ap9zP7tdzZOk3UL7qi0t-TG2uHdQ49wXGIsh4n2e9TPZwbuPRXHePQMRP5Qhcu2-GUhxSD_wEzqJAeXoyLf1qU2PY3MjxQSTClzBcozc0Q8Egao6SHNnA9_A7Jt/s1600/anggur.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6d9Z4TotxyaaA6FoP1ap9zP7tdzZOk3UL7qi0t-TG2uHdQ49wXGIsh4n2e9TPZwbuPRXHePQMRP5Qhcu2-GUhxSD_wEzqJAeXoyLf1qU2PY3MjxQSTClzBcozc0Q8Egao6SHNnA9_A7Jt/s200/anggur.jpeg" width="200" /></a><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b> SYARAT TUMBUH</b></span></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b> </b></span>Ketinggian 25-300 m dpl, suhu 25-310 C, kelembaban udara 75-80 %, intensitas penyinaran 50% - 80%, 3-4 bulan kering, curah hujan 800 mm/tahun dan pH tanah 6-7. Tipe tanah : liat dan liat berpasir (alluvial dan grumosol).</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b> PERSIAPAN LAHAN</b></span><br />
1. Bersihkan lahan, cangkul/bajak sampai gembur.<br />
2. Pengapuran pada tanah masam dosis 5 ton/ ha.<br />
3. Buat saluran pemasukan dan pembuangan air irigasi<br />
4. Buat lubang tanam 60x60x50 cm / 75x75x70 cm, jarak tanam 3 x 3 m / 5 x 4 m, keringanginkan + 2-4 minggu, isikan tanah lapisan bawah ke dasar lubang.<br />
5. Campurkan tanah lapisan atas : pupuk kandang ( + 20-40) : pasir perbandingan 1:1:2 serta Natural GLIO + 5-10 gram/lubang dan isikan ke lubang bagian atas.</span><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"></span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b> PENYIAPAN BIBIT</b></span> </span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"> Bibit siap tanam umur 1,5 - 2 bulan, perakarannya 5-10 cm, tumbuh sehat, bertunas dua. Kebutuhan bibit jarak tanam 3 x 3 cm sebanyak 890 batang/ha, jarak tanam 5 x 4 cm sebanyak 500 batang/ha. Sebulan sebelum tanam, bibit anggur terpilih diadaptasikan di sekitar lahan</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b> PENANAMAN</b></span></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b> </b></span>Waktu tanam di akhir musim hujan (April-Juni). Siram bibit dng POC NASA (1-2 ttp/10 lt air) + 1 minggu sebelum tanam. Beri naungan sementara. Semprot POC NASA 1-2 ttp/tangki/10 hari hingga usia + 3 bulan setelah tanam.</span><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"></span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b> PENGAIRAN</b></span></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b> </b></span>Pengairan tanaman muda 1-2 kali sehari dan dewasa 3 hari sekali. Tiga minggu sebelum dipangkas, pengairan dihentikan dan 2-3 hari setelah pemangkasan air diberikan kembali. Pengairan setelah pemupukan dan dihentikan menjelang pemetikan buah.</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b> PENYIANGAN DAN PENDANGIRAN</b></span></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b> </b></span>Lahan dijaga kebersihannya dari gulma dan penggemburan tanah (Pendangiran) dilakukan sebulan sekali agar bidang oleh tetap bersih dan gembur.</span><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"></span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b> PEMUPUKAN</b></span></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b> </b></span>Pemupukan disebar dan dicampur merata tanah secara melingkar sejauh 25 cm dari batang lalu ditutup dan diairi atau dengan cara pengocoran pupuk<br />
Pemupukan berdasarkan umur tanaman, yaitu :<br />
<b>a. </b>Tanaman Muda sampai umur 6 bulan (per pohon)<br />
</span><br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td valign="top" width="36"><br />
<b>No</b></td> <td valign="top" width="138"><br />
<b>Umur Tanaman</b></td> <td valign="top" width="162"><br />
<b>Jenis dan Dosis Pupuk<br />
Per pohon</b></td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="36"><br />
1</td> <td valign="top" width="138"><br />
10 hari – 3 bulan, interval 10 hari sekali</td> <td valign="top" width="162"><br />
Urea 7,5 gr atau ZA 10 gr, tiap kali pemupukan</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="36"><br />
2</td> <td valign="top" width="138"><br />
> 3 – 6 bulan, interval 15 hari sekali</td> <td valign="top" width="162"><br />
Urea 15 gr atau ZA 20 gr tiap kali pemupukan</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="36"><br />
3</td> <td valign="top" width="138"><br />
Tiap 1 bulan sekali</td> <td valign="top" width="162"><br />
SUPER NASA 1-2 sendok makan (s.m.)/ 10 liter air</td> </tr>
</tbody></table><br />
<b>b.</b> Tanaman Umur 6 bulan sampai 1 tahun (per pohon)<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td valign="top" width="36"><br />
<b>No</b></td> <td valign="top" width="138"><br />
<b>Umur Tanaman</b></td> <td valign="top" width="162"><br />
<b>Jenis dan Dosis Pupuk<br />
Per Pohon</b></td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="36"><br />
1</td> <td valign="top" width="138"><br />
> 6 bulan</td> <td valign="top" width="162"><br />
Pukan 30 kg atau SUPER NASA 1-2 s.m. dan Urea 22,5 gr atau ZA 30 gr</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="36"><br />
2</td> <td valign="top" width="138"><br />
9 bulan</td> <td valign="top" width="162"><br />
SUPER NASA 1-2 s.m. dan Urea 33,75 gr atau<br />
ZA 45 gr</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="36"><br />
3</td> <td valign="top" width="138"><br />
12 bulan</td> <td valign="top" width="162"><br />
Pukan 60 kg atau SUPER NASA 1-2 s.m. dan Urea 50 gr atau ZA 60 gr</td> </tr>
</tbody></table><b>Catatan: </b><br />
- Pemberian SUPERNASA dikocorkan.<br />
- Akan lebih optimal penyemprotan POC NASA (3-4 ttp) + HORMONIK (1 tutup) per tangki .<br />
<br />
Tanaman Produktif Berbuah (lebih dari 4 tahun)<br />
Pemupukan 3 kali setahun (April, Agustus,Desember). Dosis tiap kali pemupukan 600 gr Urea + 300 gr TSP + 375 gr KCl + SUPER NASA 1-2 sdm/10 lt/ pohon<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b> PEMBUATAN RAMBATAN</b></span><br />
Perlu pembuatan rambatan dengan model :<br />
<b>1.</b> Model Para-para, tiang para-para dipasang sesuai jarak tanam anggur dengan ketinggian 2 - 3,5 m dan dipasang para-para berupa anyaman kawat atau bilah bambu atau kayu, jarak mata anyaman + 40 cm.<br />
<br />
<b>2.</b> Model Pagar/Kniffin, dibuat berbentuk pagar. Jarak antar tiang 3-5 m dan ketinggian 150-200 cm, hubungkan dengan kawat yang dipasang mendatar sebanyak 2-3 jajar. Kawat pertama dibagian bawah letaknya 60 cm dari permukaan tanah, dan kawat diatasnya berjarak 70 cm.<br />
<br />
<b>3.</b> Model perdu, berupa pohon atau kayu biasa, kemudian bagian atasnya dipasang tempat penyangga sepanjang 2 m dan lebar 2 m.<br />
Pemasangan rambatan dilakukan sebelum tanaman dipangkas dan dibentuk. <br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b> PEMANGKASAN DAN PEMBENTUKAN POHON</b></span><br />
<b>1. </b>Waktu pemangkasan yang tepat berumur 1 tahun.<br />
<br />
<b>2.</b> Usahakan tiap pohon punya batang pokok, cabang primer , sekunder dan tersier.<br />
<br />
<b>3.</b> Potong batang tanaman setinggi para-para, sehingga tumbuh tunas baru (cabang primer).<br />
<br />
<b>4</b>. Dua minggu cabang yang tumbuh memanjang lebih kurang 1 meter segera dipangkas pada bagian ujungnya agar tumbuh tunas baru (cabang sekunder).<br />
<br />
<b>5.</b> Cabang sekunder yang panjang 1 meter dipangkas titik tumbuhnya agar tumbun tunas baru (cabang tersier).<br />
<br />
<b>6. </b>Cabang tersier inilah yang menghasilkan buah.<br />
<br />
<b>7.</b> Ciri cabang siap dipangkas, ujung tunasnya mudah dipatahkan, dan apabila dipangkas meneteskan air, cabang berwarna coklat.<br />
<br />
<b>8.</b> Perhatikan ciri visual mata tunas yang dipangkas, mata tunas vegetatif bentuknya runcing dan generatif tumpul.<br />
<br />
<b>9. </b>Cara pemangkasan anggur yaitu :<br />
<b>></b>Pangkas pendek, sisakan 1-2 mata<br />
<b>></b>Pangkas sedang, sisakan 3-6 mata<br />
<b>></b>Pangkas panjang, sisakan 7 atau lebih mata<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b> PENGELOLAAN BUNGA DAN BUAH</b></span><br />
- Pangkas pembuahan dilakukan 2 tahap setahun yaitu bulan Maret - April dan Juli - Agustus dan dilakukan pada cabang-cabang tersier yang telah berumur 1 tahun<br />
<br />
- Cabang-cabang yang tumbuh subur dipangkas dan sisakan 4-10 mata tunas, sedang cabang yang kurang subur sisakan 1-3 mata tunas<br />
<br />
- Cabang/ranting sisa pemangkasan dibentangkan dan diatur merata di seluruh permukaan para-para, lalu diikat ke kanan dan kiri dengan tali.<br />
<br />
- Semprot dengan HORMONIK dosis 1-2 tutup per tangki setelah dipangkas setiap 7-10 hari sekali<br />
<br />
- Pelihara 3 malai bunga tiap tunas dan potong tunas baru yang tumbuh di atas bunga sampai terbentuk bakal buah<br />
<br />
- Jarangkan buah pada dompolan 50% - 60 %, yaitu waktu ukuran buah sebesar biji asam dengan mengambil butir-butir buah yang letaknya berhimpitan, bertangkai panjang, abnormal, rusak dengan gunting kecil yang steril.<br />
<br />
- Jika musim hujan, pasang atap plastik putih pada para-para dan bungkus buah dengan kantong plastik atau kertas semen <br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b> PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT</b></span><br />
A. <b>Hama</b><br />
<i>- >>Kutu Phylloxera (Phylloxera vitifoliae)</i>, mengisap cairan akar dan daun. Gejala : didaun terbentuk bisul-bisul kecil dan akar membengkak seperti kutil, akibatnya tumbuh kerdil, layu dan buah sedikit. Pengendalian: pangkas tanaman terserang dan bakar, semprot Natural BVR atau PESTONA<br />
<br />
- >>Tungau Merah (Tetranychus sp.), bercak-bercak kuning pada daun dan berubah hitam, akibatnya kerdil dan buah berkurang. Pengendalian; semprot Natural BVR atau PESTONA<br />
<br />
<i>- >>Ulat kantong (Mahasena corbetti),</i> memakan bagian atas permukaan daun, terjadi lubang-lubang kecil pada daun. Pengendalian ; Pangkas dan potong tanaman terserang berat dan dibakar lalu semprot dengan PESTONA + POC NASA<br />
<br />
<i>- >>Kumbang Daun (Apogonia destructor)</i>, memakan atau merusak daun, kemudian membuat lubang-lubang kecil pada permukaan daun. Pengendalian : pasang lampu perangkap dan musnahkan, semprot PESTONA<br />
<br />
<i>- >>Ulat grayak (Spodoptera sp.)</i>, menyerang daun hingga rusak dan berlubang. Pengendalian; Semprot dengan Natural VITURA<br />
<br />
<i>- >>Ngengat buah anggur</i> (Paralobesia viteana atau Grape Berry Moth), larva memakan bunga dan buah yang masih pentil dan tua sehingga buah tidak normal. Pengendalian; Buang buah rontok dan bakar, semprot PESTONA paling lambat 14 hari sebelum panen<br />
Hama lain seperti rayap, tikus, burung, tupai dan kelelawar. Pengendalian : sanitasi kebun, bungkus buah, menghalau hama dan pasang perangkap<br />
<br />
<b>B. Penyakit</b><br />
<i>- >>Tepung Palsu (Downy mildew)</i>, jamur Plasmopora viticola, menyerang batang muda, sulur, tangkai buah dan butir buah. Pengendalian; kurangi kelembaban kebun (dipangkas), potong dan musnahkan tanaman terserang, pasang naungan, Natural GLIO+gula pasir.<br />
<br />
<i>- >>Cendawan Tepung (Powder mildew)</i>, jamur Uncinula necator, menyerang semua stadium pertumbuhan. Daun menggulung ke atas dan bentuk abnormal ditutupi tepung berwarna kelabu sampai agak gelap, batang sakit coklat. Pengendalian : semprot Natural GLIO+ gula pasir.<br />
<br />
<i>- >>Bercak Daun (Cercospora viticola dan Alternaria vitis)</i>, timbul bercak-bercak coklat dan bintik-bintik hitam sehingga tunas dan daun kering dan rontok. Pengendalian; Sanitasi kebun, mengurangi kelembaban kebun, potong dan musnahkan daun terserang, semprot dengan Natural GLIO<br />
<br />
<i>- >>Karat Daun, jamur Physopella ampelopsidis</i>, terdapat tepung berwarna jingga pada sisi bawah daun dan pada sisi atas daun ada bercak-bercak hijau kekuningan dan seluruh permukaan tertutupi lapisan tepung sehingga daun kering dan rontok. Pengendalian : Pangkas daun sakit dan semprot dengan Natural GLIO + gula pasir<br />
<br />
<i>- >>Busuk Hitam (Black Rot),</i> jamur Guignardia bidwelli, bercak-bercak kecil berwarna putih pada buah hampir matang dengan warna tepi coklat, kemudian busuk buah mengendap dan mengeriput hitam seperti “mummi”. Pengendalian : Pangkas bagian sakit, kurangi kelembaban, bungkus buah, Natural GLIO + gula pasir<br />
<br />
<i>- Kudis (Scab),</i> Jamur Elsinoe ampelina, menyerang semua bagian tanaman. Bercak kelabu dengan tepi coklat kemerahan, kemudian daging buah mengeras dan berkudis. Pengendalian : Pangkas bagian yang sakit, sanitasi kebun, semprot Natural GLIO + gula pasir<br />
<br />
<i>- >>Busuk Kapang Kelabu (Gray Mould Rot)</i>, jamur Botrytis cinerea, berkembang pada saat buah anggur menjelang masak. Buah berwarna cokelat tua, keriput dan busuk. Pengendalian : Penanganan panen dan pasca panen yang baik, semprot Natural GLIO+gula pasir.<br />
<br />
<b style="color: blue;"><b style="font-weight: normal;">Catatan :</b></b><br />
<b style="font-weight: normal;"><b style="color: blue;"> </b>Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum dapat mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dosis + 5 ml (1/2 tutup) per tangki</b> <br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b> PANEN</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b> </b></span>Panen setelah umur 1 tahun, dan buah berikutnya kontinyu 1-2 kali setahun tergantung pangkas buah.<br />
<br />
<br />
<b>SUMBER:</b><br />
<b><a href="http://teknis-budidaya.blogspot.com/">teknis-budidaya.blogspot.com</a> </b><br />
<br />
################<br />
#########################<br />
##########################################<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="color: blue; font-size: large;"><b>Khasiat / Manfa'at Buah Anggur</b></span><br />
<br />
<b>1. </b>Banyak kandungan zat besi dan gula didalam buah anggur yang berupaya melancarkan aliran darah dan obat penderita liver, ginjal dan sistem pencernaan.<br />
<br />
<b>2.</b> Anggur merangsang berfungsi ginjal dan membantu mengeluarkan ampas – ampas tubuh melalui urin.<br />
<br />
<b>3. </b>Menurunkan tekanan darah. Para penderita ulcer perut, migrain, radang sendi, radang usus kecil, rematik dan keracunan disarankan minum jus anggur.<br />
<br />
<b>4. </b>Menguatkan organ jantung, bermanfaat dalam menyembuhkan bronchitis dan batuk, serta meningkatkan kecantikan kulit karena anggur membersihkan darah.<br />
<br />
<b>5. </b>Meningkatkan pengeluaran air susu. Sejumlah unsur kimia yang terdapat dalam anggur dapat mengurangi kanker kulit.<br />
<br />
<b>6. </b>Mengandung enzim yang bersifat tonik penggiat fungsi empedu.<br />
<br />
<b>7.</b> Mempunyai kandungan gizi, vitamin dan bahan – bahan metalik, gula dan air.<br />
<br />
<b>8. </b>Mencegah kanker karena dapat menghentikan penyebaran dari sel – sel kanker.<br />
Buah anggur yang diteliti, ternyata dapat melawan enzim yang mengatur gen dalam sel dan berfungsi untuk pertumbuhan dan reproduksi dari sel. Dengan menghambat enzim, dapat membunuh sel kanker sehingga pertumbuhan sel kanker dapat dihambat.<br />
<br />
Ekstrak Biji Anggur Ampuh Perangi Penuaan<br />
Biji – biji anggur pun berlimpah khasiat. Mineral mikro yang banyak terdapat dalam biji anggur merah adalah seng dan mangan. Kedua mineral mikro untuk menjaga libido seks pria, menjaga kesuburan pria. Manfaat lain seng dan mangan bagi kesehatan pria adalah mencegah bagi kesehatan membantu mengatasi peradangan prostat.<br />
<br />
Banyak dijual suplemen ekstrak biji anggur merah, yang diklaim bisa mengerem laju penuaan, mencegah penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis) termasuk mencegah stroke dan serangan jantung. Selain itu, dapat merangsang pembentukan jaringan kolagen yang menggantikan kulit tua atau rusak. Biji anggur menjanjikan kemampuan lebih baik dalam meredam penuaan dan menggiatkan peremajaan sel.<br />
<br />
<br />
<b>SUMBER:</b><br />
<b><a href="http://nasari.wordpress.com/">nasari.wordpress.com</a> </b><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Semoga Bermanfa'at</b></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-72726676808427369762011-06-14T12:24:00.000-07:002011-11-18T13:25:54.262-08:00Budidaya Melon<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayamelon"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjo2eIeL1aBlaVTqFdHz2xtnyk81rfKH5zNzMGdqcZYlToIatCtLhKHWxqm12Xf-rZ6EuoWXTFLd733LCtzQIK4QNkNRinDt5zbEhy8L5Jo_a-3PH80G_d2jcLVVx0ha8TfOjDjwIeXmKit/s1600/melon.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="125" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjo2eIeL1aBlaVTqFdHz2xtnyk81rfKH5zNzMGdqcZYlToIatCtLhKHWxqm12Xf-rZ6EuoWXTFLd733LCtzQIK4QNkNRinDt5zbEhy8L5Jo_a-3PH80G_d2jcLVVx0ha8TfOjDjwIeXmKit/s200/melon.jpeg" width="200" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">SYARAT PERTUMBUHAN</span></b></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
<i>1. Iklim</i><br />
Perlu penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya. Pada kelembaban yang tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit. Suhu optimal antara 25-300C. Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon. Hujan terus menerus akan merugikan tanaman melon. Tumbuh baik pada ketinggian 300-900 m dpl.<br />
<br />
<i>2. Media Tanam</i><br />
Tanah yang baik ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik seperti andosol, latosol, regosol, dan grumosol, asalkan kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut dapat dimanipulasi dengan pengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan. Tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah, pH tanah 5,8-7,2.<br />
<br style="mso-special-character: line-break;" /> <br style="mso-special-character: line-break;" /> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA</span></b></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span style="font-size: large;"><br />
</span><br style="mso-special-character: line-break;" /> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">1. Pembibitan</span></b></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
<i>1. Pembuatan Media Semai</i><br />
Siapkan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 50-100 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan + 1 minggu di tempat yang teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).<br />
Campurkan tanah halus (diayak) 2 bagian/2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian/1 ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup POC NASA, dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang 1-2 kg . Masukkan media semai ke dalam polybag ukuran 8x10 cm sampai terisi hingga 90%.<br />
<br />
<i>2. Teknik Penyemaian dan pemeliharaan Bibit</i><br />
Rendam benih dalam 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1 tutup POC NASA selama 8-12 jam lalu diperam + 48 jam. Selanjutnya disemai dalam polybag, sedalam 1-1,5 cm. Benih disemaikan dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Benih ditutup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1. Kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh sejak terbit hingga tenggelam. Diberi perlindungan plastik transparan yang salah satu ujungnya terbuka.<br />
Semprotkan POC NASA untuk memacu perkembangan bibit, pada umur bibit 7-9 hari dengan dosis 1,0-1,5 cc/liter. Penyiraman dilakukan dengan hati-hati secara rutin setiap pagi.<br />
Bibit melon yang sudah berdaun 4-5 helai atau tanaman melon telah berusia 10-12 hari dapat dipindahtanamkan dengan cara kantong plastik polibag dibuka hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam pada bedengan yang sudah dilubangi sebelumnya, bedengan jangan sampai kekurangan air.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>2. Pengolahan Media Tanam</b></span><br />
<i>1. Pembukaan Lahan</i><br />
Sebelum dibajak digenangi air lebih dahulu semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan dengan kedalaman sekitar 30 cm. Setelah itu dilakukan pengeringan, baru dihaluskan.<br />
<br />
<i>2. Pembentukan Bedengan</i><br />
Panjang bedengan maksimum 12-15 m; tinggi bedengan 30-50 cm; lebar bedengan 100-110 cm; dan lebar parit 55-65 cm.<br />
<br />
<i>3. Pengapuran</i><br />
Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , untuk antara pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.<br />
<br />
<i>4. Pemupukan Dasar</i></span></div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0cm; mso-padding-alt: 0cm 0cm 0cm 0cm; mso-yfti-tbllook: 1184;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;"> <td rowspan="2" style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 57.0pt;" valign="top" width="76"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pupuk</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
<b>Kandang</b><br />
(ton/ ha)</span></div></td> <td colspan="3" style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 113.25pt;" valign="top" width="151"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dosis Pupuk Makro </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
( gram/ pohon )</span></div></td> <td rowspan="2" style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 108.75pt;" valign="top" width="145"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dosis POC NASA</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1;"> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 35.25pt;" valign="top" width="47"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Urea </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 42.75pt;" valign="top" width="57"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">SP36</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 35.25pt;" valign="top" width="47"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">KCl </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 57.0pt;" valign="top" width="76"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4-5</span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 35.25pt;" valign="top" width="47"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">12</span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 42.75pt;" valign="top" width="57"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">20</span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 35.25pt;" valign="top" width="47"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">8</span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 108.75pt;" valign="top" width="145"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">30-60 tutup /1000 m2<br />
+ air secukupnya (siramkan)</span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Hasil akan lebih baik jika pada pemupukan dasar, POC NASA diganti SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis 1-2 botol/1000 m2 dengan cara :<br />
<b><i>Alternatif 1</i></b><i> :</i> 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.<br />
<b><i>Alternatif 2</i></b><i> :</i> setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan.<br />
<br />
<i>5. Pemberian Natural GLIO</i><br />
Untuk mencegah serangan penyakit karena jamur terutama penyakit layu, sebaiknya tebarkan Natural GLIO yang sudah disiapkan sebelum persemaian. Dosis 1-2 kemasan per 1000 m2<br />
<br />
<i>6. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP)</i><br />
Pemasangan mulsa sebaiknya saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat. Biarkan bedengan tertutup mulsa 3-5 hari sebelum dibuat lubang tanam.<br style="mso-special-character: line-break;" /> <br style="mso-special-character: line-break;" /> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
<span style="font-size: large;"><b>3. Teknik Penanaman</b></span><br />
<i>1. Pembuatan Lubang Tanam</i><br />
Diameter lubang + 10 cm, jarak lubang 60-80 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segiempat atau segitiga.<br />
<br />
<i>2. Cara Penanaman</i><br />
Bibit siap tanam dipindahkan beserta medianya. Usahakan akar tanaman tidak sampai rusak saat menyobek polibag.<br />
<br style="mso-special-character: line-break;" /> <br style="mso-special-character: line-break;" /> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span style="font-size: large;">4. Pemeliharaan Tanaman</span><br />
</span></b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1. Penyulaman </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Penyulaman dilakukan 3-5 hari setelah tanam. Setelah selesai penyulaman tanaman baru harus disiram air. Sebaiknya penyulaman dilakukan sore hari</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
<i>.2. Penyiangan</i><br />
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma/ rumput liar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
3. Perempelan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
<i>4. Pemupukan</i></span></div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0cm; mso-padding-alt: 0cm 0cm 0cm 0cm; mso-yfti-tbllook: 1184;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;"> <td rowspan="2" style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 99.0pt;" valign="top" width="132"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Waktu</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div></td> <td colspan="3" style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 180.0pt;" valign="top" width="240"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dosis Pupuk Makro ( gram/ pohon )</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1;"> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 67.5pt;" valign="top" width="90"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Urea </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 54.0pt;" valign="top" width="72"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">SP-36</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 58.5pt;" valign="top" width="78"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">KCl </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2;"> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 99.0pt;" valign="top" width="132"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Umur 10 hari</span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 67.5pt;" valign="top" width="90"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">12</span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 54.0pt;" valign="top" width="72"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">12</span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 58.5pt;" valign="top" width="78"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">10</span></div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 3;"> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 99.0pt;" valign="top" width="132"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Umur 20 hari</span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 67.5pt;" valign="top" width="90"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">12</span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 54.0pt;" valign="top" width="72"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">12</span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 58.5pt;" valign="top" width="78"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">10</span></div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 4;"> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 99.0pt;" valign="top" width="132"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Umur 30 hari</span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 67.5pt;" valign="top" width="90"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">12</span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 54.0pt;" valign="top" width="72"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">8</span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 58.5pt;" valign="top" width="78"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">12</span></div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 5;"> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 99.0pt;" valign="top" width="132"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Umur 40 hari</span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 67.5pt;" valign="top" width="90"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">12</span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 54.0pt;" valign="top" width="72"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">8</span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 58.5pt;" valign="top" width="78"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">20</span></div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 6; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 99.0pt;" valign="top" width="132"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">POC NASA :</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
<b>( per ha )</b><br />
Mulai umur 1 minggu – 6 atau 7 minggu</span></div></td> <td colspan="3" style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 180.0pt;" valign="top" width="240"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
<b>POC NASA disemprotkan ke tanaman : </b></span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Alternatif 1 </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">: 6-7 kali ( interval 1 minggu sekali) dgn dosis 4 tutup botol/ tangki</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Alternatif 2</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> : 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn dosis 6 tutup botol/ tangki</span></li>
</ul></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br />
<i>5. Penggunaan Hormonik</i><br />
Dosis HORMONIK : 1-2 cc/lt air atau 1-2 tutup HORMONIK + 3-5 tutup POC NASA setiap tangki semprot. Penyemprotan HORMONIK mulai usia 3-11 minggu, interval 7 hari sekali.<br />
<br />
<i>6. Penyiraman</i><br />
Penyiraman sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai akan dipetik buahnya kecuali hujan. Saat menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun dan air dari tanah jangan terkena daun dan buahnya. Penyiraman dilakukan pagi-pagi sekali.<br />
<br />
<i>7. Pemeliharaan Lain</i><br />
a. Pemasangan Ajir<br />
Ajir dipasang sesudah bibit mengeluarkan sulur-sulurnya. Tinggi ajir + 150 - 200 cm. Ajir terbuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan beban buah + 2-3 kg. Tempat ditancapkannya ajir + 25 cm dari pinggir guludan baik kanan maupun kiri. Supaya ajir lebih kokoh bisa menambahkan bambu panjang yang diletakkan di bagian pucuk segitiga antara bambu atau kayu yang menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di belakangnya.<br />
b. Pemangkasan<br />
Pemangkasan dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang yang tumbuh dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25.<br />
<br style="mso-special-character: line-break;" /> <br style="mso-special-character: line-break;" /> </span></div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-size: large;">5. Hama dan Penyakit</span><br />
1. Hama</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br />
<i>a. Kutu Aphis (Aphis gossypii Glover )</i><br />
Ciri: mempunyai getah cairan yang mengandung madu dan di lihat dari kejauhan mengkilap. Aphis muda berwarna kuning, sedangkan yang dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman. Gejala: daun tanaman menggulung, pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun dihisap hama. Pengendalian: (1) gulma selalu dibersihkan agar tidak menjadi inang hama; (2) semprot Pestona atau Natural BVR.<br />
<br />
<i>b. Thrips (Thrips parvispinus Karny)</i><br />
Ciri: menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimfa berwarna kekuning-kuningan dan dewasa berwarna coklat kehitaman. Serangan dilakukan di musim kemarau. Gejala: daun muda atau tunas baru menjadi keriting, dan bercak kekuningan; tanaman keriting dan kerdil serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Gejala ini harus diwaspadai karena telah tertular virus yang dibawa hama thrips. Pengendalian: menyemprot dengan Pestona atau Natural BVR.<br />
<br />
<b>2. Penyakit<br />
</b><i>a. Layu Bakteri</i><br />
Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat disebarkan dengan perantara kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralis Motschulsky). Gejala: daun dan cabang layu, terjadi pengerutan pada daun, warna daun menguning, mengering dan akhirnya mati; daun tanaman layu satu per satu, meskipun warnanya tetap hijau. Apabila batang tanaman yang dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti benang. Pengendalian: penggunaan Natural GLIO sebelum tanam.<br />
<br />
<i>b. Penyakit Busuk Pangkal Batang (gummy stem bligt)</i><br />
Penyebab: Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et Walker. Gejala: pangkal batang seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat dan kemudian tanaman layu dan mati; daun yang terserang akan mengering. Pengendalian: (1) penggunaan mulsa PHP untuk mencegah kelembaban di sekitar pangkal batang dan mencegah luka di perakaran maupun pangkal batang karena penyiangan; (2) daun yang terserang dibersihkan. (3) gunakan Natural GLIO sebelum tanam sebagai pencegahan.<br />
<br />
<b><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Catatan:</i></b><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.</i><br />
<br />
<b>3. Gulma</b><br />
Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman, karena bersaing zat hara, tempat tumbuh dan cahaya. Pencabutan gulma harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil, karena jika sudah besar akan merusak perakaran tanaman melon.<br />
<br style="mso-special-character: line-break;" /> <br style="mso-special-character: line-break;" /> </span></div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-size: large;">6. Panen</span><br />
1. Ciri dan Umur Panen</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br />
a. Tanda/Ciri Penampilan Tanaman Siap Panen<br />
1. Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal<br />
2. Jala/Net pada kulit buah sangat nyata/kasar<br />
3. Warna kulit hijau kekuningan.<br />
b. Umur Panen + 3 bulan setelah tanam.<br />
c. Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.<br />
<br />
<b>2. Cara Panen</b><br />
a. Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa simpan buah.<br />
b. Tangkai dipotong berbentuk huruf "T" , maksudnya agar tangkai buah utuh.<br />
c. Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap dipanen.<br />
d. Buah yang telah dipanen disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual.<br />
<br />
<b>3. Penyimpana</b>n<br />
Buah melon tidak boleh ditumpuk, yang belum terangkut disimpan dalam gudang. Buah ditata rapi dengan dilapisi jerami kering. Tempat penyimpanan harus bersih dan kering.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">SUMBER:</span></b></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b><a href="http://teknis-budidaya.blogspot.com/">Teknis Budidaya</a></b></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b>#############</b></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b>########################</b></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b>#######################################</b></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b> </b></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b> </b></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b> </b></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b> </b></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b> </b></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><b> </b></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="color: blue; font-size: large;"><b>Khasiat / Manfa'at Buah Melon</b></span></span></div><ol><li>Sebagai antikanker.</li>
<li>Membantu sistem pembuangan dengan mencegah sembelit.</li>
<li>Menurunkan resiko serangan penyakit jantung dan stroke.</li>
<li>Mencegah penggumpalan darah.</li>
<li>Menurunkan resiko penyakit ginjal.</li>
<li>Menyembuhkan penyakit eksim.</li>
<li>Mencegah dan menyembuhkan panas dalam.</li>
</ol><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">Semoga Bermanfa'at </span></b>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-53420224775642205772011-06-14T11:53:00.000-07:002011-11-18T13:25:11.459-08:00Budidaya Mangga<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayamangga"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCxzEhNZ6m5t2mnPtwED5wIfZH-3cLhiyry615TlHnB-fIcxC797wUdPIOvxO3wNmRsTH5cIxICqANrhhdjM2pVLqObcM-6QcjvAJM7yiCQfGOsccG7OHok8hRFcwxZAzXaW4orq4NwAP6/s1600/mangga.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCxzEhNZ6m5t2mnPtwED5wIfZH-3cLhiyry615TlHnB-fIcxC797wUdPIOvxO3wNmRsTH5cIxICqANrhhdjM2pVLqObcM-6QcjvAJM7yiCQfGOsccG7OHok8hRFcwxZAzXaW4orq4NwAP6/s200/mangga.jpeg" width="200" /></a><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>PERSIAPAN LAHAN</b></span> </span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"> Lubang tanam dibuat 1-2 bulan sebelum tanam,ukuran 1 m x 1m x 1 m dan jarak tanam 6 m x 8 m. Dua minggu sebelum pelaksanaan tanam, tanah galian dimasukkan kembali ke dalam lubang tanam dengan campur pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Akan lebih optimal siram SUPERNASA (0,5 sdm / + 5 lt air/pohon).</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>PENANAMAN</b></span></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b> </b></span>Penanaman di awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam kantong plastik dilepas. Kedalaman tanam + 15-20 cm diatas leher akar dan tanah disekitar tanaman ditekan ke arah tanaman agar tidak roboh. Tanaman diberi naungan dengan posisi miring ke barat dan selanjutnya dikurangi sedikit demi sedikit.</span><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"></span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>PEMUPUKAN</b></span><br />
~ Pupuk Kandang (PK) diberikan 1 kali pada awal musim hujan. Caranya dibenamkan disekitar pohon selebar tajuk tanaman atau menggali lubang pada sisi tanaman. Mangga umur 1 - 5 tahun diberi 30 kg PK, umur 6 - 15 tahun diberi 60 kg PK. Akan lebih optimal jika ditambahkan ~ ~ SUPERNASA atau jika pupuk kandang sulit dapat digunakan SUPERNASA dengan dosis :<br />
- Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.<br />
- Alternatif 2 : 1 botol SUPER NASA encerkan dalam 2 lt (2000 ml) air jadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 lt air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk menyiram per pohon.<br />
~ Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 - 4 bulan sekali.<br />
~ Penyemprotan POC NASA (4-5 ttp/tangki) atau lebih optimal POC NASA (3-4 ttp) + HORMONIK (1 ttp ) per tangki setiap 1 - 3 bulan sekali.<br />
~ Pupuk NPK 2 kali setahun di awal (Nopember - Desember), akhir musim hujan (April - Mei) dosis sbb:</span><br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td rowspan="2" valign="top" width="49"><b>Umur (th)</b></td> <td rowspan="2" valign="top" width="54"><b>PK</b><br />
<b> (kg)</b></td> <td colspan="3" valign="top" width="167"><b>Dosis Pupuk Makro (KG/Pohon)</b></td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="48"><b>ZA </b></td> <td valign="top" width="60"><b>TSP</b></td> <td valign="top" width="59"><b>KCl</b></td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="49">1 – 3</td> <td valign="top" width="54">20 – 30</td> <td valign="top" width="48">0.5 – 1</td> <td valign="top" width="60">0.25-0.5</td> <td valign="top" width="59">0.25-0.5</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="49">4 - 6</td> <td valign="top" width="54">30 – 40</td> <td valign="top" width="48">1 – 2</td> <td valign="top" width="60">0.5 – 1</td> <td valign="top" width="59">0.5 – 1</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="49">7 – 10</td> <td valign="top" width="54">50 – 60</td> <td valign="top" width="48">2 – 3</td> <td valign="top" width="60">1 – 1.5</td> <td valign="top" width="59">1 – 1.5</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="49">> 10</td> <td valign="top" width="54">50 – 60</td> <td valign="top" width="48">3 – 4</td> <td valign="top" width="60">1.5 – 2</td> <td valign="top" width="59">1.5 – 2</td> </tr>
</tbody></table><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>PEMANGKASAN</b></span><br />
Pangkas Bentuk (3 tahap) :<br />
<br />
Tahap I : umur 1 tahun setelah tanam pada musim hujan dengan memotong batang setinggi 50 - 60 cm dari permukaan tanah dan pemotongan di atas bidang sambungan. Dari cabang yang tumbuh dipelihara 3 cabang yang arahnya menyebar.<br />
<br />
Tahap II : pemangkasan dilakukan pada ketiga cabang yang tumbuh tersebut setelah berumur 2 tahun, caranya menyisakan 1 - 2 ruas/pupus. Tunas yang tumbuh pada masing-masing cabang dipelihara 3 tunas. Jika lebih dibuang. Tahapan pemangkasan tersebut akan diperoleh pohon dengan rumus cabang 1- 3 - 9.<br />
<br />
Tahap III : umur 3 tahun, cara sama seperti tahap II, tetapi tunas yang tumbuh dipelihara semua untuk produksi.<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>PANGKAS PRODUKSI</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b> </b></span>Pemangkasan ini untuk memelihara tanaman dengan memotong cabang mati / kering, cabang yang tumbuh ke dalam dan ke bawah serta cabang air yaitu cabang muda yang tidak akan menghasilkan buah. Pemangkasan produksi dilaksanakan segera setelah panen. <br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>PENDANGIRAN</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b> </b></span>Dilakukan 2 kali dalam setahun pada awal dan akhir musim hujan, dengan membalik tanah (pembumbunan) di sekitar kaca tanaman agar patogen yang ada dalam tanah mati.<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>MULCHING (MULSA)</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b> </b></span>Pemberian mulsa di akhir musim hujan, menggunakan jerami / sisa-sisa bekas pangkasan / tanaman sela.<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>PENGENDALIAN GULMA</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b> </b></span>Pengendalian gulma dilakukan minimal 3 kali setahun.<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>INDUKSI BUNGA</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b> </b></span>Untuk merangsang pembungaan digunakan Pupuk Organik Padat SUPER NASA dengan dosis 1-2 sendok/pohon dicampur 10 liter air disiramkan secara merata di bawah kanopi pohon setelah pupus kedua ( Februari-Maret) dan disemprot POC NASA (3-4 ttp/tangki) + HORMONIK (1 ttp) per tangki.<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>PENGELOLAAN BUNGA DAN BUAH</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b> </b></span>Pengelolaan bunga dan buah dilakukan 4 kali, pada saat bud break, bud elongation, mango size (kacang hijau) dan marble size (jagung). Pupuk yang digunakan :<br />
1. Monokalsium Phospat ( MKP ) diberikan sebelum muncul tunas baru atau bud break dan pada saat bud break atau bud elongation (dosis 2,5 gr/liter).<br />
2. POC NASA diberikan saat bud break, bud elongation, (dosis 4-5 tutup/tangki).<br />
3. POC NASA (3-4 ttp) + HORMONIK (1 ttp) per tangki diberikan pada saat mango size dan marble size.<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>HAMA DAN PENYAKIT </b></span><br />
<i>a. Tip Borer, Clumetia transversa</i><br />
<i> </i>Ulat ini menggerek pucuk yang masih muda (flush) dan malai bunga dengan mengebor/menggerek tunas atau malai menuju ke bawah. Tunas daun atau malai bunga menjadi layu, kering akibatnya rusak dan transportasi unsur hara terhenti kemudian mati. Pengendalian; cabang tunas terinfeksi dipotong lalu dibakar, pendangiran untuk mematikan pupa, penyemprotan dengan PESTONA.<br />
<br />
<i>b. Thrips ( Scirtothrips dorsalis )</i><br />
Hama ini sering disebut thrips bergaris merah karena pada segment perut yang pertama terdapat suatu garis merah. Hama ini selain menyerang daun muda juga bunga dengan menusuk dan menghisap cairan dari epidermis daun dan buah. Tempat tusukan bisa menjadi sumber penyakit. Daun kelihatan seperti terbakar, warna coklat dan menggelinting. Apabila bunga diketok-ketok dengan tangan dan dibawahnya ditaruh alas dengan kertas putih akan terlihat banyak thrips yang jatuh. Pengendalian : tunas muda terserang dipotong lalu dibakar, tangkap dengan perangkap warna kuning, pemangkasan teratur, penyemprotan dengan BVR atau PESTONA<br />
<br />
<i>c. Ulat Phylotroctis sp.</i><br />
Warna sedikit coklat (beda dengan Clumetia sp. yang warnanya hijau) sering menggerek pangkal calon malai bunga. Telur Phyloctroctis sp. menetas dan dewasa menyerang tangkai buah muda (pentil). Buah muda gugur karena lapisan absisi pada tangkai buah bernanah kehitaman. Aktif pada malam hari. Pengendalian dengan PESTONA.<br />
<br />
<i>d. Seed Borer, Noorda albizonalis</i><br />
<i> </i>Hama ini menggerek buah pada bagian ujung atau tengah dan umumnya meninggalkan bekas kotoran dan sering menyebabkan buah pecah. Ulat ini langsung menggerek biji buah akibatnya buah busuk dan jatuh. Berbeda dengan Black Borer yang menggerek buah pada bagian pangkal buah. Lubang gerekan dapat sebagai sumber penyakit. Pengendalian : pembungkusan buah, kumpulkan buah terserang lalu dibakar, semprot dengan PESTONA.<br />
<br />
<i>e. Wereng mangga ( Idiocerus sp.)</i><br />
<i> </i>Serangan terjadi saat malai bunga stadia bud elongation. Nimfa dan wereng dewasa menyerang secara bersamaan dengan menghisap cairan pada bunga, sehingga kering, penyerbukan dan pembentukan buah terganggu kemudian mati. Serangan parah terjadi jika didukung cuaca panas yang lembab. Hama ini dapat mengundang tumbuh dan berkembangnya penyakit embun jelaga (sooty mold) dengan dikeluarkan embun madu dari wereng yang dapat menyebabkan phytotoxic pada tunas, daun dan bunga. Pengendalian : pengasapan, penyemprotan BVR/PESTONA sebelum bunga mekar/pada sore hari.<br />
<br />
<i>f. Lalat Buah ( Bractocera dorsalis )</i><br />
<i> </i>Buah yang terserang mula-mula tampak titik hitam, di sekitar titik menjadi kuning, buah busuk serta terjadi perkembangan larva. Bersifat agravator yaitu memungkinkan serangan hama sekunder (Drosophilla sp.), jamur dan bakteri. Pengendalian : pembungkusan buah , pemasangan perangkap lalat buah.<br />
<br />
<i>g. Penyakit Antraknose (Colletotrichum sp.)</i><br />
Terjadi bintik-bintik hitam pada flush, daun, malai dan buah. Serangan menghebat jika terlalu lembab, banyak awan, hujan waktu masa berbunga dan waktu malam hari timbul embun yang banyak. Apabila bunganya terserang maka seluruh panenan akan gagal karena bunga menjadi rontok. Pengendalian : pemangkasan, penanaman jangan terlalu rapat, bagian tanaman terserang dikumpulkan dan dibakar.<br />
<br />
<i>h. Penyakit Recife, Diplodia recifensis</i><br />
<i> </i>Penyakit ini disebut juga Blendok, vektor penyakit ini adalah kumbang Xyleborus affinis. Kumbang ini membuat terowongan di batang/cabang kemudian dan cendawan Diplodia masuk ke dalam terowongan. Di luar tempat kumbang menggerek akan keluar blendok (getah). Penyakit mangga lainnya seperti embun jelaga (jamur Meliola mangiferae), kudis/scab (Elsinoe mangiferae), bercak karat merah (ganggang Cephaleuros sp.)<br />
<br />
<i><b>Catatan : Jika Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dosis + 5 ml (0,5 tutup)per tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangk</b>i</i><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>PANEN DAN PASCA PANEN</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b> </b></span>Panen dilakukan pada umur + 97 hari setelah bunga mekar, buah berbedak, dan pada jam 09.00 - 16.00 WIB dengan menyisakan tangkai buah sekitar 0,5 - 1 cm.<br />
<br />
<br />
<b>SUMBER:</b><br />
<a href="http://teknis-budidaya.blogspot.com/"><b>Teknis Budidaya</b></a><br />
<br />
###############<br />
######################<br />
######################################<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="color: blue; font-size: large;"><b>Khasiat / Manfa'at buah mangga</b></span><br />
<span class="fullpost">* Para ahli meyakini mangga adalah sumber karotenoid yang disebut beta crytoxanthin, yaitu bahan penumpas kanker yang baik.</span><br />
<span class="fullpost"><br />
* Mangga juga kaya vitamin antioksidan seperti vitamin C dan E. Satu buah mangga mengandung tujuh gram serat yang dapat membantu sistem pencernaan. Sebagian besar serat larut dalam air dan dapat menjaga kolesterol agar tetap normal.</span><br />
<span class="fullpost"><br />
* Mangga memiliki sifat kimia dan efek farmakologis tertentu, yaitu bersifat pengelat (astringent), peluruh urine, penyegar, penambah napsu makan, pencahar ringan, peluruh dahak dan antioksidan.</span><br />
<span class="fullpost"><br />
* Kandungan asam galat pada mangga sangat baik untuk saluran pencernaan. Sedangkan kandungan riboflavinnya sangat baik untuk kesehatan mata, mulut, dan tenggorokan.</span><br />
<span class="fullpost"><br />
* Mangga pun berkhasiat membantu menyembuhkan berbagai penyakit, diantaranya radang kulit, influenza, asma, gangguan pengelihatan, gusi berdarah, radang tenggorokan, radang saluran napas, sesak napas dan borok. Selain itu juga bisa mengatasi bisul, kudis, eksim, perut mulas, diare, mabuk perjalanan, cacingan, kurang nafsu makan, keputihan, gangguan menstruasi, hernia dan rematik.<br />
</span><br />
<div style="background-color: #f3f2e8; border: 1px solid rgb(255, 0, 0); padding: 10px;"><br />
<br />
Cara Mengatasinya :<br />
<br />
* Untuk mengatasi radang kulit yang digunakan adalah kulit buah mangga. Caranya, 150 gram kulit buah mangga dimasak dengan air secukupnya hingga mendidih. Dalam kondisi hangat, air rebusan ini dipakai untuk mencuci bagian kulit yang mengalami sakit atau peradangan. Ramuan ini juga bisa digunakan untuk mengatasi eksim.<br />
<br />
* Penyakit influenza juga bisa diatasi dengan buah ini. Caranya, 200 gram daging buah mangga ditambah 10 gram jahe, dan dua batang daun bawang putih. Bahan-bahan ini direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc. Kemudian airnya disaring dan diminum selagi masih hangat.<br />
<br />
* Mereka yang biasa mabuk perjalanan juga bisa memanfaatkan mangga untuk mengatasinya. Caranya, mangga yang sebelumnya dikeringkan lalu direbus dengan air secukupnya. Setelah hangat, tambahkan madu secukupnya dan 10 cc air jeruk nipis lalu diaduk hingga rata. Selanjutnya ramuan ini diminum selagi hangat.</div><br />
<br />
<br />
<br />
<b><span class="fullpost">SUMBER:</span></b><br />
<span class="fullpost"><b><a href="http://udechi.blogspot.com/">udechi.blogspot.com</a></b></span><br />
<br />
<span class="fullpost"><b>Semoga Bermanfa'at </b><br />
</span><br />
<b></b>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-36891042557567893742011-06-14T11:25:00.000-07:002011-11-18T13:24:11.735-08:00Budidaya Lada<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayalada"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5H_S7bigfWUDBC0CWzVel9x2MJA6AE9dw6p_3eJd3_wxtH4pcQfFWImQUBwlVvC2-rVlT66S9Hx8KAMWC0uRlCFNsbc76szYb5yiwlgWm2Ff6mf2IktNttKy7l-nSyxFF7qkfhyphenhyphen8S_pE1/s1600/lada.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5H_S7bigfWUDBC0CWzVel9x2MJA6AE9dw6p_3eJd3_wxtH4pcQfFWImQUBwlVvC2-rVlT66S9Hx8KAMWC0uRlCFNsbc76szYb5yiwlgWm2Ff6mf2IktNttKy7l-nSyxFF7qkfhyphenhyphen8S_pE1/s200/lada.jpeg" width="200" /></a></div><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>SYARAT PERTUMBUHAN</b></span><br />
<b>1. Iklim</b><br />
- Curah hujan 2.000-3.000 mm/th.<br />
- Cukup sinar matahari (10 jam sehari).<br />
- Suhu udara 200C - 34 0C.<br />
- Kelembaban udara 50% - 100% lengas nisbi dan optimal antara 60% - 80% RH.<br />
- Terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang.<br />
<br />
<b>2. Media Tanam</b><br />
- Subur dan kaya bahan organik<br />
- Tidak tergenang atau terlalu kering<br />
- pH tanah 5,5-7,0<br />
- Warna tanah merah sampai merah kuning seperti Podsolik, Lateritic, Latosol dan Utisol.<br />
- Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m.<br />
- Kelerengan/kemiringan lahan maksimal ± 300.<br />
- Ketinggian tempat 300-1.100 m dpl.<b><span style="font-size: large;"> </span></b></span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b><span style="font-size: large;">PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA</span><br />
<span style="font-size: large;">1. Pembibitan</span></b><br />
- Terjamin kemurnian jenis bibitnya<br />
- Berasal dari pohon induk yang sehat<br />
- Bebas dari hama dan penyakit<br />
- Berasal dari kebun induk produksi yang sudah berumur 10 bulan-3 tahun (Kebutuhan bibit ± 2.000 bibit tanaman perhektar)<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>2. Pengolahan Media Tanam</b></span><br />
a. Cangkul 1, pembalikan tanah sedalam 20-30 cm.<br />
b. Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4 minggu.<br />
<br />
Dosis kapur pertanian :<br />
- Pasir dan Lempung berpasir: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.<br />
- Lempung: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 1,7 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.<br />
- Lempung Berdebu: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 2,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha.<br />
- Lempung Liat: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 3,4 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha.<br />
c. Cangkul 2, haluskan dan ratakan tanah<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>3. Teknik Penanaman</b></span><br />
- Sistem penanaman adalah monokultur (jarak tanam 2m x 2m). Tetapi juga bisa ditanam dengan tanaman lain.<br />
- Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x 35 cm, bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm.<br />
- Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam.<br />
- Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan atau peralihan dari musim kemarau kemusim hujan, pukul 6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore.<br />
- Cara penanaman : menghadapkan bagian yang ditumbuhi akar lekat kebawah, sedangkan bagian belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat) menghadap keatas.<br />
- Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman yang sudah dicampur NATURAL GLIO.<br />
- Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian atas yang sudah dicampur pupuk dasar :<br />
- NPK 20 gram/tanaman<br />
- Untuk tanah kurang subur ditambahkan 10 gram urea, 7 gram SP 36 dan 5 gram KCl per tanaman.<br />
- Segera setelah ditutup, disiram SUPERNASA :<br />
- Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.<br />
- Alternatif 2 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.<br />
- Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 - 4 bulan sekali.<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>4. Pemeliharaan Tanaman</b></span><br />
<i><b>1. Pengikatan Sulur Panjat</b></i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i><b> </b></i>Panjatkan pada tiang panjat menggunakan tali. Ikatkan dengan dipilin dan dilipat hingga mudah lepas bila sulur tumbuh besar dan akar lekatnya sudah melekat pada tiang panjat.<br />
<br />
<i><b>2. Penyiangan dan Pembumbunan</b></i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i><b> </b></i>Penyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.<br />
<i><b> </b></i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i><b>3. Perempalan</b></i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i><b></b></i>perempalan atau pemangkasan dilakukan pada:<br />
Batang, dahan, ranting yang tidak produktif, atau terserang hama dan penyakit.<br />
Pucuk/batang, karena tidak memiliki dahan yang produktif<br />
Batang yang sudah tua agar meremajakan tanaman menjadi muda kembali.<i><b> </b></i></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i><b>4. Pemupukan Susulan</b></i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i><b> </b></i>Penyemprotan POC NASA (4-5 tutup) atau POC NASA (3- 4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 3 - 4 minggu sekali.<br />
Pupuk makro diberikan sebagai berikut :<br />
</span><br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td rowspan="2" valign="top" width="84"><div align="center"><b>Umur</b><br />
<b>(bln)</b> </div></td> <td colspan="3" valign="top" width="189"><div align="center"><b>Pupuk makro (gram/pohon)</b></div></td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="84"><div align="center"><b>Urea</b> </div></td> <td valign="top" width="57"><div align="center"><b>SP 36</b> </div></td> <td valign="top" width="48"><div align="center"><b>KCl</b> </div></td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="84"><div align="center">3-4 </div></td> <td valign="top" width="84"><div align="center">35 </div></td> <td valign="top" width="57"><div align="center">15 </div></td> <td valign="top" width="48"><div align="center">20 </div></td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="84"><div align="center">4-5</div></td> <td valign="top" width="84"><div align="center">35 </div></td> <td valign="top" width="57"><div align="center">20 </div></td> <td valign="top" width="48"><div align="center">25</div></td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="84"><div align="center">5-6</div></td> <td valign="top" width="84"><div align="center">35 </div></td> <td valign="top" width="57"><div align="center">25</div></td> <td valign="top" width="48"><div align="center">30 </div></td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="84"><div align="center">6-17 </div></td> <td valign="top" width="84"><div align="center">35 </div></td> <td valign="top" width="57"><div align="center">30 </div></td> <td valign="top" width="48"><div align="center">35 </div></td> </tr>
</tbody></table><br />
<i><b>5. Pengairan dan Penyiraman</b></i><br />
<i><b> </b></i>Pada musim kemarau penyiraman sehari sekali di sore hari. Pada musim hujan tidak boleh tergenang.<br />
<br />
<i><b>6. Pemberian Mulsa</b></i><br />
<i><b> </b></i>Usia 3-5 bulan, beri mulsa alami berupa dedaunan tanaman tahunan ataupun alang-alang.<br />
<br />
<i><b>7. Penggunaan Tajar ( Ajir)</b></i><br />
<i><b> </b></i>Sebaiknya gunakan tajar mati dari bahan kayu. Pangkal tajar diruncingkan, bagian ujung dibuat cabang untuk menempatkan batang lada yang panjangnya telah melebihi tinggi tajar. Panjang tajar 2,5-3 m..<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>5. Hama dan Penyakit</b></span><br />
<b>1. Hama</b><br />
<b>a. </b>Hama Penggerek Batang <i>(Laphobaris Piperis)</i><br />
Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang; penyemprotan PESTONA.<br />
<br />
<b>b. </b>Hama bunga<br />
Ciri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap seperti jala, terdapat tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm. Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan. Pengendalian: penyemprotan PESTONA, serta dapat juga dilakukan pemotongan pada tandan bunga.<br />
<br />
<b>c. </b>Hama buah<br />
Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan, nimfanya tidak bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga dewasa atau nimfanya menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan. Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada pada tandan buah. Gunakan PESTONA.<span style="font-size: large;"><b><span style="font-size: small;"> </span></b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-size: small;">2.Penyakit</span></b></span><br />
<b>a. </b>Penyakit busuk pangkal batang (BPP)<br />
Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis. Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan : penanaman jenis lada tahan penyakit BPB. Pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.<br />
<br />
<b>b. </b>Penyakit kuning<br />
Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang, pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.<br />
<br />
<b>Catatan :</b><br />
Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.<span style="font-size: large;"><b> </b></span><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>6.Panen</b></span><br />
<i><b>1. Ciri dan Umur Panen</b></i><br />
<i><b> </b></i>Panen pertama umur tiga tahun atau kurang. Ciri-ciri: tangkainya berubah agak kuning dan sudah ada buah yang masak (berwarna kuning atau merah).<i><b> </b></i><br />
<br />
<i><b>2. Cara Panen</b></i><br />
Pemetikan dari buah bagian bawah hingga buah bagian atas, dengan mematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak dahan.<i><b> </b></i><br />
<br />
<i><b>3. Periode Panen</b></i><br />
<i><b> </b></i>Periode panen sesuai iklim setempat, jenis lada yang ditanam dan intensitas pemeliharaan.<br />
<br />
<br />
<b>SUMBER:</b><br />
<a href="http://teknis-budidaya.blogspot.com/"><b>Teknis Budidaya</b></a><br />
<br />
##############<br />
#########################<br />
######################################<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="color: blue; font-size: large;"><b>Khasiat / Manfa'at Lada</b></span><br />
<div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: arial;">Indonesia kaya akan bahan bahan alami diantaranya adalah lada nah apa saja manfaat merica bagi kesehatan.</span> <span style="font-family: arial;"> Lada atau merica selama ini dikenal hanya sebatas bumbu dapur. Padahal dibalik itu merica memiliki khasiat sebagai obat.<br />
<br />
Beberapa penyakit yang bisa disembuhkannya antara lain asma, masuk angin, dan diare. Selain itu, hawa panas yang ditimbulkan tanaman dengan nama latin piper nigrum ini juga mampu membuat badan menjadi segar. Karena itulah, banyak orang yang memanfaatkannya sebagai obat pendongkrak stamina. Dengan mencampurkan bubuk lada atau merica dengan telur ayam kampung setengah matang.</span> <span style="font-family: arial;"><br />
<br />
Lada atau merica juga banyak digunakan sebagai obat pengusir hawa dingin. Biasanya dicampur pada kopi atau seduhan jahe. Minuman ini banyak digunakan didaerah berhawa dingin.</span> <span style="font-family: arial;">Sebagai obat asma, masuk angin, dan diare cara meraciknya sangat sederhana. Anda cukup mengambil satu sendok makan bubuk lada, kemudian seduh dengan dua gelas air panas. Aduk hingga rata dan biarkan sejenak sampai berubah jadi hangat atau suam-suam kuku.<br />
<br />
Minum obat ini dua kali sehari sampai penyakit asma, diare dan masuk angin anda sembuh.</span> <span style="font-family: arial;">Khusus bagi penderita asma, ramuan obat ini bisa dijadikan obat rutin, terutama di musim penghujan. Karena biasanya penyakit asma sering kumat ketika musim dingin.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: arial;">SUMBER:</span></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: arial;"><a href="http://healthy-cure.blogspot.com/">Healthy Cure</a> </span></b></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: arial;">Semoga Bermanfa'at </span></b> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-76645970444148403262011-06-14T10:55:00.000-07:002011-11-18T13:23:19.593-08:00Budidaya Padi<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayapadi"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFstNzFrDU_R_fDwEpyw8Ogu9RXqIUBhBGIWMXh-Py_ZNiHMAYOZX14SnQvQUawAz47jEbVa2h5zYJ2Sqte3CTOUF-laZmBdXmHQ2mkxX6WhKvnWFzh_m8V1AFlLz6COFGwJqDd5dlqYmB/s1600/padi.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="105" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFstNzFrDU_R_fDwEpyw8Ogu9RXqIUBhBGIWMXh-Py_ZNiHMAYOZX14SnQvQUawAz47jEbVa2h5zYJ2Sqte3CTOUF-laZmBdXmHQ2mkxX6WhKvnWFzh_m8V1AFlLz6COFGwJqDd5dlqYmB/s200/padi.jpeg" width="200" /></a><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>SYARAT TUMBUH</b></span></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b> </b></span>Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperatur<br />
19-270C , memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 - 7.<span style="font-size: large;"><b> </b></span></span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA</b></span><br />
<b>A.Benih</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Dengan jarak tanam 25 x 25 cm per 1000 m2 sawah membutuhkan 1,5-3 kg. Jumlah ideal benih yang disebarkan sekitar 50-60 gr/m2. Perbandingan luas tanah untuk pembenihan dengan lahan tanam adalah 3 : 100, atau 1000 m2 sawah : 3,5 m2 pembibitan</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b>B.Perendaman Benih</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Benih direndam POC NASA dan air, dosis 2 cc/lt air selama 6-12 jam. tiriskan dan masukkan karung goni, benih padi yang mengambang dibuang. Selanjutnya diperam menggunakan daun pisang atau dipendam di dalam tanah selama 1 - 2 malam hingga benih berkecambah serentak.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b>C.Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Persemaian diairi dengan berangsur sampai setinggi 3 - 5 cm. Setelah bibit berumur 7-10 hari dan 14-18 hari, dilakukan penyemprotan POC NASA dengan dosis 2 tutup/tangki.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b>D. Pemindahan benih</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Bibit yang siap dipindahtanamkan ke sawah berumur 21-40 hari, berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang hama dan penyakit.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b>F. Pemupukan</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Pemupukan seperti pada tabel berikut, dosis pupuk sesuai dengan hasil panen yang diinginkan. Semua pupuk makro dicampur dan disebarkan merata ke lahan sesuai dosis.<br />
Khusus penggunaan Hormonik bisa dicampurkan dengan POC NASA kemudian disemprotkan ( 3-4 tutup NASA + 1 tutup HORMONIK /tangki ). Hasil akan bervariasi tergantung jenis varietas, kondisi dan jenis tanah, serangan hama dan penyakit serta</span><br />
<br />
<br />
<b><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;">SUMBER:</span></b><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b><a href="http://teknis-budidaya.blogspot.com/">Teknis Budidaya</a></b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b>##############</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b>#####################</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b>###############################</b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b>Semoga Bermanfa'at </b> </span><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-10993973691674246702011-06-14T10:42:00.000-07:002011-11-18T13:22:28.782-08:00Budidaya Panili / Vanili<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayapanili-vanili"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS8Gd_B647I9YI-LSQ6xlpG3fXKbc5Des08-cE5hwH7Ia3JVVBzO67Bo-qO7CXjrfPZfb_ZsgMoba3vaJ_CyQIn57ycsrpQc8WacaFKjZvhc32uPmuDePKcz26nejnTQYcmz7JAJ2Jp-Cq/s1600/panili.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS8Gd_B647I9YI-LSQ6xlpG3fXKbc5Des08-cE5hwH7Ia3JVVBzO67Bo-qO7CXjrfPZfb_ZsgMoba3vaJ_CyQIn57ycsrpQc8WacaFKjZvhc32uPmuDePKcz26nejnTQYcmz7JAJ2Jp-Cq/s1600/panili.jpeg" /></a><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b>PENDAHULUAN</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Tanaman panili atau si Emas Hijau merupakan komoditi yang menjanjikan. Namun tidak semua panili berharga “emas”, hanya kualitas terbaiklah yang diberikan harga istimewa.</span> <br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>SYARAT PERTUMBUHAN</b></span> </span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"> Panili dapat hidup di iklim tropis, curah hujan 1000-3000 mm/tahun, cahaya matahari + 30%-50%, suhu udara optimal 200C-250C, kelembaban udara sekitar 60%-80%, ketinggian tempat 300-800 m dpl. Tanah gembur, ringan yaitu tipe tanah lempung berpasir (sandy loam) dan lempung berpasir kerikil (gravelly sandy loam), mudah menyerap air, pH tanah + 5,7 - 7</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>PEMBIBITAN</b></span><br />
<b>1. Seleksi Bibit</b><br />
- Jenis panili bernilai ekonomi yaitu Vanilla planifolia Andrews, Vanilla tahitensis JW. Moore, Vanilla pompana<br />
- Syarat bibit generatif : tulen, punya sifat yang hampir sama dengan induknya; murni, biji tidak tercampur dengan yang berkualitas jelek; biji dalam kondisi segar dan sehat; bibit vegetatif : tanaman induk sehat dan cukup umur, sudah mengeluarkan sulur dahan yang kuat, tanaman induk belum atau jangan sampai berbuah.<br />
<br />
<b>2. Penyiapan Bibit</b><br />
- Bibit generatif berasal dari biji yang unggul<br />
- Bibit Vegetatif dengan stek, mempercepat perakaran stek dapat direndam HORMONIK (1-2 cc/liter) kemudian dibiarkan agak layu baru ditanam dan disiram POC NASA (2-3 ttp) + HORMONIK ( 1 ttp) per 10 liter air.<br />
- Kulture Jaringan<br />
<br />
<b>3. Teknik Penyemaian Benih</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Bibit disemai dalam tanah berpasir supaya akar mudah tumbuh. Tempat penyemaian harus teduh.<br />
<br />
<b>4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Penyiraman setiap hari, tidak boleh terlalu basah. Bibit yang jelek disingkirkan. Setiap seminggu sekali semprot dengan POC NASA (2-3 tutup) + HORMONIK ( 1 tutup) per tangki (14-17 liter).<br />
<br />
<b>5. Pemindahan Bibit</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Pemindahan bibit ke lapangan tergantung asal bibit, yaitu bibit stek sekitar umur 1-2 bulan, bibit biji waktunya lama.</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>PENGOLAHAN MEDIA TANAM</b></span><i><b> </b></i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i><b> </b></i>- Pengolahan lahan dikerjakan pada pertengahan musim kemarau supaya pohon pelindung dapat ditanam, cek kondisi tanah<br />
- Bersihkan lahan dari gulma dan dibajak.<br />
- Buat jalur bedengan, lebar 80-120 cm dan lebar parit 30-50 cm.<br />
- Lakukan pengapuran bila kondisi tanah terlalu asam.</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>PENANAMAN</b></span></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;">- Penanaman di tengah bedengan, pola tanam monokultur<br />
- Buat lubang tanam dekat tanaman penegak berukuran panjang, lebar dan dalam antara 20x15x10 cm, 25x20x12 cm dan 30x25x15 cm.<br />
- Tanam stek dengan cara memasukkan 3 ruas seluruhnya ke dalam lubang secara mendatar agar akar tumbuh cepat dan sempurna<br />
- Tutup dengan tanah galian yang dicampur dengan pupuk kandang<br />
- Stek bibit bagian atas yang tidak terbenam dalam tanah diikat pada pohon panjatan dengan ikatan longgar.<br />
- Waktu tanam stek bibit yang baik pada awal musim hujan. Sedangkan stek yang akan ditanam sebaiknya dibiarkan / dilayukan terlebih dahulu selama 4 - 7 hari dan pangkal stek bibit direndam dalam POC NASA / HORMONIK (1-2 cc/liter) + Natural GLIO untuk menghindari pembusukan.<span style="font-size: large;"><b> </b></span></span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>PEMELIHARAAN TANAMAN</b></span></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i><b>1. Penyulaman</b></i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i><b> </b></i>Lakukan pengecekan setelah umur 2-3 minggu setelah tanam, apabila ada stek yang tumbuh kurang baik, segera disulam.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
<b><i>2. Penyiangan dan Pembubunan</i></b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b><i> </i></b>Penyiangan dilakukan sebulan sekali sesudah penanaman sampai pertumbuhan panili tidak kerdil dan terlambat. Pembubunan bersamaan dengan penyiangan untuk menjaga bedengan tetap rapi dan tanah tetap gembur agar air mudah terserap.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
<b><i>3. Perempelan </i></b><br />
- Perempelan bentuk, memotong 15 cm dari tanaman yang dilengkungkan dan sisakan 3 cabang terbaik untuk dipelihara agar terbentuk kerangka tanaman kuat dan seimbang<br />
- Perempelan produksi, memotong pucuk sepanjang 10-15 cm menjelang musim berbunga dan saat berbuah untuk merangsang pertumbuhan generatif terutama pertumbuhan bunga dan buah<br />
- Perempelan peremajaan, memotong cabang-cabang yang sudah pernah berbuah dan cabang-cabang yang sakit.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
<b><i>4. Pemupukan</i></b><br />
- Tebar pupuk makro di sekitar pohon dan timbun dengan tanah karena sistem perakaran panili cukup dangkal. Kebutuhan pupuk makro per ha per tahun adalah Urea 8 kg, TSP 4 kg, KCl 14 kg, CaCO3 5 - 10 kg, MgSO4 H2O 2,5 - 5 kg/ha/tahun dan pupuk kandang 10-20 kg/pohon/tahun.<br />
- Pemupukan diberikan setahun sekali. Akan lebih baik jika dikocor dengan SUPER NASA dosis + 0,5 sdm / 5 lt air per pohon setiap 3 bulan sekali dan penyemprotan POC NASA dosis 4-5 tutup/tangki setiap 2 - 4 minggu sekali atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 2-4 minggu sekali.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
<b><i>5. Pengairan dan Penyiraman</i></b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b><i> </i></b>Tanaman panili tidak tahan terhadap kekeringan sehingga pada musim kemarau perlu disiram secukupnya untuk merangsang pertumbuhan tanaman, perkembangan bunga serta buah.<br />
<i>6. Pemberian Mulsa & Pendangiran</i><br />
Pemberian mulsa dapat dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan pendangiran. Bahan mulsa dari hasil pemangkasan pohon pelindung, tetapi bisa juga serbuk gergaji yang diletakkan di atas permukaan tanah dekat pohon panili.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
<b><i>7. Perambatan</i></b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b><i> </i></b>Sistem pagar sulur-sulur, tanaman panili dibiarkan menjalar pada pagar yang telah dipasang secara horisontal. Pagar tempat menjalarnya panili dapat dibuat dari bambu yang diikatkan pada pohon yang satu dengan pohon yang lain.<br />
Sistem perambatan penunjang tunggal, tanaman panili dirambatkan lurus ke atas pada naungannya.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
<b><i>8. Pemangkasan Pohon Pelindung</i></b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b><i> </i></b>Pohon pelindung dapat digunakan Glyricidia maculate, lamtoro dan dadap. Pemangkasan cabang dilakukan untuk mempertahankan agar tetap teduh, mempermudah sistem sirkulasi dan mengatur intensitas sinar matahari.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
<i><b>9. Pembungaan dan Penyerbukan</b></i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i><b> </b></i>Panili berbunga setelah berumur 1,5-3 tahun, bunga yang muncul berupa dompolan dan akan mekar satu bunga secara bergantian. Mekarnya bunga hanya berlangsung 12 jam, yaitu mulai pukul 24:00 sampai menjelang tengah hari, sesudah itu bunga mulai layu dan mati. Oleh karena itu penyerbukan bunga dilakukan sekitar pukul 08:00 sampai 10:00. Penyerbukan buatan pada prinsipnya adalah mengangkat/memotong bibir yang membatasi kepala sari dan kepala putik, kemudian benang sari ditekan ke kepala putik untuk dilakukan penyerbukan. Seminggu setelah penyerbukan semprot dengan dosis POC NASA (3-4 tutup) dan HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 2-3 minggu sekali.</span><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"></span><span style="font-size: large;"><b> </b></span><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b>a. Hama</b><br />
<i><b>1.</b> Bekicot</i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i> </i>Menyerang dan merusak batang, bunga dan buah. Aktifitasnya dilakukan pada malam hari. Pengendalian: secara manual dengan mengambil dan mengumpulkan bekicot satu persatu kemudian dibakar sekaligus dalam satu lubang.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
<i><b>2.</b> Belalang pedang</i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i> </i>Merusak/memakan daun muda dan batang panili. Pengendalian: menyemprotkan PESTONA atau Natural BVR</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
<i><b>3.</b> Penggerek batang</i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i> </i>Larva hama ini merusak/menggerek batang tanaman panili yang menyebabkan tanaman panili lambat laun layu dan mati. Pengendalian penyemprotan PESTONA</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
<i><b>4.</b> Ulat bulu jambul dan ulat geni</i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i> </i>Merusak bagian pucuk, daun, batang dan bunga. Pengendalian: penyemprotan PESTONA<br />
<br />
<b>b. Penyakit</b><i><b>1.</b> Busuk akar</i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i> </i>Gejala: akar hitam, tanaman menjadi kecoklat-coklatan dan akhirnya mati; biasanya terjadi pada saat produksi tertinggi pertama kali tercapai. Pengendalian: menjaga kesuburan tanah dengan pemupukan, pemberian kapur secukupnya, dan mengatur kelembaban , pencegahan diawal dengan Natural GLIO.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
<i><b>2.</b> Busuk batang</i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i> </i>Penyebab: jamur Fusarium batatatis. Gejala: pada batang terjadi bercak-bercak berwarna hitam yang akan meluas dan melingkar dengan cepat. Batang terserang akan keriput, berwarna coklat dan akhirnya kering. Pengendalian: mengurangi kelembaban dan drainase yang baik, saat stek akan ditanam dicelup dalam POC NASA + Natural GLIO.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
<i><b>3.</b> Busuk buah</i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i> </i>Ditemukan pada buah panili muda. Gejala: muncul bila menyerang pangkal buah muda sehingga banyak buah yang berguguran dan bila menyerang tengah buah akan hitam, kering selanjutnya mati. Pengendalian: penyemprotan Natural GLIO + gula pasir dosis 1-2 sendok teh per 10 liter air.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
<i><b>4. </b>Busuk pangkal batang</i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i> </i>Penyebab: Jamur Sclerotium sp. Gejala: pangkal batang tampak berwarna coklat dan kebasah-basahan, bagian tanaman yang diserang dan tanah sekitar terdapat misellium jamur berwarna putih seperti bulu dengan banyak sclerotium warna coklat. Pengendalian: gunakan bibit bebas busuk pangkal batang, penyemprotan Natural GLIO + gula pasir.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
<i><b>5.</b> Bercak coklat pada buah</i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i> </i>Penyebab: oleh cendawan Phytophthora sp. dan menyerang buah panili yang hampir masak. Gejala: bercak-bercak coklat tua dan akhirnya busuk. Pengendalian: (1) segera petik buah terserang kemudian membakarnya; (2) penyemprotan dengan Natural GLIO dosis 1-2 sendok/10 liter air.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
<i><b>6.</b> Bercak coklat pada batang</i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i> </i>Penyebab: cendawan Nectria vanilla, zimm. Gejala: batang tampak bercak coklat yang lama-kelamaan menghitam dan melingkar ruas dan mati. Pengendalian: potong dan bakar batang yang terserang.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
<i><b>7. </b>Antraknosa</i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i> </i>Penyebab: jamur Calospora vanillae, Mass. Gejala: batang, daun, buah berwarna coklat muda kekuningan tampak licin dan terlihat jelas bagian terserang dan tidak. Pengendalian: Potong dan bakar bagian terserang, atur kelembaban dan drainase.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
<i><b>8.</b> Karat merah</i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i> </i>Penyebab: Ganggang Cephaleuros heningsii, Schm. Gejala: bercak pada daun dan terus meluas hingga daun kering selanjutnya mati. Pengendalian: Singkirkan bagian terserang dan atur kelembaban kebun dengan pemangkasan pohon pelindung.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
<i><b>9.</b> Penyakit pascapanen</i></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><i> </i>Penyebab penyakit yang menyerang panili setelah dipanen : jamur Aspergillus, Penicillium, Rhizopus, sp dan Sclerotium, sp. Pengendalian: penanganan pasca panen yang baik.<br />
Catatan : Jika Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum dapat mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dn tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dosis 1-2 tutup/tangki.<span style="font-size: large;"><b> </b></span></span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>PANEN DAN PASCA PANEN</b></span><br />
- Pemetikan pada umur 240 hari (8 bulan) akan menghasilkan panili kering dengan kadar vanillin yang tinggi, kadar abu terendah, rendemen tertinggi dan kadar air yang aman<br />
- Ciri-ciri panili siap dipanen yaitu warna berubah dari hijau tua mengkilap menjadi hijau muda suram dengan garis-garis kecil warna kuning yang lambat laun melebar sampai ujung buah<br />
- Musim panen antara bulan Mei sampai Juli, sekitar 2 - 3 bulan<br />
- Cara panen yang terbaik adalah memetik satu-persatu buah masak tanpa mengganggu buah lain dalam satu tandan yang masih mentah untuk menjaga mutu panili.<br />
- Buah dikumpulkan dalam keranjang bambu dan dijaga agar buah tidak terluka atau cacat dan sortir berdasar ukuran, bentuk, tingkat kemasakan dan buah yang cacat >20 cm<br />
- Lakukan pelayuan untuk menghentikan proses respirasi yang terjadi dalam buah, mematikan sel-sel buah panili tanpa mengurangi aktifitas dan kadar enzim dalam buah. Proses pelayuan dengan menggunakan alat perebus yang diisi air ¾ bagian dengan suhu antara 65-950 C<br />
- Lakukan pemeraman dalam kotak khusus yang lengkap dengan tutup dan karung goni sebagai alasnya, utuk pembentukan aroma selama + 48 jam<br />
- Lakukan pengeringan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari, dioven dan diangin-anginkan untuk mengurangi kadar air hingga 25-30 %<br />
- Tempatkan buah panili kering dalam kotak yang dalamnya telah dilapisi kertas koran/karung plastik tipis dan simpan pada suhu kamar, siap dikirim dan dijual.</span><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
</span><br />
<b><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;">SUMBER:</span></b><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b><a href="http://teknis-budidaya.blogspot.com/">Teknis Budidaya</a></b></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b>############</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b>#####################</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b>##########################################</b></span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b>Semoga Bermanfa'at</b></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-45829890074523243782011-06-14T01:48:00.000-07:002011-11-18T13:21:28.445-08:00Budidaya Pepaya<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayapepaya"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYjHrDg9ZWp6LMA3gEK0psidq8YO0gAJ7lOGQ1pwbZSM54Xzu7slDIfn-yvgrRC5y2TBri15CHmRuR2kHFwFYkYiFJNvSwelszR_oImDCta5CsX2Yceg4UvSTA9N8a5HZ4Ljo6PFFotg6f/s1600/pepaya.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYjHrDg9ZWp6LMA3gEK0psidq8YO0gAJ7lOGQ1pwbZSM54Xzu7slDIfn-yvgrRC5y2TBri15CHmRuR2kHFwFYkYiFJNvSwelszR_oImDCta5CsX2Yceg4UvSTA9N8a5HZ4Ljo6PFFotg6f/s1600/pepaya.jpeg" /></a><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b>SYARAT PERTUMBUHAN</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Tanaman dapat tumbuh pada dataran rendah dan tinggi 700 - 1000 mdpl, curah hujan 1000 - 2000 mm/tahun, suhu udara optimum 22 - 26 derajat C dan kelembaban udara sekitar 40% dan angin yang tidak terlalu kencang sangat baik untuk penyerbukan. Tanah subur, gembur, mengandung humus dan harus banyak menahan air, pH tanah yang ideal adalah netral dengan pH 6 -7.</span> <br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>PEMBIBITAN</b></span><br />
<b>1. Persyaratan Bibit/Benih</b><br />
- Biji-biji yang digunakan sebagai bibit diambil dari buah-buah yang telah masak benar dan berasal dari pohon pilihan. Buah pilihan tersebut di belah dua untuk diambil biji-bijinya. Biji yang dikeluarkan kemudian dicuci bersih hingga kulit yang menyelubungi biji terbuang lalu dikeringkan ditempat yang teduh.<br />
- Biji yang segar digunakan sebagai bibit. Bibit jangan diambil dari buah yang sudah terlalu masak/tua dan jangan dari pohon yang sudah tua.<br />
<br />
<b>2. Penyiapan Benih</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Kebutuhan benih perhektar 60 gram (± 2000 tanaman). Benih direndam dalam larutan POC NASA 2 cc/liter selama 1-2 jam, ditiriskan dan ditebari Natural GLIO kemudian disemai dalam polybag ukuran 20 x 15 cm. Media yang digunakan merupakan campuran 2 ember tanah yang di ayak ditambah 1 ember pupuk kandang yang sudah matang dan diayak ditambah 50 gram TSP dihaluskan ditambah 30 gram Natural GLIO.<br />
<br />
<b>3. Teknik Penyemaian Benih</b><br />
- Benih dimasukan pada kedalaman 1 cm kemudian tutup dengan tanah. Disiram setiap hari. Benih berkecambah muncul setelah 12-15 hari. Pada saat ketinggiannya 15-20 cm atau 45-60 hari bibit siap ditanam.<br />
- Biji-biji tersebut bisa langsung ditanam/disemai lebih dahulu. Penyemaian dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum bibit persemaian itu dipindahkan ke kebun.<br />
<br />
<b>4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Pada persemaian biji-biji ditaburkan dalam larikan (barisan ) dengan jarak 5 - 10 cm. Biji tidak boleh dibenam dalam-dalam, cukup sedalam biji, yakni 1 cm. Dengan pemeliharaan yang baik, biji-biji akan tumbuh sesudah 3 minggu ditanam. Semprotkan POC NASA seminggu sekali dosis 2 tutup/tangki<br />
<br />
<b>5. Pemindahan Bibit</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Bibit-bibit yang sudah dewasa, sekitar umur 2 - 3 bulan dapat dipindahkan pada permulaan musim hujan.</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>PENGOLAHAN MEDIA TANAM</b></span><br />
<b>1. Persiapan</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Lahan dibersihkan dari rumput, semak dan kotoran lain, kemudian dicangkul/dibajak dan digemburkan.<br />
<br />
<b>2. Pembentukan Bedengan</b><br />
- Bentuk bedengan berukuran lebar 200 - 250 cm, tinggi 20 - 30 cm, panjang secukupnya, jarak antar bedengan 60 cm.<br />
- Buat lubang ukuran 50 x 50 x 40 cm di atas bedengan, dengan jarak tanam 2 x 2,5 m.<br />
<br />
<b>3. Pengapuran</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Apabila tanah yang akan ditanami pepaya bersifat asam (pH kurang dari 5), setelah diberi pupuk yang matang, perlu ditambah ± 1 kg Dolomit dan biarkan 1-2 minggu.<br />
<br />
<b>4. Pemupukan</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Sebelum diberi pupuk, tanah yang akan ditanami pepaya harus dikeringkan satu minggu, setelah itu tutup dengan tanah campuran 3 blek pupuk kandang yang telah matang atau dengan SUPERNASA.</span><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>TEKNIK PENANAMAN</b></span><br />
<b>1. Pembuatan Lubang Tanam</b><br />
- Lubang tanam berukuran 60 x 60 x 40 cm, yang digali secara berbaris. Biarkan lubang-lubang kosong agar memperoleh cukup sinar matahari. - - Setelah itu lubang-lubang diisi dengan tanah yang telah dicampuri dengan pupuk kandang 2 - 3 blek. Jika pupuk kandang tidak tersedia dapat dipakai SUPERNASA dengan cara disiramkan kelubang tanam dosis 1 sendok makan/10 lt air sebelum tanam. Lubang - lubang yang ditutupi gundukan tanah yang cembung dibiarkan 2-3 hari hingga tanah mengendap. Setelah itu baru lubang-lubang siap ditanami. Lubang-lubang tersebut diatas dibuat 1-2 bulan penanaman.<br />
- Apabila biji ditanam langsung ke kebun, maka lubang - lubang pertanaman harus digali terlebih dahulu. Lubang-lubang pertanaman untuk biji-biji harus selesai ± 5 bulan sebelum musim hujan.<br />
<br />
<b>2. Cara Penanaman</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Tiap-tiap lubang diisi dengan 3-4 buah biji. Beberapa bulan kemudian akan dapat dilihat tanaman yang jantan dan betina atau berkelamin dua.</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>PEMELIHARAAN TANAMAN</b></span><br />
<b>1. Penjarangan dan Penyulaman</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Penjarangan tanaman dilakukan untuk memperoleh tanaman betina disamping beberapa batang pohon jantan. Hal ini dilakukan pada waktu tanaman mulai berbunga.<br />
<br />
<b>2. Penyiangan</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan penyiangan (pembuangan rumput). Kapan dan berapa kali kebun tersebut harus disiangi tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.<br />
<br />
<b>3. Pembubunan</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan pendangiran tanah. Kapan dan berapa kali kebun tersebut harus didangiri tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.<br />
<br />
<b>4. Pemupukan</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Pohon pepaya memerlukan pupuk yang banyak, khususnya pupuk organik, memberikan zat-zat makanan yang diperlukan dan dapat menjaga kelembaban tanah.<br />
<i>Cara pemberian pupuk:</i><br />
- Tiap minggu setelah tanam beri pupuk kimia, 50 gram ZA, 25 gram Urea, 50 gram TSP dan 25 gram KCl, dicampur dan ditanam melingkar.<br />
- Satu bulan kemudian lakukan pemupukan kedua dengan komposisi 75 gram ZA, 35 gram Urea, 75 gram TSP, dan 40 gram KCl<br />
- Saat umur 3-5 bulan lakukan pemupukan ketiga dengan komposisi 75 gram ZA, 50 gram Urea, 75 gramTSP, 50 gram KCl<br />
- Umur 6 bulan dan seterusnya 1 bulan sekali diberi pupuk dengan 100 gram ZA, 60 gram Urea, 75 gramTSP, dan 75 gram KCl<br />
- Siramkan SUPERNASA ke lubang tanam dengan dosis 1 sendok makan/10 liter air setiap 1-2 bulan sekali<br />
- Lakukan penyemprotan POC NASA dosis 3 tutup / tangki setiap 1-2 minggu sekali setelah tanam sampai umur 2-3 bulan<br />
- Setelah umur 3 bulan semprot dengan POC NASA 3 - 4 tutup ditambah HORMONIK dosis 1 - 2 tutup / tangki.<br />
- Penyemprotan hati - hati pada saat berbunga agar tidak kena bunga yang mekar atau lebih aman bisa disiramkan.<br />
<br />
<b>5. Pengairan dan Penyiraman</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Tanaman pepaya memerlukan cukup air tetapi tidak tahan air yang tergenang. Maka pengairan dan pembuangan air harus diatur dengan seksama. Apalagi di daerah yang banyak turun hujan dan bertanah liat, maka harus dibuatkan parit-parit. Pada musim kemarau, tanaman pepaya harus sering disirami.</span><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>HAMA DAN PENYAKIT</b></span> </span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"> Kutu tanaman (Aphid sp., Tungau). Badan halus panjang 2 - 3 mm berwarna hijau, kuning atau hitam. Memiliki sepasang tonjolan tabung pada bagian belakang perut, bersungut dan kaki panjang. Kutu dewasa, ada yang bersayap dan tidak. Merusak tanaman dengan cara menghisap cairan dengan pencucuk penghisap yang panjang di bagian mulut.<br />
Pengendalian : semprot dengan Natural BVR atau PESTONA secara bergantian<br />
Penyakit yang sering merugikan tanaman pepaya adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, virus mosaik, rebah semai, busuk buah, leher akar, pangkal batang dan nematoda.<br />
Penyakit mati bujang diisebabkan oleh jamur Phytophthora parasitica, P. palmivora dan Pythium aphanidermatum. Menyerang buah dan batang pepaya. Cara pencegahan: perawatan kebun yang baik, menjaga kebersihan, dan drainase serta sebarkan Natural GLIO ke lubang tanam, sedangkan penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur Meloidogyne incognita.<br />
Nematoda. Apabila lahan telah ditanami pepaya, disarankan agar tidak menanam pepaya kembali, untuk mencegah timbulnya serangan nematoda. Tanaman yang terinfeksi oleh nematoda menyebabkan daun menguning, layu dan mati. Pengendalian : Siramkan PESTONA ke lubang tanam</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>PANEN DAN PASCA PANEN</b></span><br />
<b>1. Ciri dan Umur Panen</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Tanaman pepaya dapat dipanen setelah berumur 9-12 bulan. Buah pepaya dipetik harus pada waktu buah itu memberikan tanda-tanda kematangan: warna kulit buah mulai menguning. Tetapi masih banyak petani yang memetiknya pada waktu buah belum terlalu matang.<br />
<br />
<b>2. Cara Panen</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Panen dilakukan dengan berbagai macam cara, pada umumnya panen/pemetikan dilakukan dengan menggunakan "songgo" (berupa bambu yang pada ujungnya berbentuk setengah kerucut yang berguna untuk menjaga agar buah tersebut tidak jatuh pada saat dipetik).<br />
<br />
<b>3. Periode Panen</b></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><b> </b>Panen dilakukan setiap 10 hari sekali. </span><br />
<br />
<br />
<b><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;">SUMBER:</span></b><br />
<a href="http://teknis-budidaya.blogspot.com/"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;">Teknis Budidaya</span></b></a><span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;">############</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;">#################</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;">################################</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><br />
</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 100%;"><span style="color: blue; font-size: large;"><b>Khasiat / Manfa'at Pepaya</b></span></span><br />
<b><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">BIJI</span></span></b><span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> Mengunyah satu sendok teh biji pepaya mentah dalam kondisi perut masih kosong setiap hari dapat mencegah dan membasmi cacing serta parasit lainnya. Biji pepaya ini dapat dipergunakan dalam keadaan basah maupun kering. Jika rasanya terlalu kuat, bisa dicampur dengan kurma atau madu. Bisa saja biji pepaya ini diblender dan dicampur dengan sedikit air, baru diminum. Sebagai program antiparasit, makanlah biji pepaya ini setiap hari selama seminggu, selanjutnya diulang dua minggu kemudian.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;">Cara lainnya, ambil biji pepaya kering berupa serbuk 10 gram. Serbuk ini dididihkan bersama air 150 ml, sampai diperoleh larutan 75 ml setelah disaring. Hasil ini bisa diminum sekaligus dua jam sebelum makan malam.</span><br />
<br />
<b><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">AKAR</span></span></b><span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> Untuk obat cacing, gunakan akar pepaya kering 10 gram, bawang putih 1 gram dan air 100 ml. Bahan dipotong potong kemudian dididihkan dengan air selama 15 menit, baru disaring. Bila perlu tambahkan air matang sehingga diperoleh hasil saringan 75 ml.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;">Sebagai minuman penyegär, ambil dua potong akar dan satu lembar daun pepaya. Kedua bagian tersebut ditumbuk halus, kemudian direbus dengan satu liter air sampai mendidih, lalu saring. Bila perlu, campurkan madu atau jahe agar rasanya lebih segar.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;">Untuk mencegah risiko batu ginjal, ambil tiga potong akar pepaya, kemudian rebus dengan satu liter air sampai mendidih, kemudian saring. Setelah dingin, campur dengan sedikit madu, lalu minum.</span><br />
<br />
<b><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">GETAH</span></span></b><span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> Untuk obat luka bakar maupun gatal-gatal di kulit (sebagai obat luar). Oleskan getah dari buah pepaya yang masih muda. Agar tidak terjadi infeksi, bersihkan dulu kulit sebelum diolesi.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;">Sebagai pelunak daging, daun pepaya dapat langsung digosok-gosokkan pada permukaan daging. Penggosokan daun pada daging tersebut dimaksudkan untuk mengeluarkan getah (lateks) yang terdapat pada daun agar keluar, kemudian masuk dalam daging.</span><br />
<br />
<b><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">DAUN</span></span></b><span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> Sebagai pengontrol tekanan darah, ambil 5 lembar daun pepaya, rebus dengan 1/2 liter air hingga tinggal tiga perempatnya. Dinginkan sebelum diminum. Jika perlu, tambahkan gula merah atau madu agar terasa lebih manis sebelum diminum layaknya teh.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;">Untuk obat demam berdarah, campur 5 lembar daun pepaya, temulawak, meniran secukupnya, dan gula merah. Rebus hingga masak untuk kemUdian didinginkan sebelum siap diminum.</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;">Obat nyeri perut saat haid ambil 1 lembar daun pepaya, buah asam, dan garam secukupnya. Rebus hingga masak untuk kemudian dinginkan dan diminum dalam satu gelas.</span><br />
<br />
<b><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">BUAH MENTAH</span></span></b><span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> Untuk memperlancar ASI, mengatasi sembelit, gangguan haid. maupun gangguan lambung, manfaatkan buah pepaya sebagai bahan dasar sayuran. Sayuran buah pepaya ini biasanya dimasak seperti halnya membuat sayur lodeh. Sebagai selingan, dapat dicampur dengan daging atau tempe. Jangan lupa, sebelum memasak, cuci buah untuk membersihkan kotoran dan mengurangi getahnya.</span><br />
<br />
<b><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">BUAH MASAK</span></span></b><span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"> Untuk meningkatkan asupan serat yang membantu menjaga organ pencernaan sekaligus memperlancar BAB. Dapat dimakan langsung atau dibuat jus dengan dicampur buah lain serta ditambah madu atau gula.</span><br />
<br />
<br />
<b><span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;">SUMBER:</span></b><br />
<span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"><a href="http://denithul.blogspot.com/"><b>Denithul's Blog</b></a></span><br />
<span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"><br />
</span><br />
<span style="font-family: Times New Roman; font-size: small;"><b>Semoga Bermanfa'at</b></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-11068994396711436332011-06-13T16:24:00.000-07:002011-11-18T13:20:38.887-08:00Budidaya Wortel<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayawortel"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEon6IGYxfDvffGkrIj1Qz0OFwBh17KwqBgjQHTxlIjoL133NjJjJzIiG8PcXz7pFpTut1rzYvAhsCNxGQM29TlOpYV5MN1ThS4LJA4NA-D1luD4jhZtdlhcl58clKanvkcDyy-zS8-GYc/s1600/wortel.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEon6IGYxfDvffGkrIj1Qz0OFwBh17KwqBgjQHTxlIjoL133NjJjJzIiG8PcXz7pFpTut1rzYvAhsCNxGQM29TlOpYV5MN1ThS4LJA4NA-D1luD4jhZtdlhcl58clKanvkcDyy-zS8-GYc/s200/wortel.jpg" width="200" /></a><span style="font-size: large;"><b>Persiapan Lahan</b></span><br />
<ul><li>Pencangkulan tanah dilakukan hingga kedalaman 40 cm atau lebih, kemudian dibiarkan kena sinar matahari langsung, tambahkan pupuk kandang sebanyak 1,5 Kg/m2.</li>
<li>Buat bedengan dengan tinggi sekitar 15 cm, lebar 100 cm, panjang 10 cm, jarak antar bedengan sekitar 40 cm.</li>
<li>Pada bedengan buat beberapa parit dengan lebar 15 cm dan kedalaman 25 cm, serta jarak 40 cm. Isi dengan pupuk kandang sebanyak satu genggam untuk 10 m.</li>
</ul><br />
<span style="font-size: large;"><b>Penanaman</b></span><br />
<br />
<ul><li>Buat garis memanjang pada barisan yang telah diberi pupuk kandang.</li>
<li>Taburkan pada alur tersebut biji wortel yang telah dicampur dengan pupuk kandang, agar penebarannya dapat merata dan tidak berhimpitan tumbuhnya.</li>
<li>Tutup kembali biji yang dialur dengan pukan setebal 1 cm, lalu tutupdengan jerami atau daun pisang, dibuka setelah tanaman tumbuh.</li>
<li>Pupuk pertama pada saat tanam ditaburkan pada alur memanjang dengan jarak 5 cm dari posisi tanam.</li>
</ul><br />
<span style="font-size: large;"><b>Pemeliharaan</b></span><br />
<br />
<ul><li>Penyiraman terus-menerus hingga biji berkecambah.</li>
<li>Penjarangan dilakukan untuk tanaman yang tumbuh rapat, sehingga diperkirakan jarak tanamnya 5 cm. Lakukan juga penyiangan gulma.</li>
<li>Pembumbunan pangkal umbi yang kelihatan di permukaan tanah.</li>
<li>Tambahkan pemupukan ke dua pada saat tanaman umur 1-1,5 bulan. Terdiri dari urea 50 kg/ha dan KCl 20 kg/ha, dengan dialur 5 cm dari tanaman.</li>
</ul><b>Rekomendasi pupuk untuk wortel pada tanah mineral dengan tingkat kandungan P dan K sedang</b><br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 19.6pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-table-layout-alt: fixed; mso-yfti-tbllook: 1184;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;"> <td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Umur</b></div></td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Urea</b></div></td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">ZA</b></div></td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">SP36</b></div></td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">KCI</b></div></td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Target PH</b></div></td> </tr>
<tr style="height: 15.15pt; mso-yfti-irow: 1;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 15.15pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"><div class="MsoNormal"><br />
</div></td> <td colspan="4" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 15.15pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 127.6pt;" valign="top" width="170"><div class="MsoNormal">Kg/ha/Musim Tanam</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 15.15pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76"><div class="MsoNormal">6.5</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"><div class="MsoNormal">perplant</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal">249</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><br />
</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal">311</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal">112</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76"><div class="MsoNormal">-</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 3;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"><div class="MsoNormal">4 MST</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal">124</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><br />
</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal"><br />
</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal">56</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76"><div class="MsoNormal">-</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 4; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"><div class="MsoNormal">6 MST</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal">124</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><br />
</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal"><br />
</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal">56</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76"><div class="MsoNormal">-</div></td> </tr>
</tbody></table><br />
<b><i>Pengendalian Hama dan Penyakit</i></b><br />
<br />
<ul><li>Pengendalian hamHPT dilakukan bila prlu saja, yaitu bila terlihat gejala adanya serangga atau penyakit. Untuk tindakan preventif disemprotkan pestisida setiap minggu setelah tanam dengan insektisida, dosis sesuai anjuran. Insektisida yang digunakan diantaranya Desis atau Antrakol.</li>
</ul><br />
<span style="font-size: large;"><b>Panen</b></span><br />
<br />
<ul><li>Panen pada umumnya sekitar umur 3-4 bulan, tergantung varietasnya. Saat panen yang tepat umbi tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.</li>
<li>Pemanenan dilakukan secara hati-hati. Sebaiknya tanah digemburkan dahulu lalu umbi dicabut atau dapat juga dengan bantuan garpu.</li>
</ul><br />
<span style="font-size: large;"><b>Pasca Panen</b></span><br />
Perlakuan pasca panen adalah sebagai berikut :<br />
<br />
<ul><li>Setelah dikumpulkan umbi dicuci bersih dengan air yang mengalir, sambil dilakukan seleksi. Kemudian tiriskan diatas para-para hingga kering.</li>
<li>Bila tempat penjualan tidak terlalu jauh, umbi diikat dengan daunnya dengan berat sekitar 1,1-1,3 kg.</li>
<li>Bila tempat penjualanya jauh, daun dipotong sampai pangkal, deikian juga ujung umbi yang kecil. Dengan tujuan memudahkan dan meringankan saat pengangkutan.</li>
</ul><br />
<br />
<b>SUMBER:</b><br />
<div style="background-color: white;"><a href="http://budidaya-pertanian.ikutngeblog.info/"><b>Budidaya Pertanian</b></a></div><br />
###########<br />
#####################<br />
################################<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="color: blue; font-size: large;"><b>Khasiat / Manfa'at Wortel</b></span><br />
<br />
<b>Mengatasi hipertensi:</b><br />
Ambil 500 gr wortel cuci bersih kemudian potong-potong, beri sedikit air matang, lalu diblender. Saring, dan minum segera. Usahakan untuk rutin meminum air wortel ini 3 kali dalam sehari.<br />
<br />
<b>Mengatasi demam pada anak:</b><br />
Ambil 200 gr wortel kemudian cuci bersih. Parut dan peras sampai keluar sarinya. Rebus air perasannya, minum selagi hangat.<br />
<br />
<b>Mengatasi luka bakar:</b><br />
Wortel ditumbuk hingga halus dan dioleskan pada luka bakar. Lakukan sesering mungkin sampai luka tidak terasa panas.<br />
<br />
<b>Menyembuhkan batuk:</b><br />
Ambil sebatang wortel lalu bersihkan dan parut. Beri beberapa sendok air panas dan peras. Tambahkan sedikit gula aren, aduk sampai rata. Minum 2 kali dalam sehari.<br />
<br />
<b>Mengatasi nyeri haid:</b><br />
250 gr wortel cuci bersih lalu potong-potong. Tambahkan sedikit air, lalu lender. Usahakan untuk meminum ramuan ini setidaknya 2 kali dalam sehari.<br />
<br />
<b>Mengatasi sembelit:</b><br />
Ambil 2 wortel yang masih muda lalu cuci bersih dan parut. Tambahkan 2 sdm air matang dan sedikit garam, lalu peras. Minum airnya 2 kali sehari.<br />
<br />
<b>Menghaluskan wajah:</b><br />
Ambil 2 – 3 wortel yang sudah dikupas bersih, lalu cuci dan parut. Kemudian langsung oleskan pada wajah sebagai masker. Tunggu sampai kering. Bilas.<br />
<br />
<br />
<b>SUMBER:</b><br />
<div style="background-color: white;"><a href="http://www.resep.web.id/"><b>Resep</b></a></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-43254454122582318852011-06-13T16:01:00.000-07:002011-11-18T13:19:41.691-08:00Budidaya Kentang<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayakentang"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSrHQ9R3pWGQYmk2rnVOeX42XV-iE5B0qO4i6_S4191PP2NuKT6Phnl3q-HF1Oypk6gUslNpY4D8Dy3AdlyzRlDPlHrJHgxHZ3sm95aHNfNa9cSlaORCtjCYabs0W8Y96L3RHjMbK7Oloa/s1600/kentang.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSrHQ9R3pWGQYmk2rnVOeX42XV-iE5B0qO4i6_S4191PP2NuKT6Phnl3q-HF1Oypk6gUslNpY4D8Dy3AdlyzRlDPlHrJHgxHZ3sm95aHNfNa9cSlaORCtjCYabs0W8Y96L3RHjMbK7Oloa/s200/kentang.jpg" width="190" /></a><span style="font-size: large;"><b>Pembibitan</b></span><br />
<b><i>Bibit tanaman kentang berasal dari umbi</i>.</b><br />
<br />
<ul><li>Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram. Pilih umbi yang cukup tua antara 150-180 hari, umur tergantung varietas, tidak cacat, umbi baik, varietas unggul.</li>
<li>Umbi disimpan di dalam rak/peti di gudang dengan sirkulasi udara yang baik (kelembaban 80-95%). Lama penyimpanan 6-7 bulan pada suhu rendah dan 5-6 bulan pada suhu 25o C.</li>
<li>Pilih umbi dengan ukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas.</li>
<li>Gunakan umbi yang akan digunakan sebagai bibit hanya sampai generasi keempat saja.</li>
<li>Setelah bertunas sekitar 2 cm, umbi siap ditanam.</li>
<li>Bila bibit diusahakan dengan membeli, (usahakan bibit yang kita beli bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa dan dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi yang dibelah harus direndam dulu di dalam larutan Dithane M-45 selama 5-10 menit. Walaupun pembelahan menghemat bibit, tetapi bibit yang dibelah menghasilkan umbi yang lebih sedikit daripada yang tidak dibelah. Hal tersebut harus diperhitungkan secara ekonomis.</li>
</ul><br />
<span style="font-size: large;"><b>Persiapan Lahan</b></span><br />
<br />
<ul><li>Lahan dibajak sedalam 30-40 cm sampai gembur benar supaya perkembangan akar dan pembesaran umbi berlangsung optimal. Kemudian tanah dibiarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan.</li>
<li>Pada lahan datar, sebaiknya dibuat bedengan memanjang ke arah Barat-Timur agar memperoleh sinar matahari secara optimal, sedang pada lahan berbukit arah bedengan dibuat tegak lurus kimiringan tanah untuk mencegah erosi. Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Lebar dan jarak antar bedengan dapat diubah sesuai dengan varietas kentang yang ditanam. Di sekeliling petak bedengan dibuat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.</li>
</ul><br />
<span style="font-size: large;"><b>Penanaman</b></span><br />
<b><i>Pemupukan Dasar</i></b><br />
<br />
<ul><li>Pupuk dasar organik berupa kotoran ayam 10 ton/ha, kotoran kambing sebanyak 15 ton/ha atau kotoran sapi 20 ton/ha diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau pada lubang tanam.</li>
</ul><i><br />
</i><br />
<b><i>Cara Penanaman</i></b><br />
<ul><li>Bibit yang diperlukan jika memakai jarak tanam 70 x 30 cm adalah 1.300-1.700 kg/ha dengan anggapan umbi bibit berbobot sekitar 30-45 gram.</li>
<li>Jarak tanaman tergantung varietas. Dimanat dan LCB 80 x 40 sedangkan varietas lain 70 x 30 cm.</li>
<li>Waktu tanam yang tepat adalah diakhir musim hujan pada bulan April-Juni, jika lahan memiliki irigasi yang baik/sumber air kentang dapat ditanam dimusim kemarau. Jangan menanam dimusim hujan. Penanaman dilakukan dipagi/sore hari.</li>
<li>Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit dimasukkan ke lubang tanam, ditimbun dengan tanah dan tekan tanah di sekitar umbi. Bibit akan tumbuh sekitar 10-14 hst.</li>
<li>Mulsa jerami perlu dihamparkan di bedengan jika kentang ditanam di dataran medium.</li>
</ul><br />
<span style="font-size: large;"><b>Pemeliharaan</b></span><br />
<b><i>Penyulaman</i></b><br />
<br />
<ul><li>Untuk mengganti tanaman yang kurang baik, maka dilakukan penyulaman. Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang telah disiapkan bersamaan dengan bibit produksi. Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati/kurang baik tumbuhnya dan ganti dengan tanaman baru pada lubang yang sama.</li>
</ul><i><br />
</i><br />
<b><i>Penyiangan</i></b><br />
<ul><li>Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan. Jadi penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman. Penyiangan harus dilakukan pada fase kritis yaitu vegetatif awal dan pembentukan umbi.</li>
</ul><i><br />
</i><br />
<b><i>Pemangkasan Bunga</i></b><br />
<ul><li>Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara untuk pembentukan umbi dan pembungaan.</li>
</ul><i><br />
</i><br />
<b><i>Pemupukan</i></b><br />
<ul><li>Selain pupuk organik, maka pemberian pupuk anorganik juga sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk yang biasa diberikan Urea, ZA, Sp36 dan KCl. Perkiraan dosis dan waktu aplikasi pemupukan disajikan pada Tabel 13.</li>
<li>Pupuk anorganik diberikan ke dalam lubang pada jarak 10 cm dari batang tanaman kentang.</li>
</ul> <b>Rekomendasi pupuk untuk kentang pada tanah mineral dgn tingkat kandungan P dan K sedang</b><br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 19.6pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-table-layout-alt: fixed; mso-yfti-tbllook: 1184;"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;"> <td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Umur</b></div></td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Urea</b></div></td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">ZA</b></div></td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">SP36</b></div></td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">KCI</b></div></td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Target PH</b></div></td> </tr>
<tr style="height: 15.15pt; mso-yfti-irow: 1;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 15.15pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"><div class="MsoNormal"><br />
</div></td> <td colspan="4" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 15.15pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 127.6pt;" valign="top" width="170"><div class="MsoNormal">Kg/ha/Musim Tanam</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 15.15pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76"><div class="MsoNormal">6.5</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"><div class="MsoNormal">perplant</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal">47</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal">100</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal">311</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal">56</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76"><div class="MsoNormal">-</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 3;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"><div class="MsoNormal">3 MST</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal">93</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal">200</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal"><br />
</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal">112</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76"><div class="MsoNormal">-</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 4; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 49.6pt;" valign="top" width="66"><div class="MsoNormal">6 MST</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal">47</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal">100</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 35.45pt;" valign="top" width="47"><div class="MsoNormal"><br />
</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal">56</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 2.0cm;" valign="top" width="76"><div class="MsoNormal">-</div></td> </tr>
</tbody></table><b> MST= Minggu Setelah Tanam</b><br />
<br />
<b><i>Pengairan</i></b><br />
<br />
<br />
<ul><li>Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air. Pengairan harus dilakukan secara rutin tetapi tidak berlebihan. Pemberian air yang cukup membantu menstabilkan kelembaban tanah sebagai pelarut pupuk. Selang waktu 7 hari sekali secara rutin sudah cukup untuk tanaman kentang. Pengairan dilakukan dengan cara disiram dengan gembor/embrat/dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).</li>
</ul><br />
<span style="font-size: large;"><b>Panen</b></span><br />
<b><i>Ciri dan Umur Panen</i></b><br />
<br />
<ul><li>Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Pada varietas kentang genjah, umur panennya 90-120 hari; varietas medium 120-150 hari; dan varietas dalam 150-180 hari.</li>
<li>Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap panen kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.</li>
</ul><i><br />
</i><br />
<b><i>Cara Panen</i></b><br />
<ul><li>Waktu memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore hari/pagi hari dan dilakukan pada saat hari cerah. Cara memanen yang baik adalah sebagai berikut: cangkul tanah disekitar umbi kemudian angkat umbi dengan hati hati dengan menggunakan garpu tanah. Setelah itu kumpulkan umbi ditempat yang teduh. Hindari kerusakan mekanis waktu panen.</li>
</ul><br />
<br />
<b>SUMBER:</b><br />
<a href="http://budidaya-pertanian.ikutngeblog.info/"><b>Budidaya Pertanian</b></a><br />
<br />
#########<br />
#################<br />
#################################<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="color: blue; font-size: large;"><b>Khasiat / Manfa'at Kentang</b></span><br />
<ol><li><b>Berat badan </b><br />
Kentang kaya akan karbohidrat dan kurang protein. Hal ini menjadikan kentang makanan yang ideal bagi mereka yang ingin meningkatkan berat badan. Vitamin yang terkandung dalam kentang seperti vitamin C dan B kompleks juga penting untuk penyerapan karbohidrat. </li>
<li><b>Pencernaan </b><br />
Karena kentang kaya karbohidrat, sehingga mudah untuk dicerna dan memperlancar pencernaan. Hal ini membuat kentang manjadi makanan baik bagi pasien, bayi dan orang-orang yang mengalami masalah pencernaan.</li>
<li><b>Perawatan kulit </b><br />
Vitamin-C, Vitamin B-kompleks dan mineral seperti kalium, fosfor, magnesium, dan seng adalah sumber yang baik untuk kesehatan kulit. Ampas kentang yang dilumatkan dan dicampur dengan madu, juga dapat digunakan sebagai pembersih keriput dan noda kulit lainnya akibat penuaan. </li>
<li><b>Fungsi otak </b><br />
Kinerja otak sangat tergantung pada pasokan oksigen, kadar glukosa, magnesium, vitamin B kompleks dan beberapa hormon, seperti asam amino dan asam lemak seperti omega-3 asam lemak. Kentang memenuhi hampir semua kebutuhan yang disebutkan di atas. Selain itu, kentang juga mengandung zat tertentu seperti seng dan fosfor yang baik untuk otak juga. </li>
<li><b>Peradangan </b><br />
Nutrisi yang terkandung dalam kentang seperti vitamin C, vitamin B dan potasium adalah sumber yang baik untuk meredakan peradangan, baik internal maupun eksternal seperti radang usus dan sistem pencernaan. Karena lembut dan mudah dicerna membuat kentang makanan yang baik bagi mereka yang memiliki luka mulut. </li>
<li><b>Rematik </b><br />
Beberapa nutrisi seperti vitamin, kalsium dan magnesium dalam kentang dapat membantu mengurangi rematik.</li>
</ol><br />
<br />
<b>SUMBER:</b><br />
<a href="http://zonakesehatan.wordpress.com/"><b>Zone Kesehatan</b></a><br />
<br />
<b>Semoga Bermanfa'at</b>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6315817099087998303.post-17202933073592728152011-06-13T15:04:00.000-07:002011-11-18T13:18:11.649-08:00Budidaya Tomat Hidroponik<div style="text-align: center;"><a href="http://adf.ly/1082020/budidayatomathidroponik"><br />
<button><b>Download</b></button></a>pdf</div><br />
<div style="background-color: #cccccc;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBvSlNGUOyIrcpYqXZileX2K3HyNzZuRwRAbLO_JHLUccktKW99ikkVsIH0NNwT2l2PyP2iX3WcUQF9Nmp_tP9Lv7b_apAnwR1JLzQ-11X2cc-tWLGjk9MULA-2orJOAekQ6LHYhkKvJuj/s1600/tomat+hidroponik.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="75" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBvSlNGUOyIrcpYqXZileX2K3HyNzZuRwRAbLO_JHLUccktKW99ikkVsIH0NNwT2l2PyP2iX3WcUQF9Nmp_tP9Lv7b_apAnwR1JLzQ-11X2cc-tWLGjk9MULA-2orJOAekQ6LHYhkKvJuj/s200/tomat+hidroponik.JPG" width="100" /></a><b>Persemaian</b></div><div style="background-color: #ffe599;">Rumah Pembibitan</div><ul><li>Rumah bibit terbuat dari kayu/besi, dengan atap plastik UV (Ultra Violet Resistant). Lebar 6.4 m, tinggi bagian depan 25.2 m, double span, dan panjang sesuai dengan keperluan. Diding Rumah bibit ditutup dengan ‘insect screen’ (mesh >40). Bentuk sama dengan bentuk Greenhouse produksi. Lokasi hendaknya dekat dengan emplasemen.</li>
<li> Di dalam rumah bibit dibuat bangku dari kayu/besi yang digunakan untuk meletakkan panel bibit. Juga diberi naungan paranet 55%.</li>
</ul><a name='more'></a><br />
<div style="background-color: #ffe599;">Alat Persemaian</div><ul><li>Tray Semai : tray semai terbuat dari bahan plastik/mika, yang bisa ditutup agar tetap lembab.</li>
<li> Kertas Tissue : kertas tissue yang mudah menyerap air yang akan digunakan untuk mengecambahkan benih.</li>
<li>Sprayer (Hand Sprayer): volume 1 liter.</li>
<li>Pinset : digunakan untuk transplanting.</li>
<li>Panel bibit: isi 113 tanaman per panel.</li>
<li>Media semai : Rockwool (‘Grodan’) yang diisikan pada panel semai, atau media semai lain.<br />
</li>
</ul><div style="background-color: #ffe599;">Penyemaian Benih</div><ul><li>Letakkan 3-5 lapis kertas tissue ke dalam tray semai, kemudian basahi dengan air secukupnya.</li>
<li> Benih sebanyak 100-200 ditebar diatas kertas tissue yang telah dibasahi. Kemudian tray semai di tutup (klip/stapler) biarkan selama 5-7 hari di tempat yang tidak terkena cahaya langsung. Sebaiknya tray semai disimpan dalam ruang gelap sampai benih berkecambah.</li>
<li>Pertahankan agar kertas tissue selalu dalam keadaan lembab.<br />
</li>
</ul><div style="background-color: #ffe599;">Transplanting</div><ul><li>Isi Panel semai (Panel 113) dengan rockwool sampai penuh, dan basahi dengan air. Rockwool dipotong dengan ukuran 2x2x5 cm (sesuai dengan lubang panel). Bila menggunakan media lain isikan pada sel tray sampai penuh.</li>
<li> Benih yang sudah berkecambah di-transplanting/pindahkan dari tray semai ke panel semai menggunakan pinset. Setiap lubang diisi dengan 1 bibit tanaman.</li>
<li>Simpan panel semai di dalam rumah bibit sampai siap tanam (4-5 minggu). Siram bibit setiap hari dengan nutrisi, dan setiap 4 hari disiram dengan Gandasil-D dengan konsentrasi2 g/liter.<br />
</li>
</ul><br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Persiapan Nutrisi</b></div><ul><li>Nutrisi yang dipakai adalah AB mix yang terdiri dari larutan nutrisi Stok A dan Stok B.</li>
<li> Nutrisi dilarutkan di dalam container A dan container B dengan volume masing-maing 90 liter.</li>
<li>Larutan stok A mengandung: KNO3, Ca(NO3)2, NH4NO3, FeEDTA, sedangkan Larutan stok B mengandung: KNO3, K2SO4, KH2PO4, MgSO4, MnSO4, CuSO4, ZnEDTA, H3BO3 dan NH4-MoO4.</li>
<li>Usahakan seluruh nutrisi teraduk secara merata pada masing-masing container.</li>
<li>Keperluan nutrisi <a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-tomat-hidroponik.html">Tomat</a> disajikan pada Tabel.<br />
</li>
</ul> <i>Keperluan unsur hara makro pada tomat</i><br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 55.05pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-yfti-tbllook: 1184;"><tbody>
<tr style="background-color: #cccccc;"><td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">NO</b></div></td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.75pt;" valign="top" width="85"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Unsur Hara</b></div></td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 99.25pt;" valign="top" width="132"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Jumlah (Meq/liter)</b></div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1;"> <td style="background-color: #eeeeee; border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt; width: 1cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">1</b></div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.75pt;" valign="top" width="85"><div class="MsoNormal">Kalsium</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 99.25pt;" valign="top" width="132"><div class="MsoNormal">8.85</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2;"> <td style="background-color: #eeeeee; border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt; width: 1cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">2</b></div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.75pt;" valign="top" width="85"><div class="MsoNormal">Magnesium</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 99.25pt;" valign="top" width="132"><div class="MsoNormal">2.00</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 3;"> <td style="background-color: #eeeeee; border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt; width: 1cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">3</b></div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.75pt;" valign="top" width="85"><div class="MsoNormal">Kalium</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 99.25pt;" valign="top" width="132"><div class="MsoNormal">5.385</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 4;"> <td style="background-color: #eeeeee; border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt; width: 1cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">4</b></div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.75pt;" valign="top" width="85"><div class="MsoNormal">Amonium</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 99.25pt;" valign="top" width="132"><div class="MsoNormal">1.389</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 5;"> <td style="background-color: #eeeeee; border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt; width: 1cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">5</b></div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.75pt;" valign="top" width="85"><div class="MsoNormal">Nitrat</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 99.25pt;" valign="top" width="132"><div class="MsoNormal">3.758</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 6;"> <td style="background-color: #eeeeee; border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt; width: 1cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">6</b></div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.75pt;" valign="top" width="85"><div class="MsoNormal">Sulfat</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 99.25pt;" valign="top" width="132"><div class="MsoNormal">2.354</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 7; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="background-color: #eeeeee; border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt; width: 1cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">7</b></div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.75pt;" valign="top" width="85"><div class="MsoNormal">Phosphat</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 99.25pt;" valign="top" width="132"><div class="MsoNormal">0.619</div></td> </tr>
</tbody></table><br />
<i>Keperluan unsur hara mikro pada tomat</i><br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;"><td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">NO</b></div></td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.75pt;" valign="top" width="85"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Unsur hara</b></div></td> <td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 78.0pt;" valign="top" width="104"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Jumlah (ppm)</b></div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">1</b></div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.75pt;" valign="top" width="85"><div class="MsoNormal">Fe</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 78.0pt;" valign="top" width="104"><div class="MsoNormal">2.14</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">2</b></div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.75pt;" valign="top" width="85"><div class="MsoNormal">B</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 78.0pt;" valign="top" width="104"><div class="MsoNormal">1.20</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 3;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">3</b></div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.75pt;" valign="top" width="85"><div class="MsoNormal">Zn</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 78.0pt;" valign="top" width="104"><div class="MsoNormal">0.26</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 4;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">4</b></div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.75pt;" valign="top" width="85"><div class="MsoNormal">Cu</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 78.0pt;" valign="top" width="104"><div class="MsoNormal">0.048</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 5;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">5</b></div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.75pt;" valign="top" width="85"><div class="MsoNormal">Mn</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 78.0pt;" valign="top" width="104"><div class="MsoNormal">0.18</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 6; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 1.0cm;" valign="top" width="38"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">6</b></div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 63.75pt;" valign="top" width="85"><div class="MsoNormal">Mo</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 78.0pt;" valign="top" width="104"><div class="MsoNormal">0.046</div></td></tr>
</tbody></table><br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Persiapan Media Tanam</b></div><div style="background-color: #ffe599;">Pembuatan Arang sekam</div><ul><li>Sekam padi kering dituangkan ke tungku pembakaran, 3 karubng di atas pemanggang dan 2 karung di bawah pemanggang atau di lantai tungku.</li>
<li>Keran air dari bak penampungan air dibuka dan air dibiarkan mengalir melalui pipa besi spiral yang dihubungkan dengan pipa pembuangan.</li>
<li> Bahan bakar disiramkan secukupnya pada sekam di kedua sisi lantai tungku kemudian api disulutkan dan sekam dibiarkan terbakar merata di atas pemanggang.</li>
<li>Sekam yang membara dibiarkan berjatuhan ke lantai tungku, dan tumpukan sekam di atas pemanggang diaduk-aduk dengan tongkat pengaduk sehingga lebih banyak sekam membara yang berjatuhan ke lantai tungku.</li>
<li>Pengadukan juga dilakukan pada tumpukan sekam dilantai tungku sehingga pengarangan sekam terjadi secara merata.</li>
<li>Sekam yang telah terbakar merata dan menjadi arang di lantai tungku ditarik dengan tongkat pengaduk ke bak penampungan arang sekam, kemudian disiram dengan air bersih sampai bara api padam. Hal ini dilakukan untuk mencegah hancurnya arang sekam menjadi abu.<br />
</li>
</ul><div style="background-color: #ffe599;">Pengisian Polybag</div><ul><li>Arang sekam yang telah dingin dimasukkan ke dalam polybag sebanyak 2 kg setiap polybag, kemudian diletakkan di bangku tanam sesuai dengan jarak tanam.</li>
<li> Pada tiap bangku tanam ditempatkan dua baris polybag yang letaknya berselingan (zig-zag).</li>
<li>Jarak antar baris 50 cm sedangkan jarak polybag dalam satu baris tanaman adalah 40 cm.<br />
</li>
</ul><br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Penanaman</b></div><ul><li> Bibit yang telah berumur 4-5 minggu di persemaian, mempunyai tinggi 10 – 15 cm, atau 4 daun yang terbuka penuh siap untuk ditanam sesuai dengan jadwal tanam.</li>
<li>Media tanam arang sekam, sebelum ditanami diberi larutan nutrisi sebanyak 50 ml per polibag dan ditaburi Furadan 3 G secukupnya.</li>
<li> Bibit di panel semai sebelum ditanam disiran dahulu dengan air untuk memudahkan pencabutan bibit.</li>
<li>Bibit beserta media semai (rockwool) ditanam di tengah polybag yang sebelumnya telah disiapkan.</li>
<li>Daun-daun bibit dijaga dari percikan nutrisi dan diusahakan tidak menyentuh arang sekam.</li>
</ul><br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Pemeliharaan</b></div><div style="background-color: #ffe599;">Pemupukan dan Penyiraman</div><ul><li> Pemberian nutrisi pada sistem hidroponik dilakukan bersamaan dengan penyiraman (Fertigasi), dan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam sistem hidroponik.</li>
<li>Jumlah nutrisi yang diberikan tidak sama tergantung pada umur tanaman dan kondisi cuaca.</li>
<li> Pda kondisi cuaca normal (suhu 25o C, kelembaban 80%) pemberian nutrisi dilakukan setiap jam sekali, pada cuaca mendung diberikan setiap 1.5 jam sekali, dan jika hujan diberikan 2-2.5 jam sekali.</li>
<li>Pemberian nutrisi dilakukan semenjak awal pertanaman sampai tanaman panen, mulai pukul07.00 – 16.30. Pada malam hari tidak dilakukan pemberian nurtisi.</li>
<li>Pada jam 07:00 – 09:00 suhu rumah kaca normal, maka pemberian dapat dilakukan setiap satu jam. Akan tetapi setelah pukul 09:00 – 16:00 shu rumah kaca diatas normal sehingga pemberian harus disesuaikan. Catatan: pemberian nutrisi dilakukan sampai kapasitas lapang (tidak terjadi luber). Jumlah dan saat pemberian nutrisi disajikan pada Tabel.</li>
</ul><i>Tabel pemberian nutrisi pada tanaman</i><br />
<i>Berdasarkan kondisi suhu rumah kaca</i><br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid"><tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;"><td style="border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 69.05pt;" valign="top" width="92"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Umur Tanaman</b></div></td> <td colspan="4" style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 179.0pt;" valign="top" width="239"><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Waktu pemberian nutrisi (Pukul)</b></div></td> </tr>
<tr style="height: 21.75pt; mso-yfti-irow: 1;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 21.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 69.05pt;" valign="top" width="92"><div class="MsoNormal"><br />
</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 21.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 37.25pt;" valign="top" width="50"><div class="MsoNormal">07:00</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 21.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 36.05pt;" valign="top" width="48"><div class="MsoNormal">08:00</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 21.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 36.05pt;" valign="top" width="48"><div class="MsoNormal">09:00</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 21.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 69.65pt;" valign="top" width="93"><div class="MsoNormal">09:30-16:00</div></td> </tr>
<tr style="height: 16.5pt; mso-yfti-irow: 2;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 16.5pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 69.05pt;" valign="top" width="92"><div class="MsoNormal"><br />
</div></td> <td colspan="4" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 16.5pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 179.0pt;" valign="top" width="239"><div class="MsoNormal">……………………..cc………………………….</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 3;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 69.05pt;" valign="top" width="92"><div class="MsoNormal">1-8 MST</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 37.25pt;" valign="top" width="50"><div class="MsoNormal">100</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 36.05pt;" valign="top" width="48"><div class="MsoNormal">100</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 36.05pt;" valign="top" width="48"><div class="MsoNormal">100</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 69.65pt;" valign="top" width="93"><div class="MsoNormal">100</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 4;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 69.05pt;" valign="top" width="92"><div class="MsoNormal">5-9 MST</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 37.25pt;" valign="top" width="50"><div class="MsoNormal">150</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 36.05pt;" valign="top" width="48"><div class="MsoNormal">150</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 36.05pt;" valign="top" width="48"><div class="MsoNormal">150</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 69.65pt;" valign="top" width="93"><div class="MsoNormal">150</div></td> </tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 5; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 69.05pt;" valign="top" width="92"><div class="MsoNormal">10-15 MST</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 37.25pt;" valign="top" width="50"><div class="MsoNormal">200</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 36.05pt;" valign="top" width="48"><div class="MsoNormal">200</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 36.05pt;" valign="top" width="48"><div class="MsoNormal">200</div></td> <td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 69.65pt;" valign="top" width="93"><div class="MsoNormal">200</div></td></tr>
</tbody></table><b>MST=Minggu Setelah Tanam</b><br />
<br />
<div style="background-color: #ffe599;">Penaungan</div><ul><li>Bila terlalu panas naungi tanaman (terutama tanaman yang masih muda) dengan Paranet dengan intensitas naungan 55%. </li>
<li>Selanjutnya naungan bisa dipergunakan terus atau sesuai dengan keperluan untuk mengatur kualitas tanaman.</li>
</ul><div style="background-color: #ffe599;">Pupuk Daun</div><ul><li>Aplikasi pupuk daun dilakukan bila diperlukan. Dan harus diberhentikan 10 hari sebelum pemanenan.</li>
</ul><br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Pengendalian Hama dan Penyakit</b></div><ul><li>Pengendalian HPT dilakukan bila perlu saja, yaitu bila terlihat gejala adanya serangga atau penyakit.</li>
<li>Jangan menggunakan bahan <b>KIMIA/PESTISIDA</b> yang <b>BERLEBIHAN</b> untuk pengendalian HPT.</li>
<li>Hama Thrips biasa dikendalikan menggunakan : Ripcord 50 EC (2cc/l), atau Matador 25 EC(2cc/l), atau Decis 2.5 EC(2 cc/l air).</li>
<li>Hama Mite dikendalikan dengan Omite 570 EC (2cc/l) atau Kelthane MF (2cc/l).</li>
<li>Penyakit Bercak Daun Cercospora dapat dikendaliakan dengan Daconil 75 WP (2cc/l)</li>
</ul><br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Pengajiran</b></div><ul><li>Tanaman diajir pada umur 2-3 minggu setelah tanam mengunakan ajir benang yang dilitikan pada kawat yang dibentang dalam greenhouse setinggi 3m.</li>
<li>Ajir tali digantung vertikal dan ujungnya diikatkan pada batang Tomat.</li>
<li>Pengikatan dilakukan dengan tepat dan kuat akan tetapi tidak sampai melukai atau memotong tanaman.</li>
</ul><br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Pengecekan Larutan Nutrisi</b></div><ul><li>Kondisi nutrisi tanaman dikontrol dengan menggunkan alat EC (Electric Conductivity )meter. EC meter mengukur kandungan garam total di dalam larutan nutrisi.</li>
<li> Nutrisi yang diberikan mempunyai EC antara 1.6 –1.7 m mhos/cm, dan diharapkan akan meningkat menjadi 2.0 – 2.5 m mhos/cm di media tanam arang sekam setelah sehari dilakukan pemberian nutrisi.</li>
<li>Bila EC kurang dari 2 m mhos/cm harus dinaikkan dengan cara menambah nutrisi. Bila EC lebih dari 2.5 m mhos/cm sebaiknya diturunkan secara bertahan dengan cara penyiraman dengan air saja.</li>
</ul><br />
<hr /><div style="background-color: #cccccc;"><b>Panen dan Pasca Panen</b></div><ul><li>Panen pertama dapat dilakukan mulai 9 minggu setelah tanam. Panen berikutnya setiap 5-7 hari sekali.</li>
<li>Buah yang sudah dipanen segera disortir (dipisahkan) berdasarkan grade yang dengan sesuai pesanan pasar.</li>
</ul><br />
SUMBER:<br />
<a href="http://budidaya-pertanian.ikutngeblog.info/">Budidaya Pertanian</a><br />
<br />
<hr /><hr /><hr /><h3><a href="http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-tomat-hidroponik.html">Khasiat Manfaat Tomat</a></h3><ul><li>Membantu menurunkan resiko gangguan jantung.</li>
<li>Menghilangkan kelelahan dan menambah nafsu makan.</li>
<li>Menghambat pertumbuhan sel kanker pada prostat, leher rahim, payudara dan endometrium.</li>
<li>Memperlambat penurunan fungsi mata karena pengaruh usia (age-related macular degeneration).</li>
<li>Mengurangi resiko radang usus buntu.</li>
<li>Membantu menjaga kesehatan organ hati, ginjal, dan mencegah kesulitan buang air besar.</li>
<li>Menghilangkan jerawat.</li>
<li>Mengobati diare.</li>
<li>Meningkatkan jumlah sperma pada pria.</li>
<li>Memulihkan fungsi lever.</li>
<li>Mengatasi kegemukan.</li>
</ul><hr /><hr /><hr /><b>Semoga Bermanfaat</b><br />
:<br />
::Unknownnoreply@blogger.com1