Aquaculture Untuk Pembangunan Pedesaan
Nila atau tilapia berasal dari negara Afrika, tetapi telah diperkenalkan di beberapa negara, di seluruh dunia termasuk INDONESIA. ikan nila tahan terhadap serangan penyakit, mudah berkembang biak, makan berbagai jenis makanan dan bertoleransi dengan kualitas air yang buruk dengan kadar oksigen yang rendah.
Sebagian besar akan tumbuh di air payau dan beberapa akan beradaptasi dengan baik di air laut. Karakter ini membuat nila cocok untuk dibudidayakan hampir disemua negara.
Mereka paling sering dibudidayakan di kolam, danau dan sawah.
Masalah Kelebihan Populasi di Kolam
Reproduksi alami Sepesies Ikan nila terjadi dalam salah satu dari dua cara, Spesies Oreochromis Aureus, O.Mossambicus, dan O.niloticus disebut mouth-brooder (telur dalam mulut). Betina mengerami dan menetaskan telur dalam mulutnya setelah mereka diletakan dan dibuahi oleh nila jantan.
Spesies T.Rendalli dan T.Zilli disebut Substrat petelur karena telur diletakan dan menetas dibawah substrat dalam sarang yang digali oleh jantan dan betina. Induk memelihara telur dan larva tetapi tidak melindungi mereka di mulutnya.
Kemudahan menghasilkan telur dan larva membuat mereka menghasilkan keturunan yang banyak dan tentunya menguntungkan untuk di budidayakan. Namun, sifat ini juga menimbulkan masalah, tingkat kelangsungan hidup dan tumbuh ikan kecil sangat tinggi menjadikan kolam ramai dan sesak, ikan menjadi terhambat pertumbuhannya karena pasokan makanan alaminya organisme yang ada dikolam habis, hampir 70% lebih dari populasi berat ikan nila munkin kurang dari 100gram, maka dari itu memerlukan teknik khusus dalam membudidayakannya supaya ikan yang didapat beratnya bisa lebih dari 150 gram
Metode Untuk Mengendalikan Reproduksi
Tujuh metode berikut digunakan untuk mengontrol rproduksi ikan nila.
- Pemanenan berkala nila larva dan ikan kecil dengan jaring untuk mengurangi persaingan makan
-Efektif dalam kolam kecil
-Tenaga kerja intensif
-Memerlukan sedikit keterampilan - Pemisahan jenis kelamin setelah masa pertumbuhan awal (budidaya monosex)
-Jantan tumbuh lebih cepat daripada betina
-Sulit untuk kolam besar karena sejumlah ikan yang dibutuhkan dan prosesnya lambat
-Kesalahan yang dibuat pada pemisahan sexing adalah sekitar 90%
-Memerlukan tenagakerja terlatih - Stocking hibrida (Kawin silang) anak ikan "semua jantan".
-Jantan tumbuh lebih cepat daripada betina
-Membutuhkan persediaan bibit induk murni
-Memerlukan fasilitas penetasan khusus dan tenaga terampil
-Fingerlings hibrida mahal untuk di produksi - Budidaya terapung yang digantung diatas kolam
-Jatuhnya telur ikan melalui jaring mencegah populasi anak ikan yang terlalu banyak dan berdesak-desakan dalam jaring
-Budidaya kolam sistem apung biayanya mahal
-Memerlukan makanan kualitas tinggi dan perawatannya intensif - Budidaya nila dengan kepadatan yang sangat tinggi di kolam
-Berkerumun dalam jumlah banyak mengurangi dorongan untuk bereproduksi
-Diperlukan pemberian pakan dengan ransum tinggi secara intensif
-Pasokan air yang baik harus tersedia
-Memerlukan listrik, gas atau diesel perangkat aerasi
-Memerlukan keterampilan manajemen - Menyediakan dalam kolam, ikan liar sebagai anak ikan atau ikan dewasa dikolam ikan nila
-Mengendalikan reproduksi berlebihan
-Menghasilkan dua macam ikan
-Nila besar harus ditebar awalnya, atau mereka akan dimakan
-Seringkali sulit untuk mendapatkan jumlah memadai pemangsa fingerlings - Berikan pakan berhormon pada nila larva mulai dari umur dibawah 10hari sampai umur 21hari. dengan pemberian hormon jantan dapat menghasilkan "semua laki-laki" fingerlings.
-Hormon sulit untuk didapatkan
-Fasilitas penetasan dan membutuhkan tenaga terampil
Rangkuman Dari Pertimbangan Untuk Budidaya
Tabel berikut meringkas pertimbangan pertimbangan utama untuk budidaya nila di kolam, apung dan sawah.Hal ini dimaksudkan sebagai daftar periksa untuk/ bagi yang tertarik akan budidaya nila
Consideration | Pond | Culture Area Cage | Rice Field |
1,Culture methods -mixed sex -monosex -polyculture -integrated with crops -livestock integration 2.Minimum Size Of Culture Unit 3.Stocking rates for culture methods* -no fertilization or feeding -fertilization only -feeding only -fertilization and feeding 4.Size of stocked tilapia** -mixed-sex culture -monosex culture 5.Grow-out period in months 6.Average yield perharvest*** 7.Average harvest size -mixed-swex culture -monosex culture | Yes Yes Yes Yes Yes 100m2 ...... 1-2 1-2 2 5-15g 20-40g 4-6 1-4 mt tons 50-100g 150-300g | Yes Yes Yes Yes Yes/No 1 m3 ...... 50-100 250-500 250-500 10-15g 20-40g 4-6 5-50kg 80-150g 150-300g | Yes Yes Yes Yes Yes 1 0.3 0.3-0.5 0.3-0.5 1-2 5-15g 20-40g Variable 300-500kg 50-100g 100-200g |
**Tilapia at least20g are needed for monosex culture
***Ponds and rice fields are computed on a hiectare basis and cages on a per cubic meter basis.
Budidaya Jenis-jenis ikan nila
Sebetulnya ada banyak ikan nila, tapi hanya sedikit yang dibudidayakan secara luas diseluruh dunia saat ini. Daftar berikut klompok luas spesies nila yang mengeram telur dalam mulut induk betina dan petelur.
Induk mengeram telur dalam mulutnya (mouth brooders)
1.Oreochromis aureus biologi dan budidaya
a.Reproduksi
- Betina mengerami telurnya dimulutnya
- Suhu optimum 23-28*C
- Bertelur 3x atau lebih pertahun dengan jumlah 1.500 - 4.300 telur yang dihasilkan pertahun
- Telur menetas dalam 3 - 5 hari dan betina menjaga anak-anaknya 8 - 10 hari setelah telur menetas.
- Anak ikan memakan zooplankton
- Ikan dewasa memakan zooplankton dan fitoplankton, memakan rumput, organisme juga makan makanan yang di produksi (pellet)
- Lebih menyukai suhu 25 - 30*C
- Suhu rendah toleransi 8 - 9*C
- Tumbuh baik sampai salinites dari 16 - 20 bagian per seribu.
a.Reproduksi
- Betina mengeram telur dimulutnya
- Suhu optimum 23 - 28*C
- Dapat berkembang biak 6 -12x pertahun dengan 2.000 - 10.000 telur yang dihasilkan pertahun
- Telur menetas dalam 2 - 5 hari dan larva dijaga induknya selama 8 - 10hari.
- Anak ikan makan zooplankton
- Ikan dewasa makan zooplankton, fitoplankton dan makanan yang di produksi (pellet)
- Suhu optimum 25 - 30*C
- Temperatur rendah toleransi adalah 10 - 12*C
- Berkembangbiak dan tumbuh lebih baik di air payau.
a.Reproduksi
- Betina mengerami telur dimulutnya
- Suhu optimum 25 - 29*C
- Rata-rata 3 kali berkembang biak per tahun dengan sekitar 750 - 6.000 telur yang dihasilkan per tahun
- Telur menetas dalam 3 - 5 hari dan betina menjaga larva selama 8 - 10 hari setelah menetas.
- Anak ikan makan zooplankton
- Ikan dewasa makan zooplankton, fitoplankton, serangga dan organisme didalam kolam, juga makan makanan yang di produksi (pellet).
- Suhu optimum 25 - 30*C
- Toleransi suhu yang lebih rendah adalah 11*C
- Tumbuh dengan baik di air hingga 20bagian per seribu salinitas.
Substrat Petelur
1.Tilapia Rendalli biologi dan budidaya
a.Reproduksi
- Jantan dan betina menggali sarang, menetaskan telur dan menjaga larva dalam mulutnya
- Suhu optimum 25 - 30*C
- Pemijahan bisa terjadi pada interval 7minggu 12.000 - 20.000 telur yang dihasilkan per tahun
- Telur menetas dalam 5hari
- Anak ikan makan zooplankton
- Ikan dewasa makan rumput laut, serangga, alga dan makanan yang diproduksi (pellet).
- Suhu optimum 28*C
- Temperatur rendah toleransi 12 - 13*C
- Dapat mentolelir air payau.
2.Tilapia zilli
a.Reproduksi
- Induk jantan dan betina menggali sarang, menjaga telur dan anak ikan
- Suhu optimum 22 - 26*C
- Enam kali berkembang biak pertahun mungkin dengan sekitar 6.000 - 42.000 telur yang dihasilkan pertahun
- Telur menetas dalam 3 - 5hari
- Anak ikan makan zooplankton
- Ikan dewasa makan fitoplankton, daun, batang, tumbuh-tumbuhan air yang berakar dan pakan yang diproduksi (pellet).
- Suhu optimum 28*C
- Toleransi suhu yang lebih rendah adalah 8 - 9*C
- Tumbuh baik di airlaut kekuatan penuh.
Glosari
- Air payau : Campuran airtawar dan airlaut
- Pupuk : Suatu zat yang ditambahkan ke air untuk meningkatkan produksi makanan ikan alami organisme.
- Anak Ikan : Ikan baru menetas yang beratnya kurang dari 1g atau ukuran kurang dari 2.5cm
- Grouw-out pond / fasilitas : Sebuah kolam atau sarana lain yang digunakan untuk pembesaran ikan sampai ukuran yang dipasarkan
- Terintegrasi aquakultur : Sistem aquakultur yang terintegrasi dengan ternak atau produksi tanaman. Misalnya, Dengan menggunakan pupuk kandang hewan untuk memupuk kolam ikan untuk meningkatkan produksi dan air dari kolam untuk mengairi taman
- Hormon Jantanisasi : Suatu zat yang ketika diberi makan untuk nila larva mendorong jaringan terdiferensiasi untuk berkembang menjadi organ reproduksi jantan (testis)
- Manual Sexing : Memeriksa ikan untuk menentukan sex
- Diproduksi Makanan : Secara komersial untuk makanan olahan ikan atau ternak
- Campuran Budidaya Sexs : Budidaya jantan dan betina tumbuh dalam kolam yang sama
- Monosex Culture : Budidaya dari semua jantan untuk di pasarkan
- Mouth-Brooder : Ikan yang menetaskan telur dalam mulutnya
- Partial Harveting : Periodik pemanenan sebagian ikan dari fasilitas budidaya selama siklus budidaya
- Fitoplankton : Tumbuhan dalam air plankton
- Plankton : Berbagai mikroskopik, perairan organisme (tumbuhan dan hewan) yang berfungsi sebagai makanan bagi hewan air yang lebih besar / ikan.
- Polikultur : Budidaya simultan dua atau lebih spesies air dengan kebiasaan makanan yang berbeda.
- Predacious Fish (Ikan buas) : Sebuah spesies ikan yang memakan ikan sebagai makanan lain
- Spawning (Pemijahan) : Proses perkawinan untuk menghasilkan telur dan larva
- Substrat Spawner : Ikan yang bertelur pada beberapa bentuk substrat atau permukaan dimana mereka akan menetaskan
- Zooplankton : Renik binatang kecil dalam air-plankton
Sumber:
http://ikannila.com/Aquaculture-ikan-nila.htm
No comments:
Post a Comment