Budidaya Belimbing Manis


          SYARAT TUMBUH
1. Iklim
1) Untuk pertumbuhan dibutuhkan keadaan angin yang tidak terlalu kencang, karena dapat menyebabkan gugurnya bunga atau buah.

2) Curah hujan sedang, di daerah yang curah hujannya tinggi seringkali menyebabkan gugurnya bunga dan buah, sehingga produksinya akan rendah.

3) Tempat tanamnya terbuka dan mendapat sinar matahari secara memadai dengan intensitas penyinaran 45–50 %, namun juga toleran terhadap naungan (tempat terlindung).

4) Suhu dan kelembaban ataupun iklimnya termasuk tipe A (amat basah), B (agak basah), C (basah), dengan 6–12 bulan basah dan 0–6 bulan keing, namun paling baik di daerah yang mempunyai 7,5 bulan basah dan 4,5 bulan kering.

2. Media Tanam
1) Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok pula untuk tanaman belimbing. Tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik.

2) Derajat keasaman tanah untuk tanaman belimbing yaitu memiliki pH 5,5–7,5.

3) Kandungan air dalam tanah atau kedalaman air tanah antara 50–200 cm dibawah permukaan tanah.

3. Ketinggian Tempat
      Ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman belimbing yaitu di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl.


          PEDOMAN BUDIDAYA
1. Pembibitan
1) Persyaratan Benih dan Bibit
      Teknologi produksi bibit unggul belimbing harus selalu menggunakan pohon induk unggul atau pembiakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten, dan susuan). Pembiakan secara generatif dengan biji tidak dianjurkan, karena hampir selalu memberikan keturunan berbeda dengan induknya (segregasi genetis). Oleh karena itu, pembiakan generatif (biji) hanya dimaksudkan untuk menghasilkan bibit batang bawah (onderstam) yang kelak digunakan pada perbanyakan vegetatif.

2) Penyiapan Benih
      Penyiapan bibit unggul belimbing dilakukan dengan cara pembiakan vegetatif (cangkok, okulasi, susuan dan enten). Khusus pada perbanyakan vegetatif dengan cara penyambungan (okulasi, enten, susuan) diperlukan batang bawah atau bibit onderstam yang berasal dari biji (pembiakan generatif). Tata cara penyiapan batang bawah untuk penyiapan biji (benih) belimbing sebagai berikut :
a) Pilih buah belimbing yang sudah matang dipohon dan keadaannya sehat serta berasal dari varietas unggul nasional ataupun lokal.
b) Ambil (keluarkan) biji dari buah dengan cara membelahnya, kemudian tampung dalam suatu wadah.
c) Cuci biji belimbing dengan air bersih hingga bebas dari lendirnya.
d) Keringanginkan biji belimbing ditempat teduh dan kering hingga kadar airnya berkisar antara 12–14 %.
e) Simpan biji belimbing dalam suatu wadah tertutup rapat dan berwarna, atau langsung disemai di persemaian.

3) Teknik Penyemaian Benih
      Penyiapan lahan persemaian meliputi tahapan sebagai berikut :
a) Tentukan (pilih) areal untuk lahan persemaian di tempat yang strategis dan tanahnya subur.
b) Olah tanahnya cukup dalam antara 30-40 cm hingga gembur, kemudian dikering-anginkan selama ± 15 hari.
c) Buat bedengan selebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Arah bedengan sebaiknya membujur posisi Utara-Selatan.
d) Tambahkan pupuk kandang yang matang dan halus sebanyak 2 kg/m2 luas bedengan sambil dicampurkan dengan tanah atas secara merata, kemudian rapikan bedengan dengan alat bantu papan kayu atau bambu ataupun cangkul.
e) Tancapkan tiang-tiang bambu di sisi Timur bedengan setinggi 100-150 cm dan di sisi Barat 75-100 cm, kemudian pasang pula palang-palang dari bilah bambu sambil diikat.
f) Pasang atap persemaian dari dedaunan (jerami) atau lembar plastik bening (transparan), sehingga bedengan persemaian lengkap dengan atapnya siap disemai biji belimbing.
Tatalaksana menyemai biji belimbing adalah sebagai berikut :
    a) Rendam biji belimbing dalam air dingin atau hangat kuku (55-60 derajat C) selama 30 menit atau lebih.
    b) Kecambahkan biji belimbing dengan cara disimpan dalam gulungan kain basah di tempat yang lembab selama beberapa waktu.
    c) Semai biji belimbing yang telah berkecambah pada lahan pesemaian. Caranya adalah biji disebar di sepanjang garitan atau alur-alur dangkal pada jarak antar alur sekitar 10-15 cm, kemudian tutup dengan tanah tipis.
    d) Biarkan kecambah tumbuh dan berkembang menjadi bibit muda.

4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
      Pemeliharaan bibit selama di pesemaian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a) Penyiraman (pengairan) secara kontinyu 1-2 kali sehari atau tergantung keadaan cuaca.
b) Pemupukan dengan pupuk Nitrogen (Urea, ZA) ataupun NPK yang dilarutkan dalam air dengan dosis 10 gram/10 liter untuk disiramkan pada media pesemaian setiap 3 bulan sekali.
c) Pengendalian hama atau penyakit dengan cara memotong bagian yang terserang parah, perbaikan drainase tanah dan penyemprotan pestisida pada konsentrasi rendah antara 30–50 % dari yang dianjurkan.

5) Pemindahan Bibit
      Penyapihan (pendederan bibit pada umur 6–8 bulan dari pesemaian ke dalam polibag atau keranjang atau lahan yang telah diisi media campuran tanah dengan pupuk kandang.


2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
      Luasan minimum yang diperlukan untuk operasional pembibitan adalah 2.000 m2, yang dapat menampung bibit sebanyak 5.000-10.000 bibit. Sedangkan lahan untuk pohon induk dapat disediakan tersendiri atau ditanam dalam lahan operasional. Syarat utama dalam pemilihan lahan adalah tersedianya air bagi tanaman, sebagai indikator alami ada atau tidaknya sumber air dapat digunakan pohon enau, karena umumnya pohon enau hidup di daerah yang banyak mengandung air. Ciri lain lahan yang mengandung air adalah daerah tersebut berada di suatu lembah bukit atau pegunungan. Lahan untuk tanaman belimbin di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl, dengan kedalaman air tanah antara 50–200 cm dibawah pemukaan tanah dan memiliki pH 5,5–7,5. Tanah lahannya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik, serta waktu penanaman yang paling baik di daerah yang mempunyai iklim antara 7,5 bulan basah dan 4,5 bulan kering.

2) Pembukaan Lahan
      Tentukan areal lahan yang strategis dan subur, cara pengolahan lahan (pembajakan/pengarukan dan pencangkulan) tanah lahan cukup dalam antara 30–40 cm hingga gembur, kemudian dikeringanginkan selama 15 hari. Tambahkan pada tanah lahan yang telah diolah pupuk kandang yang matang dan halus sebanyak 2 kg/m2 kemudian rapikan bedengan sambil dicampurkan dengan tanah atas secara merata, dan dirapikan dengan alat bantu papan kayu atau bambu atau cangkal dan selanjutnya lahan siap ditanami.

3) Pembentukan Bedengan
      Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 100–120 cm, tinggi 30 cm dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Bedengan sebaiknya membujur posisi Utara-Selatan. Pasang (tancapkan) tiang-tiang bambu di sisi Timur bedengan setinggi 100–150 cm, dan di sisi Barat 75–100 cm, kemudian pasang pula palang-palang sambil diikat. Selanjutnya pasang atap dari dedaunan (jerami) atau plastik bening (transparan) sehingga bedengan siap digunakan.


3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
      Penetuan jarak tanam dan pola tanam biasanya relatif tergantung pada luas lahan yang ada. Pada umumnya, bila areal lahan cukup luas maka jarak tanam antar tanaman belimbing dibuat sekitar 6 x 6 meter. Atau dapat pula digunakan dalan jarak tanam 5 x 5 m dengan pola tanam dalam bentuk kultur perkebunan secara permanen dan dipelihara intensif.

2) Pembuatan Lubang Tanam
      Sebelum bibit ditanam, terlebih dulu dibuat lubang tanam. Lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm. Lubang digali sedalam 50 cm, separuh tanah galian bagian atas dipisahkan, lubang diangin-anginkan selama 2-4 minggu. Setelah cukup dianginkan, tanah dibagian atas dicampur dengan pupuk kandang ayam
dengan perbandingan 1:1. Selain itu juga diberi pupuk NPK 20-10-10 sebanyak 1 genggam per lubang tanam. Kemudian campuran tanah dan pupuk itu dimasukkan kembali ke dalam lubang.

3) Cara Penanaman
      Lubang yang sudah dipersiapkan untuk ditanami seperti diatas, setelah diberi pupuk tidak langsung ditanami, tetapi dibiarkan selama 1 minggu setelah itu baru ditanami. Bila yang ditanam bibit okulasi klon B17, maka pada waktu ditanam di lapang harus dikombinasikan/diseling dengan bibit klon B2. Caranya,diantara 8 tanaman B17 ditengah-tengahnya ditanami B2. Kombinasi ini dimaksudkan untuk membantu penyerbukan, karena menurut seorang ahli, diduga belimbing klon B17 ini bersifat male sterile, sehingga perlu bantuan serbuk sari klon B2 dalam penyerbukannya.


4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
      Penjarangan dan penyulaman dimaksudkan agar buah lebih leluasa berkembang dan distribusi makanan hanya untuk buah yang dipelihara. Dalam penjarangan ini diusahakan tidak ada buah yang bergerombol atau berdempetan. Satu pohon diperkirakan hanya ada 100 buah belimbing yang dipelihara sampai besar.
Penjarangan dilakukan saat buah sebesar 2,5–5 cm, atau 5–10 hari setelah bunga bermekaran.

2) Penyiangan, Pembubunan dan Perempalan
      Penyiangan, pembubunan dan perempalan dilakukan agar tanaman belimbing menghasilkan buah secara produktif, dan mendapatkan hasil yang maksimal. Penyiangan dilakukan dengan melakukan pemangkasan untuk membentuk tajuk tanaman agar tanaman tidak saling berhimpitan. Hal ini untuk mendorong produksi
buah dan memudahkan pemanenan.

3) Pemupukan
      Pemupukan untuk 3 bulan setelah tanam adalah 25 kg pupuk kandang ayam dengan 50 gram NPK/pohon. Umur setahun 25 kg pupuk kandang dengan 150 gram NPK/pohon. Umur 2 tahun diberikan 50 kg pupuk kandang dan 500 gram NPK/pohon, dan umur 3 tahun keatas diberikan 75 kg pupuk kandang dengan 1 kg NPK/pohon. Untuk media tanam berupa pot atau tanaman buah dalam pot (tabulampot) pemupukan diberikan pada waktu umur tanaman 1 bulan diberi pupuk dasar berupa campuran urea, TSP atau SP dan KCL (2:1:1) sebanyak 20 gr atau 2 sendok makan per pohon (pot). Pupuk tersebut dibenamkan dalam pot.
      Setiap sebulan sekali dipupuk dengan pupuk nitrogen ZA sebanyak 10 gr dilarutkan dalam 10 liter air, larutan ini disiramkan pada tanaman belimbing dalam pot hingga tampak cukup basah. Pada tanaman belimbing yang sudah mulai berbunga dan berbuah diberi pupuk NPK sebanyak 25–50 gram/pohon
(pot)/tahun. Waku pemberian pupuk sebaiknya sebelum tanaman berbunga, setelah berbuah, dan seusai panen, sehingga tiap tahun minimal dilakukan pemupukan 3 kali masing-masing 1/3 dosis.

4) Pengairan dan Penyiraman
      Tanaman belimbing banyak membutuhkan air sepanjang hidupnya. Di daerah yang sepanjang tahun mendapatkan air tentu tidak masalah, namun di daerah yang kering tanaman perlu diberi pengairan dan disiram. Sebagai indikasi bila tanaman perlu disiram yaitu bila rumput-rumput yang tumbuh dibawah pohon
sudah mulai layu. Penyiraman dapat dilakukan dengan cara penggenangan (dileb) atau disiram sampai daerah sekitar tajuk tanaman basah. Meskipun selalu butuh air, tanaman ini kurang menyukai air tergenang, perlu diberi sarana drainase dan air segera dialirkan ke luar kebun agar tidak menggenang.

5) Waktu Penyemprotan Pestisida
      Sebagai pencegahan terhadap hama dan penyakit tanaman belimbing maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida. Waktu penyemprotan pestisida dilakukan 2 minggu sekali, misalnya dengan ‘Thamaron Super’ yang takarannya disesuaikan dengan dosis yang tertera pada kemasan.


HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
1) Lalat buah (Dacus pedestris)
      Lalat ini berwarna coklat kekuning-kuningan dengan dua garis membujur, pinggangnya ramping, bersayap seperti baju tidur yang strukturnya tipis dan transparan. Lalat betina meletakkan telur pada kulit buah, kemudian menetas menjadi larva. Larva inilah yang kemudian merusak daging buah belimbing hingga menyebabkan bususk dan berguguran. Pengendalian: dilakukan dengan cara pembungkusan buah pada stadium pentil (umur 1 bulan dari bunga mekar), mengumpulkan dan membakar sisa-sisa tanaman yang berserakan di bawah pohon, memasang sex pheromone seperti Methyl eugenol dalam botol aqua bekas.

2) Hama lain: kutu daun, semut ngangrang (Oecophylla smaragdina) dan kelelawar. Pengendalian : kutu daun dan semut dapat disemprot dengan insektisida yang mangkus seperti Matador 25 EC dll, sedangkan kelelawar harus dengan cara dihalau.


2. Penyakit
1) Bercak daun
      Penyebab: cendawan Cercospora averrhoae Fres. Gejala: terjadi bercak-becak klorotik berbentuk bulat dan kecil-kecil pada anak daun. Daun yang terserang berat menjadi kuning dan rontok, bahkan sampai gundul pada tanaman muda atau stadium bibit. Pengendalian: dengan cara memotong (amputasi) bagian tanaman yang sakit dan disemprot fungisida yang berbahan aktif Kaptafol, seperti Difolatan, dll.

2) Penyakit kapang jelaga
      Penyakit ini hidup sebagai saprofit pada madu yang dihasilkan oleh kutu-kutu putih. Gejala: permukaan daun tertutup oleh warna hitam, sehingga dapat mengganggu proses fotosintesis. Pengendalian : disemprot dengan fungisida yang mangkus, misalnya Dithane M45 pada konsentrasi yang dianjurkan.


PANEN
1. Ciri dan Umur Panen
      Umur panen (petik) buah belimbing sangat dipengaruhi oleh letak geografi penanaman, yaitu faktor lingkungan dan iklim. Di dataran rendah yang tipe iklimnya basah, umur petik buah belimbing sekitar 35–60 hari setelah pembungkusan buah atau 65–90 hari setelah bunga mekar. Ciri buah belimbing yang sudah saatnya dipanen adalah ukurannya besar (maksimal), telah matang dan warna buahnya berubah dari hijau menjadi putih atau kuning atau merah atau variasi warna lainnya. Hal ini tergantung dari varietas belimbing.

2. Cara Panen
      Cara panen buah belimbing dilakukan dengan cara memotong tangkainya. Pemetikan buah berlangsung secara kontinyu dengan memilih buah yang telah matang. Waktu panen yang paling baik adalah pagi hari, saat buah masih segar dan sebelum cuaca terlalu panas (terik). Buah belimbing yang baru dipetik segera
dimasukkan (ditampung) dalam suatu wadah secara hati-hati agar tidak memar atau rusak.

3. Periode Panen
      Periode panen buah belimbing, umumnya penen perdana pada umur 3-4 tahun setelah tanam. Pembungaan dan pembuahan belimbing dapat terus menerus sepanjang tahun, masa panen paling lebat (banyak) biasanya terjadi tiga kali dalam setahun.

4. Prakiraan Produksi
      Potensi hasil/produksi buah belimbing varietas unggul yang ditanam di kebun secara permanen dan dipelihara intensif dapat mencapai antara 150 – 300 buah/pohon/tahun. Bila jarak tanam 5 x 5 m dengan populasi per hektar antara 250 – 400 pohon dengan produktivitas 150–300 buah/pohon dan berat per buah rata-rata 160 gram, maka tingkat produksi per hektar mencapai 6 – 19 ton.


PASCAPANEN
      Seusai panen belimbing perlu penanganan pascapanen lebih lanjut, terutama bila jumlahnya melimpah (banyak). Tahapan penangan pascapanen buah belimbing adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan
      Kumpulkan buah belimbing di suatu tempat atau ruangan yang teduh.

2. Penyortiran dan Penggolongan
      Pilih buah bedasarkan tingkat kematangan dan ukuran yang seragam. Pisahkan (buang) buah yang rusak, cacat atau diserang hama dan penyakit. Bersihkan buah dari kotoran yang mungkin menempel dengan alat bantu kuat lembut (halus).

3. Penyimpanan
      Simpan buah belimbing dalam wadah dan ruangan (tempat) yang dingin untuk persediaan keluarga, atau simpan kotak karton berisi buah belimbing di ruangan pendingin bersuhu antara 5-20 derajat C.

4. Pengemasan dan Pengangkutan
1) Bungkus tiap buah atau beberapa buah dengan plastik regang atau kertas tissue atau polysterene net.

2) Masukkan buah belimbing ke dalam wadah (kontainer) berupa kotak karton yang bagian dasar dan dindingnya dialasi (dilapisi) busa. Tiap kotak karton berisi maksimal 3 lapis buah belimbing dengan posisi buah bagian pangkalnya berada di bawah. Buah belimbing yang sudah dikemas siap diangkut ke tempat
penjualan/penampungan.


SUMBER:
ayobertani.wordpress.com

###########
#########################
###########################################






Khasiat / Manfa'at Belimbing Manis
     Buah belimbing manis memiliki khasiat sebagai antipiretik dan ekspektoran, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi batuk pada anak-anak. Buahnya yang mengandung banyak vitamin C memiliki manfaat sebagai antiinflasi, analgesik, dan diuretik, sehingga baik untuk penyembuhan batuk, sariawan, sakit tenggorokan, mengatasi demam, hingga mengatasi masalah kencing manis, dan kolesterol.  Kandungan vitamin C-nya yang tinggi juga baik untuk dikonsumsi penderita penyakit kanker. Akar belimbing manis juga berkhasiat untuk menyembuhkan sakit kepala dan nyeri persendian. Sedangkan daunnya dapat digunakan untuk mengatasi radang lambung, radang kulit bernanah, dan bisul.

     Meski banyak memberi manfaat, bagi penderita penyakit ginjal harus berhati-hati dengan buah ini karena ia mengandung banyak asam oxalic yang berbahaya bagi mereka.


SUMBER:
khasiatbuah.com


Semoga Bermanfa'at

Artikel Terkait:

No comments: