Budidaya Belinjo / Melinjo


          Syarat Tumbuh
      Pohon melinjo tumbuh liar di hutan-hutan hujan, pada ketinggian sampai 1200 m dpl.; umum dijumpai di pinggiran sungai di Niugini. Lahan yang mengalami musim kering yang nyata tampaknya disenangi untuk pembudidayaan melinjo, barangkali karena panennya dapat sekaligus pada lingkungan yang demikian itu. Rupa-rupanya tidak ada persyaratan khusus mengenai kualitas tanah dan kedalamannya, tetapi diperlukan retensi kelembapan yang memadai, demikian juga air rembesan atau irigasi, untuk menjembatani musim kemarau. Pohon melinjo dianjurkan untuk program penghijauan wilayah.



         Pedoman Budidaya
      Pohon melinjo diperbanyak dengan benih atau cangkokan, juga dapat dilakukan perbanyakan dengan setek atau sambungan. Uncuk sejumlah kecil pohon semai yang tumbuh spontan di bawah-bawah pohon yang berbuah dapat dikumpulkan dan dipelihara di persemaian sampai cukup besar untuk ditanam di lapangan. Untuk memperoleh pohon dalam jumlah besar, buah-buah matang berukuran besar yang telah berjatuhan dari pohonnya, dikumpulkan. Kulit buahnya dibuang dan bijinya dikering-anginkan serta disimpan sampai cerkumpul dalam jumlah yang besar. Benih yang akan ditumbuhkan diprasemaikan (pre-germinated) dalam kotak yang diisi dengan beberapa lapis pasir yang letaknya berselang-seling dengan lapisan benih. Setelah 3 bulan disirami setiap hari, perkecambahan celah cukup maju, sehingga benih ini dapac dipindahkan ke persemaian sampai berkecambah, dan semai-semai itu dipelihara lebih lanjut, mula-mula di bawah naungan selama 6 bulan atau lebih, kemudian dipindahtanamkan ke lapangan pada awal musim hujan. Penggunaan cangkokan memiliki keuntungan, bahwa kita dapat memilih pohon induk cerbaik, juga tanaman mudanya dapat berbuah dalam 2-3 tahun secelah penanaman, dan hanya pohon betina (yang mampu menghasilkan biji) yang akan diperoleh. Keberhasilan pencangkokan bergantung kepada letak tempat pengirisan (cincturing): bagian atas dari cincin kulit luar yang akan dibuang harus berada di ujung buku yang membengkak. Tumbuhnya perakaran berlangsung 2 bulan atau lebih. Cangkokan itu harus dipelihara selama beberapa waktu setelah dipisahkan dari pohon induknya sebelum ditanam di lapangan. Cangkokan hendaknya dipangkas untuk menjadikan seimbang antara bagian atas dan perakarannya, dan dicumbuhkan dalam pot, serta disimpan di bawah naungan. Melinjo biasa dipelihara sebagai pohon pekarangan atau ditanam di batas-batas lahan, juga dijadikan kebun buah-campuran (seperci halnya dijumpai di sekitar Jakarta), dan bahkan sebagai tanaman monokultur (seperti dijumpai di dekat Batang, Jawa Tengah). Pohon melinjo ditanam dengan jarak 5 m, dan setelah tumbuh dengan baik praktis tidak memerlukan pemeliharaan, selain penyiangan sewaktu-waktu.



          Pemeliharaan
      Pohon melinjo dapat segera pulih dari pemangkasan yang dilakukan untuk membatasi tinggi pohon, dengan maksud untuk merangsang terjadinya pucuk secara serempak, yang akan dimanfaatkan sebagai sayuran, atau untuk memperbaiki bentuk pohon setelah berulang-ulang dipanen pucuknya. Belumlah jelas, sampai sejauh mana pemanenan pucuk mengganggu pembuahan. Perbungaan muncul dari pucuk muda, juga dari cabang-cabang yang lebih tua. Tidak dijumpai informasi mengenai penyerbukan dan pembentukan buah. Pohon melinjo dipanjat untuk dipetik buahnya: karena cabangnya mudah sekali patah, sehingga pemanjatan selalu menimbulkan risiko.


         Hama dan Penyakit
      Tak ada laporan mengenai hama dan penyakit, kecuali adanya penggerek dan semacam serangga pengisap yang dijumpai di kabupaten Batang, yang kadang-kadang menghancurkan panen. Pohon melinjo mungkin perlu dijaga dari serangan tikus dan bajing.


         Panen dan Pasca Panen
      Di Sumatra Barat tidak jelas adanya musim panen, dan pohon melinjo yang besar-besar dilaporkan menghasilkan 20.000-25.000 butir buah per tahun. Di Filipina, buah melinjo masak lebih awal, yaitu pada musim hujan (JuniJuli).


SUMBER:
ayobertani.wordpress.com

############
#######################
#####################################






Khasiat / Manfa'at Melinjo
     Melinjo ternyata sangat berkhasiat sebagai antioksidan. Tri Agus Siswoyo PhD, peneliti di Pusat Penelitian Biologi Molekuler, Universitas Jember, Jawa Timur menguji aktivitas antioksidan ekstrak akar, daun, biji dan batang melinjo untuk menangkal radikal bebas. Ternyata semua bagian tanaman itu bersifat antioksidan. Kemampuannya adalah:
     -Ekstrak akar : 37,27 mg VCEAC (Vitamin C Equivalent Antioxidant Capacity)
     -Ekstrak daun : 36,66 mg VCEAC
     -Ekstrak biji : 34,08 mg VCEAC
     -Ekstrak batang : 32,52 mg VCEAC

     Menurut Siswoyo, ekstrak melinjo mengandung 9-11% protein yang berpotensi sebagai antioksidan. Kandungan protein utama dalam melinjo berukuran 30 kilo dalton efektif mengusir radikal bebas. Radikal bebas adalah salah satu penyebab utama timbulnya kanker dan mempercepat proses penuaan.
Oleh karena itu, melinjo berpeluang sebagai sumber nutraseutikal-substansi yang bermanfaat bagi kesehatan, termasuk mencegah dan mengobati penyakit.

     Kesadaran akan khasiat melinjo ini ternyata sudah diketahui oleh sebagian besar masyarakat Jepang. Di Jepang, melinjo bahkan dibikin tepung untuk bahan baku aneka makanan seperti kue dan roti, tidak seperti di Indonesia yang terbatas hanya dibikin emping dan sebagai bahan untuk sayur. Bahkan sebagian masyarakat Jepang ada yang mempunyai kebiasaan mencampurkan tepung melinjo dalam minuman teh. Mereka ingin memperoleh khasiat melinjo saat menyeruput teh. Takarannya adalah setengah sendok teh. Menurut mereka penambahan tepung melinjo pada teh mereka membuat teh mereka menjadi kental dan nikmat. Selain itu, tepung melinjo di Jepang juga sering dibuat untuk saus salad.

     Masyarakat Jepang menyukai melinjo karena setelah diadakan uji khasiat stilbenoid dari biji melinjo yang dilakukan Yuji Tokunaga, di University of Fukui Jepang, melinjo dapat menangkal radikal bebas, menghambat aktivitas enzim lipase dan amilase serta sebagai antimikroba.

     Stilbenoid dari biji melinjo terbukti mampu menghambat kerja enzim lipase, sehingga berpotensi menekan penumpukan dan penyerapan lemak dalam tubuh. Stilbenoid dari biji melinjo juga dapat menghalangi aktivitas enzim amilase. Akibatnya, perombakan karbohidrat menjadi glukosa terhambat. Sehingga melinjo berpotensi sebagai pengontrol kadar gula darah bagi penderita diabetes. Sebagai antimikroba, ekstrak melinjo efektif membunuh mikroorganisme jahat.

     Penelitian Tokunaga memperlihatkan salad yang diberi ekstrak melinjo lebih awet ketimbang yang tidak diberi ekstrak melinjo. Karena pertumbuhan bakteri pada salad yang diberi ektrak melinjo jadi lebih sedikit. Penelitian itu dilakukan selama tiga hari. Hal itu mengindikasikan bahwa ekstrak melinjo dapat menekan pertumbuhan bakteri.


DAUN
     Beberapa literatur menyebutkan, secara empiris daun melinjo dapat mempermudah persalinan. Caranya adalah dengan mengambil beberapa lembar daun melinjo yang tidak terlalu tua tapi juga tidak terlalu muda, lalu daun itu dicuci dan diiris2, setelah itu dijemur hingga kering. Setelah kering seduh dengan air panas seperti membuat teh, lalu ramuan air daun melinjo itu diminum 2 kali sehari hingga kehamilan mencapai 8 bulan lebih.

     Kebiasaan menggunakan daun melinjo untuk mempermudah proses melahirkan ini sudah banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia, tapi belum ada penelitian khusus tentang hal ini. (Berbagai sumber).


SUMBER:

Semoga Bermanfa'at

Artikel Terkait:

No comments: